Masa kuliah, menurut kami adalah masa yang paling mengesankan. Meski kami harus melaluinya dengan rintangan-rintangan yang kadang tak terduga. Tapi kami sangat mensyukurinya. Pembelajaran sulit, persahabatan dan bahkan secuil pahitnya hidup, pernah kami rasakan.
Mereka bilang lulus kuliah adalah permulaan. Dan aku percaya, di depan kami terbentang masa depan yang penuh misteri. Seperti labirin yang berkelok-kelok dan menipu. Meski aku memilih untuk membayangkan pusat labirinnya bisa saja lebih dari satu dan setiap ujung buntunya adalah pengalaman berharga, bukan troll berkapak.
Ketika saudaraku bilang aku suka menunda dan tidak seserius dia, aku mengakuinya. Itulah salah satu alasan kenapa aku membutuhkan waktu untuk mengerjakan tugas akhir selama 1 tahun 4 bulan 1 minggu dan 5 hari (padahal aku bahkan tidak membuat semacam prototype rumit). Dan menghabiskan waktu untuk menunggu wisuda dalam waktu 4 bulan 1 minggu dan 5 hari tanpa melakukan apapun.
Aku dulu memiliki cita-cita untuk keliling dunia, menjadi menteri perindustrian atau menteri yang berhubungan dengan UKM, dan masuk guinnes book of record tak peduli di bidang manapun. Sekarang aku sadar kalau aku tak akan pernah menjadi salah satu dari itu bila aku masih saja menunda. Seperti yang dikatakan Yos, bumi akan terus berotasi dan ber-revolusi tanpa menunggu kita melakukan sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nagisa's Story: Don't Curse at Me, Please!
Ficción GeneralSeberapa banyak "sebentar" yang kita lontarkan dalam sehari? Seberapa banyak "nanti" yang telah membuat kita menunda keputusan penting dalam hidup kita? Berapa sebenarnya akumulasi dari "sebentar" dan "nanti" yang sudah kita lewatkan seumur hidup ki...