Sudah seminggu sejak kejadian di belakang sekolah, berarti sudah seminggu juga Arka dan Arana saling diam. Arka benar-benar melakukan apa yang dikatakan Arana. Mereka bagaikan orang asing sekarang, kecuali hari ini.
Hari ini Ibu Dona kembali mengumpulkan mereka berdua di ruang musik, membahas sejauh apa perkembangan Arka.
"Sepertinya saya tidak bisa mengajar Arka lagi, Bu." Kata Arana setelah cukup lama terdiam. Sedari tadi hanya Arka dan Ibu Dona yang berbicara.
"Kenapa begitu?" Tanya Ibu Dona heran. "Saya kira kalian sudah akrab."
"Saya sibuk dengan hal lain, Bu. Saya tidak punya waktu untuk mengajar Arka."
Arka hanya terdiam mendengar perkataan Arana. Ekspresinya kini sama dengan ekspresi milik Arana, datar.
"Kalian bertengkar?" Ibu Dona melihat mereka berdua dengan tatapan menyelidik, merasa ada yang tidak beres.
"Kalau menurut saya sih nggak, Bu. Nggak tahu kalau menurut Arana." Celetuk Arka, membuat Ibu Dona menghembuskan nafasnya pelan.
"Saya ini guru musik, bukan guru BK. Kalau memang kalian mempunyai masalah, bicarakan baik-baik, jangan seperti ini."
"Saya sih mau bicara baik-baik, tapi ya gitu." Celetuk Arka lagi.
Arana hanya diam, malas menanggapi ucapan Arka yang tidak akan ada habisnya jika ditanggapi.
"Sudah-sudah. Kalian ini sudah besar, selesaikan masalah kalian baik-baik. Pokoknya kamu tetap mengajari Arka. Ibu pergi dulu, kalian bisa latihan sekarang." Kata Ibu Dona sambil keluar dari ruang musik, meninggalkan Arka dan Arana berdua.
Selepas kepergian Ibu Dona, Arka dan Arana masih terdiam. Tidak ada yang ingin memulai pembicaraan duluan, keduanya masih mempertahankan ekspresi datar mereka.
"Kita jadi latihan atau nggak? Kalau nggak gue mau balik ke kelas, sumpek di sini." Tanya Arka dengan nada yang dingin, tapi sepertinya kata-kata Arka tidak berpengaruh untuk Arana. Cewek itu masih terdiam.
"Gue kalau tanya itu ja-" kata Arka sambil mengalihkan pandangannya pada Arana. Tapi, perkataannya terhenti ketika melihat Arana yang kini sedang memejamkan matanya sambil menggoyang-goyangkan kepalanya, mengikuti irama lagu yang sedang didengarnya melalui earphone.
"Ini cewek ngeselin tapi bikin kangen." Gerutu Arka dalam hati.
Ya, Arka tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Bohong kalau dia bilang tidak merindukan cewek itu, tapi egonya yang tinggi memaksanya untuk tidak menunjukkan perasaannya.
"Itu muka kenapa kissable banget, sih." Batin Arka lagi. Dia tidak sadar kalau sedari tadi Arana sudah membuka matanya dan melihatnya dengan pandangan aneh.
"Ngapain?" Arka yang sedang sibuk dengan pikirannya langsung terjatuh karena terkejut. Dia sedikit salah tingkah melihat Arana.
"A-Apaan, sih?! Bikin kaget aja!" Seru Arka sedikit tergagap. Arana hanya memasang wajah datarnya.
"Mau latihan apa nggak?" Tanya Arka dengan nada nyolot.
"Terserah."
"Gue karungin terus bawa pulang boleh nggak?!" Seru Arka dalam hati. Cewek di hadapannya ini benar-benar menguji kesabarannya.
"Gimana, sih?!"
"Kan elo yang mau latihan."
"Tapi kan elo yang ajar."
"Gue sih ngikut."
"Gue juga ngikut."
"Ya udah."
Mereka kembali terdiam. Ingin rasanya Arka mencubit pipi Arana saking gemasnya. Mau nimpuk tapi sayang, pikirnya.
"Ya udah." Arka mulai mengambil gitar. Jari-jarinya mulai memetik gitar itu dengan lincah, dia bersenandung pelan.
I'll admit, it's my fault
But you gotta believe me
When I say it only happened once
I tried and I tried, but you'll never see that
You're the only I wanna love
Arana sedikit terkejut melihat Arka yang begitu lincah memainkan gitar. Memang dari awal mereka latihan, Arana melihat Arka sudah tahu dasar-dasar tentang gitar, tapi dia tidak tahu kalau Arka sudah selincah ini.
"Suara gue bagus, kan." Kata Atka seperti bertanya tapi sebenarnya memberikan pernyataan.
"Hm."
"Lo nggak tersindir gitu?" Tanya Arka blak-blakan.
"B aja."
Arka berusaha menahan segala cacian sayang yang akan keluar dari mulutnya.
"Untung sayang." Batin Arka sambil mengelus dadanya.
"Sini gitarnya." Titah Arana mengambil gitar dari tangan Arka. Tangannya kini mulai memetik senar gitar.
Dulu ku sepi kamu yang selalu ku cari
Dulu ku sedih kamu yang selalu ada
Disekitarku untuk merangkulku
Kini ku senang dan kamu tak ku utamakan
Kamu tersinggung berfikir ku menghindarimu
Kamu salah niatku bukan begitu
Ku menjauh karena bukan kamu inginku
Ku sayang padamu
Tapi maaf sebatas teman saja
Ku bilang rindu
Tapi maaf sebatas teman saja
Arka terperangah mendengar nyanyian Arana. Dia terperangah karena suara Arana yang bagus, tapi sebenarnya yang lebih tepat karena lirik lagu yang dinyanyikan Arana.
"Gue disindir, nih?!" Batin Arka. Ingin bertanya tapi takut dibilang kegeeran.
"Kalau mau nanya ya nanya aja." Kata Arana kalem. Arka sedikit bimbang antara harus bertanya atau tidak.
"Lo sindir gue, ya?" Tanya Arka ragu-ragu, agak takut dengan jawaban yang akan diberikan Arana.
"Kegeeran."
Ketika mendengar jawaban Arana, ingin sekali rasanya Arka menyeret Arana ke KUA sekarang juga.
-----Arka-----
Songs:
* Charlie Puth - How Long
* Sheryl Sheinafia - Sebatas TemanJangan lupa tinggalkan vote dan kritsarnya:) maaf ya kalau part ini kependekan.
Happy reading❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
SS (1) - Arkarana
Подростковая литература(Cover by @pujina) Sweet Series 1: Arana Putri Pramudipta. Mempunyai kepribadian yang tertutup dan hati sedingin es membuatnya harus melewati masa putih abu-abu sendirian. Hanya gitar dan piano yang dianggapnya sebagai teman. Hingga suatu hari Arana...