Arkarana 5 || Hati yang beku

12.1K 1K 47
                                    

Di dalam kamar bercat biru itu, tampak Arka yang masih tertidur pulas. Bahkan bunyi alarm tidak membuatnya bangun dari tidurnya yang lelap itu. Tapi, matanya langsung terbuka ketika mendengar suara pesan masuk dari benda pipih berwarna silver yang berada di sampingnya. Dengan cepat Arka membuka pesan itu.

Deni Pratama: Oi kecebong, jalan yuk.

Arka membuang handphone-nya asal. Dia mengira itu pesan dari Arana, Arka jadi menyesal sudah melihatnya. Cowok itu kemudian mengambil handphone-nya kembali dan membalas pesan dari sahabatnya itu.

Arka Pramudika: G. Mls.

Deni Pratama: Gue traktir makan.

Melihat balasan dari Deni yang katanya akan mentraktirnya makan membuat Arka langsung melebarkan senyumnya. Walaupun berasa dari keluarga yang kaya, moto Arka tetap sama. Segala sesuatu yang gratis itu enak.

Cowok itu langsung turun dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Handphone-nya berbunyi lagi, membuat Arka mengurungkan niatnya untuk mandi dan kembali mengecek handphone-nya. Matanya melebar melihat pesan dari Arana.

Arana Pramudipta: .

Arka Pramudika: Pagi Arana. Itu titik kecil yang lucu maksudnya apa ya? Arka yang ganteng ini nggak tahu kode morse soalnya.

Arana Pramudipta: Lo sibuk g?

Arka Pramudika: Nggak kok. Arana mau ngajak Arka jalan ya?😆

Arana Pramudipta: G. Mau minta tolong.

Arka Pramudika: Minta tolong apa? Arka akan berusah kabulin semua permintaan Arana.

Arana Pramudipta: Anterin gue.

Arka Pramudika: Anterin kemana? Ke hati abang mau?

Arana Pramudipta: G. Jijay. Cukup anterin gue, g lama.

Arka Pramudika: Ayey captain. Tapi setelah itu lo temenin gue jalan ya😁

Arana Pramudipta: Y.

Setelah membalas pesan Arana, Arka langsung melakukan ritual paginya, tidak ingin membuat Arana menunggu lama.

***

"Gue kok iyain ajakan Arka, sih?!" Kini Arana menyesali keputusannya karena sudah meminta tolong dan menyetujui ajakan Arka tadi.

Seharusnya pagi ini Arana dan Vino ziarah ke makam Tania, istri Vino dan juga mama dari Arana. Tapi, Vino tiba-tiba mendapatkan telfon yang mengharuskan dia berangkat ke Bandung hari ini juga. Vino jugalah yang menyuruh Arana untuk meminta tolong pada Arka, Vino tahu putrinya itu tidak mempunyai teman selain Arka.

Dan sekali lagi Arana menunggu kedatangan Arka di ruang tamu rumahnya. Tangannya menggenggam erat buket bunga lily putih, bunga kesukaannya. Air matanya mulai tergenang lagi, tapi Arana langsung menghapusnya bersamaan dengan bel rumahnya yang berbunyi.

"Hai Ara-" Arana melewati Arka begitu saja tanpa memperdulikan sapaan dari cowok itu.

"Hatinya yang beku kapan mencair sih," gerutu Arka sambil menuju ke mobilnya, sedangkan Arana sudah duduk dengan tenang di dalam mobil itu.

SS (1) - ArkaranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang