Chapter: twelve

148 5 0
                                    

Rumah sakit di padati korban tembakan. Baik luka kecil maupun luka berat. Siaran tv di ruang tunggu rumah sakit masih menyiarkan berita tentang kejadian di gedung. Hampir semua channel membahas topik tersebut. selama berada di ruang pengobatan mereka bertiga terdiam membisu. Luka lecet di lutut Clara telah di tangani begitu juga garis gesekan sebesar 5cm di kaki kanan Duke pun sudah di balut perban. Clara duduk di atas kasur. Sementara Duke di kursi depan meja dokter. sementara claire di sebelah kasur Clara sedang di balut. Luka Claire lebih parah. Dia harus menggigit handuk menahan rasa sakit agar dapat mengeluarkan peluru yang masuk satu cm dari dalam. Claire menolak obat bius karena dia masih harus terjaga dua puluh empat jam dari sekarang. Tirai pun di hempaskan ketika dokter telah selesai mengobati luka di lengan Claire.

Clara bertemu mata dengan Claire. Namun dia hanya bisa menjatuhkan sebening air mata di pelipisnya.
Duke tidak fokus. Pria itu baru mendapat goncangan batin. Kejadian demi kejadian masih menempel jelas di ingatan mereka. Tidak ada yang berani bersuara. Tidak ada yang berani saling menguatkan. Tidak ada....

Suara pintu terbuka. Janet melangkah masuk dengan memegang laporan di tangan. Semua mall telah di amankan. Polisi sudah memberi pita kuning disana.
" Maaf mengganggu. Tapi semua korban sudah teridentifikasi." Janet mengetahui kesulitan mereka tapi dia masih harus bekerja. Dan dia butuh kerja sama. Janet menyerahkan nama laporan itu pada Claire.

" Nona Clara, dua anggota ku akan mengantar anda pulang." Ucap Janet berdiri di depan Clara.
Janet lalu mengalihkan ke Duke

" Tuan Duke de la Windham, anda untuk sementara akan tinggal di apartemen Claire sampai keadaan aman. Aku juga sudah mengirim beberapa anggota untuk berjaga di kediaman anggota keluarga anda. Jadi anda tak usah cemas dengan mereka."

Clara hanya sekilas memohon pamit pada Claire dan Janet sebelum pergi bersama dua anggota polisi pengawal.
Claire beranjak dari kasurnya dan menyerahkan laporan itu kembali ke tangan Janet.
" Hei, apa kau baik" sejenak Janet bertanya

" Yah aku baik." Claire hanya menatap hampa pada Duke

Janet hanya sekedar menepuk pundak kiri Claire. " Bawa dia bersamamu. " Ucapnya

Claire hanya menyanggupi sebelum Janet melangkah pergi.
......

Claire mengerti Duke masih terguncang. Dia juga yakin dia bukanlah seseorang yang bisa menyenangkan Duke sekarang. Tapi dia butuh kerja sama. Berlama di rumah sakit dengan berdiam mematung tidak akan membuat semuanya kembali. Kejadian sudah terjadi. Kita hanya bisa pasrah dan tegar menjalani kedepan.

" Apa kau baik?" Claire berusaha bertanya walau dia mungkin hanya akan di acuhkan.

" Aku melihat kematian. Aku merasakan kehilangan mereka. Aku dapat merasakan Isak tangis mereka. Semua terjadi hanya karena seorang Duke de la Windham. Hanya demi MEMBURU KU." Duke berkata kali ini matanya memerah.

" Aku tau. Aku dapat mengerti. Tapi kau harus bangkit. Jangan biarkan pengorbanan mereka yang melindungi mu sia sia... Ikutlah denganku. Kau butuh istirahat."

Duke menatap pilu pada Claire. Dia hanya bisa menjatuhkan kepalanya di pundak Claire. Menangis di sana. Walau ajaran ayahnya tak mengizinkan seorang pria menangis namun dia tak bisa menahan air matanya lagi. Dia perlu kelepasan atas perasaan sesak ini.
.....

Akhirnya Claire dapat berhasil membawa Duke pulang ke apartemennya. Walau kecil namun Duke tampak tidak menggubris. Pria itu hanya meluncur ke kamar mandi begitu tiba. Pria itu perlu air untuk membuatnya tenang. Sementara Claire segera membereskan kondisi meja dan sofa yang berantakan.di mana sisa cangkir kopi yang belum di cuci di atas meja, beberapa lembar dokumen berserakan di lantai, Majalah bertebaran di atas sofa, Remah keripik di sepanjang karpet dan baju kotor Claire di penyangga sofa. Semua harus segera dibereskan sebelum Duke melangkah keluar.
Dia menyadari kalau dia tidak memiliki baju pria untuk Duke. Bajunya takkan muat di tubuh Duke yang lebih besar darinya.
Claire sekedar menelepon tukang laundry apartemen untuk membeli beberapa kemeja pria di supermarket terdekat. Mereka yang sangat kenal baik dengan Claire tidak berani menolak permintaan dari claire.

Falling For My SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang