25| Pulang Bareng✨

204 20 0
                                    

"Jadi keinget masa kita dulu."

🐻🐻🐻

"Lis, pelan-pelan dong!" teriak Vina ketika tangannya terus saja ditarik oleh Lisa. Mendengar hal itu, membuat Lisa memberhentikan langkahnya dan juga melepaskan tangan sahabatnya itu.

"Laju amat lo jalan, capek nih gue," keluh Vina, sambil berusaha mengatur napasnya. Langkah kaki sahabatnya ini sungguh tidak sebanding dengan langkah kakinya yang kecil, hingga membuat dirinya pun sampai kewalahan.

Pandangan Lisa beralih ke arah Vina. "Vin, gue mau kasih tau lo sesuatu," ujarnya dengan sedikit ragu.

Vina mengerutkan keningnya. "Apaan?" tanyanya.

"Kak Reyhan barusan nembak gue."

Perkataan yang diucapkan oleh Lisa sukses membuat kedua bola mata Vina membesar seketika. Ia sungguh terkejut.

"Serius lo?!" tanya Vina yang juga masih menunjukkan ekspresi terkejutnya itu.

Lisa menganggukan kepalanya. "Tapi, gue tolak," jawabnya lirih.

"Loh, kenapa?"

Entah mengapa kali ini Vina jadi lebih sering bertanya. Namun percayalah, jika kalian berada di posisinya saat ini, mungkin kalian akan melakukan hal yang sama.

"Lo tau alasannya," tukas Lisa sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Karena Dino?" tanya Vina yang sudah yakin dengan jawaban yang akan diberikan oleh sahabatnya ini.

Lisa menganggukan kepalanya, "hati gue masih buat Dino, Vin. "

Tepat seperti dugaannya. Namun, kali ini Vina tidak dapat berbuat apa-apa. Ia tidak bisa memaksakan kehendak Lisa, jika sahabatnya ini memang masih memiliki perasaan kepda Dino. Mungkin, ia hanya bisa memberikan beberapa nasehat sekaligus menunggu hingga sahabatnya telah menyerah untuk menyimpan rasa sukanya itu. Kejam memang, tapi hanya itu yang dapat ia lakukan.

Cinta sesungguhnya memang dapat membuat orang menjadi gila. Bahkan karena cinta, seseorang rela merasakan sakit hati terus-menerus demi mendapatkan balasan dari perasaannya itu.

"Keputusan ada di tangan lo, lo yang berhak buat memilih. Tapi, gue cuma mau ngingetin kalau saat ini ada seseorang yang tulus sayang sama lo. Jangan sampai lo nyia-nyiain itu," ujar Vina mengingatkan. Kini, mereka mereka kembali melanjutkn perjalanan mereka menuju perpustakaan. Siapa sangka? Tepat pada belokan koridor, tak sengaja mereka bertemu dengan Dino dan Sarah.

"Lisa?" tanya Dino dengan wajah terkejut. Ia segera melangkahkan kakinya untuk lebih dekat dengan sahabatnya. "Kamu gak apa-apa?"

Lisa memasang wajah penuh kebingungan. "Aku gak apa-apa, emang kenapa?"

"Aku denger kalau kamu ketumpahan kuah bakso, emang benar?" tanya Dino lagi. Kedua tangannya kini terangkat untuk memegang bahu Lisa.

"Bener, tapi bukan aku yang kena, tapi Kak Reyhan karena dia yang nolongin aku," tukas Lisa.

Dini menghembuskan nafasnya panjang. "Syukurlah kamu gak apa-apa, aku khawatir banget," ujarnya yang merasa lega.

Lisa tersenyum ke arah Dino. "Aku gak apa-apa, Din. Gak usah khawatir," jelasnya. Tangannya kini bergerak untuk melepaskan pegangan tangan Dino pada kedua bahunya. Ia sungguh tak enak kepads Sarah yang tengah memperhatikan di belakang Dino.

Lo udah punya pacar, tapi masih peduli sama gue. Jangan buat gue berharap dong, Din, batin Lisa yang merasa sedih.

"Lo kemana aja sih? Kok lo gak jenguk Lisa di UKS?" tanya Vina dengan nada kesal kepada Dino.

Aku Sahabatmu(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang