21| Pasar Malam✨

245 28 0
                                    

"Gue seneng kok lihat lo bahagia, apalagi kebahagiaan itu berasal dari gue"

🐻🐻🐻


Saat ini terlihat seorang cowok yang tengah duduk dengan santai di motornya dengan kedua tangan yang begitu sibuk mengotak-atik ponselnya. Sudah lebih dari sepuluh menit sejak bel berbunyi. Namun belum ada tanda-tanda darinya untuk segera pulang. Ia masih tetap setia berada di sana, dengan aktivitasnya itu.

"Rey, lo gak balik?" tanya farel sambil menepuk bahu cowok tersebut. Seseorang itu adalah Reyhan.

"Gue lagi nunggu seseorang," ujar Reyhan tanpa mengalihkan pandangannya. Masih saja begitu sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya.

"Siapa?" tanyanya lagi.

"Kepo lo."

"Oh ... gue tau, pasti adek kelas itu ya? Menurut gue sih lumayan cantik lah." Memdengar penuturan dari Farel, sontak membuat Reyhan langsung menghentikan aktivitasnya. Pandangannya kini mulai menatap tajam ke arah Farel.

"Kalem, Bro ... gue gak suka kok sama dia, gue udah punya Dinda," ujar Farel dengan menyengir lebar. Tak lupa kedua tangannya yang terangkat ke atas.

"Awas aja lo!"

"Gue mah setia. Lo harus inget, kalau seorang Farel Ferdinand Haidar gak akan pernah nikung sahabatnya," ucap Farel dengan nada meyakinkan. Tangannya terangkat untuk menepuk-nepuk dadanya dengan bangga.

"Terserah."

"Gue cabut dulu, jangan lupa latihan," ujar Farel memperingatkan, yang langsung direspon anggukan oleh Reyhan.

Setelah itu, Farel pun berlalu pergi dengan menaiki mobilnya. Sebenarnya Reyhan juga memiliki mobil, namun ia lebih suka untuk mengendarai motor ke sekolah. Karena menurutnya akan lebih cepat dibandingkan dengan mobil yang pastinya akan terjebak macet.

"Kok Lisa belum keluar?" tanya Reyhan yang bermonolog sendiri. Pandangannya kini beralih pada jam yang tengah melingkar manis di tangan kirinya. Sudah begitu lama, mengapa cewek itu masih belum juga menunjukkan batang hidungnya? Karena takut terjadi apa-apa pada adik kelasnya itu, akhirnya ia pun memutuskan untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah dan mencarinya di setiap kelas-kelas yang ada.

Hingga akhirnya Reyhan berhasil menemukan keberadaan Lisa. Kedua kakinya refleks mempercepat langkahnya ketika ia melihat kondisi Lisa yang hampir terjatuh. Kedua tangannya segera terangkat untuk menangkap tubuh mungil cewek itu yang tidak lama lagi akan mencium kerasnya lantai. Cukup lama mereka dalam posisi absurd ini, hingga kesadaran mereka telah kembali dan membuat keduanya menjadi canggung antara satu sama lain.

"K-kak Reyhan?"

"Kok lama sih? Dan, kenapa tadi bisa sampai jatuh?" tanya Reyhan dengan wajah penuh khawatir.

"Maaf, Kak. Tadi gue lagi lari dan gak tau kalau tali sepatu gue lepas, terus kesandung deh," ujar Lisa sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia sungguh malu karena telah menunjukkan sifat cerobohnya ini di depan kakak kelasnya.

Reyhan yang mendengar penjelasan dari Lisa pun langsung melihat ke arah bawah. Dan benar saja, ia melihat salah satu tali sepatu cewek yang ada di hadapannya ini belum terikat sepenuhnya. Tubuhnya kini beralih posisi menjadi jongkok. Kedua tangannya bergerak untuk mengikat tali sepatu cewek itu yang terlepas.

"Makanya, lain kali itu hati-hati. Jangan ceroboh! Hal sekecil ini itu bisa berakibat buruk," ujar Reyhan dengan nada lembut. Ia kembali berdiri dan memperlihatkan senyum menawannya, "mengerti?"

Aku Sahabatmu(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang