Arkarana 28 || Pertemuan

7.6K 596 41
                                    

Don't touch my man,
Don't worry about him.
He is mine,
and I'm crazy enough to kill you

***

Angin membelai lembut wajah cowok itu, membuatnya sedikit melupakan masalah yang sedari kemarin dipikirkannya. Suara James Arthur yang menyanyikan lagu Say You Won't Let Go menemaninya menunggu seseorang di belakang sekolah.

Pada saat seperti ini, berbagai kenangan mulai terputar di kepala Arka. Mulai dari masa kecilnya yang bahagia, saat melihat orang yang dikaguminya berkhianat, hingga saat dia bertemu dengan Arana.

Cowok itu tersenyum. Dia tidak pernah menyangka Arana dapat membawa warna baru dalam kehidupannya. Arana yang cenderung tidak peduli dengan sekitarnya, diam-diam menyimpan sesuatu yang membuat Arka merasa nyaman saat berada di dekatnya.

"ARKA!" seru Riko, wajahnya terlihat panik ketika menghampiri Arka. Arka melepaskan salah satu earphone yang menyumpal telinganya dengan pandangan bertanya.

"Pacar lo! Dia di-bully fans lo!"

Arka membulatkan matanya. "Di mana?"

"Di kantin. Mereka numpahin es jeruk ke seragamnya."

Mendengar jawaban Riko, Arka langsung bangkit dan berlari ke tempat Arana. Rahangnya mengeras. Dia tidak akan memaafkan orang yang sudah berani mengganggu pacarnya.

Sesampainya di kantin, Arka semakin merasa kesal. Semua orang di sana hanya melihat Arana tanpa berniat membantunya. Dilihatnya Sheila yang sedang sibuk beradu mulut dengan tiga cewek yang sepertinya mengganggu Arana, sedangkan Deni tampak sibuk menengahi mereka.

Arka langsung menerobos kerumunan, menghampiri Arana yang terdiam. Pacarnya itu tampak berantakan. Rambutnya lepek, sedangkan seragamnya basah karena disiram es jeruk.

"Pakai ini," ucap Arka sambil menutup seragam Arana yang basah dengan seragam miliknya. Badannya yang cukup terbentuk terlihat dari baju kaus putih yang dipakainya, membuat cewek-cewek memekik tertahan.

"Kegatelan banget jadi cewek!" seru seorang cewek yang ikut mengganggu Arana. Arka yang mendengar hal itu langsung berbalik menghadap ketika cewek itu.

"Kenapa?" tanya Arka mencoba menekan emosinya.

"Dia itu nggak pantes sama kamu, Ka. Dia hanya mau naikin popularitasnya aja," jawab seorang cewek yang Arka ketahui bernama Tyara.

"Nggak pantes?" tanya Arka seraya mendekati mereka. "Terus menurut lo semua siapa yang pantas buat gue?"

"Tyara lebih pantes buat lo, Ka," seru salah satu teman Tyara. Tyara semakin melebarkan senyumnya mendengar hal itu.

Sheila semakin meradang mendengarnya. Tangannya sudah akan mendarat di pipi Tyara kalau saja Deni tidak menghentikannya. "JANGAN KEBANYAKAN BER—"

"Cukup, Shei." Arka memotong ucapan Sheila. Dia menatap lekat ketika cewek itu, bibirnya tersenyum mengejek. "Jadi menurut kalian bertiga Tyara yang pantes? Tapi sayangnya menurut gue dia nggak pantes sama sekali. Selamat, kalian bertiga lulus menjadi cabe murahan."

Setelah mengucapkan hal itu, Arka langsung meninggalkan kantin bersama Arana bersamaan dengan kedatangan Pak Sodi.

***

Arka menatap Arana yang masih terdiam dengan pandangan yang sulit diartikan. Tangan kanannya bergerak membelai lambut Arana yang lepek.

"Aku anterin pulang, ya?" tanya Arka lembut.

SS (1) - ArkaranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang