"Apapun yang lo beliin, gue pasti suka"
🐻🐻🐻
Kini, Lisa tengah bersiap-siap untuk menjenguk Reyhan. Setelah mengoleskan bedak dan juga liptint, ia mengambil tas selempangnya dan segera turun ke bawah. Namun, baru beberapa langkah ia berjalan tiba-tiba saja kepalanya mendadak pusing, hingga ia harus berpegangan pada meja kamarnya.
Lisa merasakan ada sesuatu yang keluar melalui hidungnya dan ia terkejut saat melihat cairan berwarna merah yang keluar dari sana. Dengan cepat tangannya bergerak untuk mengambil tissue dan segera membersihkan hidungnya. Lisa tak begitu memikirkannya, mungkin saja ini efek karena dirinya yang terlalu kelelahan. Setelah selesai, ia kembali melangkahkan kakinya yang sempat terhenti tadi.
Di depan teras rumahnya, Lisa sedang menunggu kehadiran Vina yang akan ikut menemaninya untuk menjenguk Reyhan. Sembari menunggu sahabatnya itu, tangannya bergerak untuk mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Namun, ia kembali menghapus tulisan yang baru saja ia ketik itu.
"Gue harus ngetik apa?" tanya Lisa pada dirinya sendiri. Ujung ponselnya kini ia ketuk-ketukkan pada ujung dagunya sambil berpikir untuk mengetikkan sesuatu yang pas.
Lisa menghentikkan aktivitasnya itu dan mencoba untuk mulai mengetik lagi. "Bilang 'hai' dulu kali ya, biar gak kaku," ujarnya lagi, bersamaan dengan tangannya yang bergerak pada layar ponselnya.
Hai kak:) |
|Tumben, chat gue
Kangen ya?Enggak |
| Lah terus kenapa?
Gue mnta alamat rumahnya kak |
reyhan dong:)|Buat apaan?
Kepo banget sih kak! Kirim aja buruan!|
| Jln Komplek Indah no.13
| Noh, galak amatMksi |
| Kek gak ikhlas banget ucapnya
Read."Huh! Kesal juga gue lama-lama," ujar Lisa sambil meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas dengan kasar. Pandangannya kini beralih ke arah jalanan depan rumahnya. Sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda kemunculan sahabatnya.
Hingga tak lama kemudian, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumahnya. Tanpa banyak berpikir, Lisa segera melangkahkan kakinya untuk mendekat. Ia sudah yakin bahwa mobil itu adalah milik Vina.
"Udah lama nunggu?" tanya Vina, ketika Lisa telah sepenuhnya masuk ke dalam mobilnya. Pandangannya terus mengarah kepada jalan raya yang sedang mereka lalui.
Lisa tersenyum. "Lumayan lah, lumayan lama," ujarnya sarkas.
"Hehe ... sorry. Gue tadi disuruh anterin Nyokap ke rumah temannya dulu. Eh, gak taunya ni ya, sampai di sana gue diajak ngobrol. Ya udah gue tanggepin aja. Terus, gue baru ingat kalau ada janji sama lo, makanya gue izin sama Nyokap dulu. Butuh perjuangan sih dan akhirnya gue diizinin," jelas Vina panjang lebar.
Lisa memandang ke arah Vina dengan serius. "Oh,"ujarnya dengan singkat.
"Iss, lo mah! Gue ceritanya udah pake hati juga, eh lo jawabnya gak pake hati," tukas Vina dengan nada sarkasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sahabatmu(Tahap Revisi)
Teen Fiction(COMPLETE) "Aku suka sama kamu!" "Cinta sama kamu!" "Tapi, kalau kamu cuma anggap aku sahabat, aku bisa apa?" Lisa tau jika ia tak seharusnya jatuh cinta kepada sahabat masa kecilnya. Namun, jangan salahkan dirinya yang tak mampu mengontrol perasaan...