"Lo belum pulang?"
"Kak reyhan, ngapain disini?" tanya Lisa terkejut ketika mengetahui bahwa suara itu adalah suara Reyhan. Kini cowok itu tengah berada di belakangnya dengan posisi masih menaiki motornya.
"Malah balik nanya, jawab dulu pertanyaan gue," ucap Reyhan.
"Saya lagi nungguin taksi, daritadi gak ada yang lewat-lewat."
"Yaudah, bareng gue aja," ucap Reyhan segera. Ia mengambil helm yang berada di belakang motornya dan memberikannya kepada Lisa.
"Gak usah—"
"Gak ada penolakan! Ini udah sore, kalau lo kenapa-napa gimana?" potong reyhan cepat.
Lisa memperhatikan sekelilingnya. Sungguh sepi, tidak ada orang yang terlihat berlalu lalang di sini. Bahkan langit yang mulai gelap semakin bertambah gelap dengan kumpulan awan abu-abu yang memenuhinya. Tidak mungkin jika ia menolak tawaran Reyhan. Ia tidak mau berada disini sendiri.
"Dengar! Semua yang ada di dunia ini terbagi menjadi dua. Seperti halnya manusia, ada yang baik dan ada yang jahat. Lo beruntung bisa bertemu sama orang baik seperti gue. Mungkin kalau lo nolak tawaran gue, bisa jadi lo bakalan ketemu sama orang jenis kedua," jelas Reyhan sambil memakaikan Lisa helm. Tak lupa ia memasangkan pengaitnya demi keselamatan.
"Buruan naik!" Seakan patuh, Lisa langsung menaiki motor Reyhan dan duduk dengan tenang di boncengannya.
Dalam perjalanan, tidak ada pembicaraan apapun yang terjadi. Reyhan memilih untuk fokus dalam berkendara, sedangkan Lisa masih berpikir mengenai perkataan Reyhan kepadanya barusan. Hingga suara motor yang berhenti membuat Lisa tersadar dari lamunannya.
"Kok berhenti disini?" tanya Lisa ketika Reyhan memberhentikan motornya tepat di depan penjual roti bakar yang ada di pinggir jalan.
"Kita makan dulu. Gue yakin lo pasti lagi lapar," ucap Reyhan santai, kemudian melanglah memasuki toko tersebut. Sementara Lisa hanya bisa mengikuti Reyhan di belakangnya. Mereka memilih salah satu tempat duduk yang masih kosong dan tak lama kemudian ada seorang pelayan yang datang menghampiri mereka.
"Hey, Rey! Udah lama lo gak kesini, gue kira lo udah lupa sama gue," sapa pelayan tersebut yang terlihat sangat akrab dengan Reyhan.
"Mana mungkin gue lupa sama pembuat roti bakar terenak di kota ini," cengir Reyhan kepada sang pelayan tersebut. Lisa hanya bisa memperhatikan interaksi keduanya dengan wajah penuh kebingungan.
"Bisa aja lo, Rey!" Kini pandangannya beralih kepada seorang cewek yang berada di sebelah Reyhan. "Ini pacar lo? Cantik juga," tanya pelayan itu lagi sambil melihat ke arah Lisa.
"Bukan, dia adek kelas gue. Namanya Lisa. Lis, ini Daren teman SMP gue," ucap Reyhan yang saling memperkenalkan keduanya.
"Daren."
"Lisa."
"Pada mau pesan apa nih?"
"Seperti biasa. Lo mau pesan apa?" tanya Reyhan kepada Lisa.
"Samain aja, Kak."
"Yaudah samain aja kayak gue, terus minumnya es teh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sahabatmu(Tahap Revisi)
Fiksi Remaja(COMPLETE) "Aku suka sama kamu!" "Cinta sama kamu!" "Tapi, kalau kamu cuma anggap aku sahabat, aku bisa apa?" Lisa tau jika ia tak seharusnya jatuh cinta kepada sahabat masa kecilnya. Namun, jangan salahkan dirinya yang tak mampu mengontrol perasaan...