Setelah perdebatan sengit tentang dimana mereka akan latihan, akhirnya Arana berakhir di ruang tamu rumahnya menunggu kedatangan Arka. Cewek berlesung pipi itu menunggu Arka sambil membaca novelnya.
Ting... Tong...
Baru saja Arana membaca judul novel itu, suara bel menghentikan kegiatannya. Dengan langkah gontai Arana berjalan menuju pintu, membukakannya untuk manusia setengah alien bernama Arka Putra Pramudika itu.
"Hai Ara," sapa Arka ketika Arana membukakan pintu.
"Masuk. Ikut gue." Arana langsung berbalik meninggalkan Arka yang masih berdiri di depan pintu. Cowok itu lalu mengikuti langkah Arana.
"Siapa yang datang, Ra?" muncul Vino, papa Arana dari arah ruang keluarga. Tatapannya menajam ketika melihat kehadiran Arka di belakang Arana.
"Siapa dia?"
"Kenalin saya Arka, Om," kata Arka memperkenalkan dirinya. Dia sedikit takut dengan Vino.
"Dia ngapain kesini, Ra?" tanya Vino mengalihkan pandangannya kearah Arana.
"Aku disuruh ajarin dia main gitar, Pa."
Pandangannya kembali menajam ketika melihat kearah Arka.
"Ya udah." Vino lalu berjalan menuju ruang kerjanya, begitu juga dengan Arana dan Arka yang juga lanjut berjalan menuju ruang latihan mereka.
Sesampainya di ruang latihan, Arka terus-menerus memuji ruang musik milik Arana.
"Serius ini ruang musik pribadi lo? Keren banget," puji Arka dengan mata yang berbinar.
"B aja," sahut Arana dengan nada datar andalannya.
"Berasa ngomong sama es batu masa."
Arana tidak memperdulikan perkataan Arka, cewek itu lalu mengambil salah satu gitar miliknya dan mulai memetiknya.
"Ambil gitar terus ikutin gue," titah Arana pada Arka.
"Ayey captain," kata Arka penuh semangat.
***
Setelah latihan yang penuh dengan emosi akibat kelakuan ajaib Arka, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak. Arka dengan santainya meminum sirup yang dibawakan Arana, sedangkan cewek itu menuju ke piano miliknya dan mulai menekan tuts piano itu dengan jari-jarinya.
Menatapmu tak lagi mampu
Kau telah menyatu dalam hidupku
Ku telah menunggu di batas waktu
Kau akan pergi tinggalkan diriku
Aku tak percaya semua ini nyata
Kepergianmu untuk selama-lamanya
Ku ingin lebih lama kau ada di dunia
Tapi semua itu tak mungkin adanya
Cintamu abadi selama hidupku
Permintaanku hanya satu
Habiskan waktu terakhirmu
Bersama ku selalu menunggu di batas waktu
Arana menutup matanya bersamaan dengan jari-jarjnya yang berhenti menekan tuts-tuts piano itu. Arka yang melihat kelakuan Arana menatap cewek itu bingung.
"Lo kenapa? Galau? Diputusin pacar?" tanya Arka tidak mengerti suasana.
"Lima."
"Apaan lima? Jangan ambigu deh."
"Keinginan gue yang kelima, berguna bagi orang lain."
"Lo punya daftar keinginan?"
Arana hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Arka. Matanya terpaku pada piano yang ada di hadapannya sekarang.
"Apa keinginan lo yang pertama?"
"Gue bakalan kasih tau lo, tapi setelah itu lo harus rela mati muda."
"Nggak jadi. Nggak usah kasih tahu. Gue masih jomblo, nggak mau mati muda." Kata Arka bergidik ngeri, kedua tangannya tersilang di depan dadanya.
Arana terkekeh pelan melihat tingkah Arka.
"Baru tahu gue kalau es batu bisa ketawa." Sindir Arka. Mendengar sindiran Arka membuat Arana kembali memasang tampang datarnya.
"Oke. Karena gue udah berhasil buat lo ketawa, lo harus kasih tahu apa keinginan kedua sampai keempat lo." Arka menatap kedua mata Arana lekat. Sekarang Arka benar-benar perasaan dengan Arana, cewek yang katanya misterius se-SMA Nusa Bangsa.
"Keempat gue pengen punya teman, ketiga gue pengen tampil main piano di depan banyak orang, kedua gue pengen punya pacar yang terima gue apa adanya," jawab Arana.
"Cuma itu?" Arka menaikkan sebelah alisnya. Arana memasukkan ketiga hal itu dalam daftar keinginannya?
Arana diam tidak menjawab pertanyaan Arka.
"Lo bisa kapan saja lakuin semua itu, Ra. Kenapa harus lo masukin ke dalam daftar keinginan lo?"
Arana masih tetap diam. Dia menatap Arka lama, kemudian menghembuskan nafasnya perlahan.
"Tidak semua yang lo lihat adalah kenyataan. Bisa saja yang lo lihat itu sebuah fatamorgana yang diciptakan orang lain."
"Maksud lo?" Tanya Arka semakin bingung.
Dan sekali lagi Arana tidak menjawab pertanyaan Arka, membiarkan Arka terjebak dalam pemikirannya sendiri
-----Arka-----
Song:
* Isyana Sarasvati - Di batas waktu
Haii aku balik lagi:)
Maaf kalau chapter ini sangat-sangat pendek. Aku nggak mau buat cerita yang terlalu panjang, yang penting inti pikiranku udah tersampaikan itu udah cukup jadi mohon pengertiannya❤️❤️
Dan juga tolong tinggalkan jejak kalian dengan memberikan vote dan juga kritsar. Jangan jadi silent readers😭😭
Happy reading💕
KAMU SEDANG MEMBACA
SS (1) - Arkarana
Teen Fiction(Cover by @pujina) Sweet Series 1: Arana Putri Pramudipta. Mempunyai kepribadian yang tertutup dan hati sedingin es membuatnya harus melewati masa putih abu-abu sendirian. Hanya gitar dan piano yang dianggapnya sebagai teman. Hingga suatu hari Arana...