"Hai sayang!" sapa Reyhan semangat dan tak lupa memberikan senyuman termanisnya.
"Juga," jawab Lisa lemas.
"Kamu kenapa? Kok lemas gitu?"
"Aku bosan Kak, pengen jalan-jalan."
"Kamu kan masih sakit."
"Tapi aku bosan, Kak!" rengek Lisa seperti anak kecil.
"Yaudah, aku coba nanya ke dokter dulu." Reyhan hendak beranjak pergi, namun di tahan oleh Lisa.
"Gak usah, kita langsung pergi aja."
"Entar kalau ketahuan gimana?"
Bukannya menjawab, Lisa justru menunjukkan senyuman kemenangan.
.
.
.
.
Disinilah mereka berada. Di sebuah pasar malam yang pernah mereka kunjungi dulu.
"Akhirnya aku bebas!" teriak Lisa.
"Kamu kok bisa kepikiran itu sih?" tanya Reyhan.
"Bisa lah... Aku kan pintar," ucap Lisa bangga.
Jadi cara mereka keluar dari rumah sakit itu ialah dengan cara menyamar. Dengan Lisa yang mengenakan jaket Reyhan untuk mengelabui petugas rumah sakit. Mereka menyamar sebagai seseorang yang baru saja datang untuk menjenguk salah seorang pasien di rumah sakit itu.
"Kamu itu ya... Kalau sampai Papa kamu tau, bisa habis aku."
"Gak bakal ketahuan kok Kak, kan bentar doang."
"Yaudah deh, sekarang kamu mau main apa?"
"Aku mau main itu!" seru Lisa sambil menarik tangan Reyhan. Dengan semangat yang membara, Lisa memainkan beberapa permainan yang tersedia. Sungguh ia merasa sangat bahagia sekarang. Sama seperti beberapa waktu lalu, mereka mengakhirinya dengan menaiki bianglalai.
"Kak, makasih ya udah bawa aku kesini. Aku seneng banget!"
"Iya, aku juga ikut seneng."
"Kak, misalkan operasi besok-"
"Sstt! Kamu gak usah berpikir macam-macam, kita harus yakin bahwa semuanya akan berjalan lancar. Aku bakalan selalu doain kamu," ucap Reyhan yang mencoba menyemangati. Sementara Lisa yang mendengar perkataan Reyhan tak mampu menahan air matanya dan langsung memeluknya.
"Makasih Kak, kakak selalu ada di samping aku, selalu nyemangati aku dan juga selalu buat aku bahagia. Aku sayang Kakak."
"Aku juga sayang kamu, sayaaang bangett," ucap Reyhan yang mengeratkan pelukannya.
Gue gak tau apa yang akan terjadi besok. Gue harap gue masih bisa bertemu sama orang-orang yang gue sayang, batin Lisa.
Kemudian mereka melepaskan pelukannya dan saling menatap untuk beberapa menit.
"Kita pulang yuk! Aku takut orang tua kamu khawatir."
"Yuk!"
Sesampainya di ruangan, Lisa dan Reyhan langsung disuguhkan dengan pemandangan orang-orang yang tengah Khawatir.
"Ma?"
Panggilan itu membuat semua orang menoleh ke arah mereka berdua. Nia yang mendengar suara itu berasal dari anaknya langsung berlari dan memeluknya.
"Sayang, kamu kemana aja? Mama khawatir," tanya Nia dengan raut wajah cemas.
"Lisa habis jalan-jalan di sekitar sini kok," jawab Lisa berbohong. Tidak mungkin jika dirinya mengatakan yang sesungguhnya, itu hanya akan menambah masalah.
"Syukurlah, Mama kira kamu kabur."
"Enggak lah, Ma. Mama bisa aja deh."
"Maaf tante, tadi Reyhan yang ngajak Lisa keluar. Reyhan mau minta maaf karena gak izin dulu," ucap Reyhan setelah lama berdiam diri.
"Gak pa-pa kok, Nak. Tante yakin kalau Lisa akan aman jika sama kamu," ucap Nia tersenyum.
Reyhan merasakan suasana yang berbeda di sebelah kirinya. Ketika ia menoleh, pandangan langsung tertuju pada tatapan Gilang yang tajam. Seketika Reyhan merasakan bulu kuduknya terangkat ketika melihat tatapan tajam Gilang.
Tatapan itu seolah mengisyaratkan bahwa kalau sampai Lisa kenapa-kenapa, dia akan merasakan akibatnya. Reyhan hanya memberikan senyuman terpaksa kepada Gilang dan dijawab dengan anggukan kepala.
Hadehh... Betul-betul gak selamat gue, batin Reyhan.
Tbc.
Tetap setia ya sama cerita inii..❤❤
Vote dan coment, jgn lupa😗Salam
Putriyxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sahabatmu(Tahap Revisi)
Teen Fiction(COMPLETE) "Aku suka sama kamu!" "Cinta sama kamu!" "Tapi, kalau kamu cuma anggap aku sahabat, aku bisa apa?" Lisa tau jika ia tak seharusnya jatuh cinta kepada sahabat masa kecilnya. Namun, jangan salahkan dirinya yang tak mampu mengontrol perasaan...