Pagi itu berjalan seperti biasanya bagi Arana hingga kehadiran Arka yang tiba-tiba. Cowok itu mendadak datang ke rumahnya dan mengajaknya berangkat bersama, bahkan memutuskan mulai hari ini dialah yang akan menjemput Arana setiap pagi.
Setelah berpamitan dengan Vino yang sebelumnya memberikan beberapa nasehat yang lebih kearah ancaman untuk menjaga Arana baik-baik, kini Arka dan Arana berada di tengah-tengah kemacetan kota Jakarta.
Arana sedikit mengeratkan pegangannya pada pinggang Arka, tubuhnya yang terbalut baju sekolah dan juga jaket milik Arka semakin di dekatkan dengan tubuh Arka karena cowok itu menaikan kecepatan motornya.
"Pegangan, gue nggak mau lo jatuh. Gue lebih milih diceramahi papa lo berjam-jam daripada lihat lo terluka sedikit saja," kata Arka membuat rona merah menghiasi kedua pipi Arana.
Suara Phil Collins mengiringi perasaan Arana yang kembali menghangat karena perkataan Arka, membuat harapan di hatinya semakin membesar.
Come stop your crying, it will be alright
Just take my hand, hold it tight
I will protect you from all around you
I will be here, don't you cry
For one so small, you seem so strong
My arms will hold you, keep you safe and warm
This bond between us can't be broken
Don't you cry
Pipi Arana semakin merona. Kenapa lagu yang dia dengarkan selalu pas dengan situasi yang dia rasakan saat bersama Arka?
"Ara?" Merasa tidak mendapat respon apapun dari Arana membuat Arka merasa harus memastikan kalau cewek itu masih bernafas dengan tenang di jok belakang motornya.
"Hm." Entah kenapa, walaupun cuma gumaman asalkan berasal dari Arana membuat hati Arka menghangat. Membuat Arka merasakan sesuatu yang sempat hilang di dalam hatinya.
Pagi ini terasa begitu sempurna bagi Arka maupun Arana.
Semua sempurna hingga Arka mengantarkan Arana ke kelasnya dan melihat surat-surat dan beberapa coklat yang berada di atas meja Arana.
Ekspresi Arka berubah, suasana menjadi sedikit suram. Tidak ada yang berani menyapa Arka karena merasakam aura gelap yang dikeluarkan Arka, kecuali Arana. Cewek itu tidak peka dengan keadaan. Dengan santainya dia membagikan coklat-coklat itu ke teman-teman sekelasnya lalu mengambil surat-surat dan membuangnya.
"Ngapain?" tanya Arana ketika menyadari kalau Arka masih tetap berada di dalam kelasnya. Wajahnya masih datar, tidak mengerti dengan keadaan.
Bukannya menjawab pertanyaan Arana, Arka malah menatap kedua mata Arana dalam-dalam. Tatapan Arka membuat Arana sedikit salah tingkah, walaupun masih tetap setia dengan wajah datarnya.
"Gue tipe cowok yang langsung melakukan tindakan tanpa bicara. Gue harap lo mengerti itu." Arka tersenyum lalu berjalan keluar dari kelas Arana.
Kali ini Arana yang ditinggalkan dengan rasa bingung karena tidak mengerti dengan maksud perkataan Arka.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SS (1) - Arkarana
Teen Fiction(Cover by @pujina) Sweet Series 1: Arana Putri Pramudipta. Mempunyai kepribadian yang tertutup dan hati sedingin es membuatnya harus melewati masa putih abu-abu sendirian. Hanya gitar dan piano yang dianggapnya sebagai teman. Hingga suatu hari Arana...