Chapter Thirty Five

99 4 1
                                    

Luna tidak berkata banyak hal. Dia cukup pintar merangkai kata hingga Claire terbilang terkesan dengan pola pikir Luna.

Luna hanya menunjukan kepada Claire harus berbuat seperti apa dan bagaimana. Apa yang Luna ucapkan melalui bibirnya adalah kebenaran dan kelegaan. Keinginan Claire tidak luput jauh dari keinginan dan cita cita Luna sendiri. Akan tetapi hal itu cukup sulit di lakukan. Peraturan tidak akan bisa di tembus dan di pergunakan sembarangan. Setiap hal selalu ada konsekuensi. Dan Luna tidak akan mengambil konsekuensi berat itu. Luna yakin Claire juga sependapat dengannya. Mendengar nasehat Luna Claire semakin mengerti. Keinginan untuk bergerak sendiri di balik layar tidak akan mungkin bisa di lakukan. Setelah menikah dan menjabat sebagai calon istri, tugas Claire juga telah berubah. Bukan berarti dia menelantarkan negaranya tapi bukan lagi negara yang harus dia lindungi melainkan jabatan dari Earl itu sendiri yang harus dia lindungi dan pertahankan keamanannya.

Setelah mendengar banyak hal dari Luna, Claire tidak lagi merasa minder. Dia masih bisa menyingkirkan rasa cinta itu untuk sementara dan lebih fokus menjaga keamanan Duke.

Kediaman wanita itu juga tidak berporos wanita pada umumnya. Lebih banyak pajangan senjata dan piagam penghargaan sabuk judo. Sepertinya Luna seorang bakat judo pemegang sabuk hitam.

Claire senang berbincang dengan Luna. Lebih mudah akur daripada ketika dia harus menghadapi reunian sekelompok lady berkelas.

" Aku senang kau sempatkan waktu untuk mampir kesini " ucap Luna meneguk teh. Duduk dengan gaya wanita feminim yang di balut gaun warna ungu.

" Kakak saya Janet mengatakan kepada saya bahwa anda bisa di mintai nasehat kapan saja. Jadi saya pikir juga begitu saat pertama kali bertemu anda. Jujur saja saya sangat terkesan dengan gaya rumah anda." Claire melihat sekeliling yang penuh dengan koleksi barang antik senjata dari pada koleksi design gaun.

Tersenyum, luna meletakkan cangkir tehnya dan berdiri.

" Mari kuajak melihat lihat "

Claire yang diajak segera berdiri berjalan membuntuti Luna.

"Setiap barang antik ini memiliki sejarah. Contohnya golok itu. Itu adalah salah satu golok yang di pakai jendral Dinasti Qi. Golok itu telah meruntuhkan hampir 1000 kepala pasukan musuh. Kabarnya golok itu sebuah golok kutukan yang sudah merendam banyak nyawa. Sehingga di abadikan di dalam vihara gunung Miau shan. Lalu setelah Inggris menduduki negara China saat itu golok ini kemudian di ambil dan di taruh di meseum. Aku membelinya ketika golok ini di lelang. Bagaimana menurutmu?"

" Setiap sisi golok ini berwarna kuning keemasan tapi di ujung tajam terdapat warna merah menyala seperti warna darah. Golok ini memang antik dan sangat cantik." Jawab Claire tidak sekalipun berkedip menyaksikan setiap sisinya.

Orang yang memakai golok ini pastilah pendekar hebat. Pikir Claire. Dari beratnya saja Claire dapat mengira setidaknya ada lebih 20 kg.

" Tidak salah, kau memang jenius. Kamu sama seperti Janet. Seorang yang cukup teliti. Jika Janet disini dia juga akan berkata demikian. Makanya aku membelinya. Sayangnya golok ini tidak begitu di buru karena menyimpan kutukan. Jadi di lelang dengan murah "

" Aku rasa golok ini telah menemukan pemiliknya."

Luna tersenyum simpul " kau mungkin benar."

Seorang pelayan datang menyela dan menunduk dalam hormat

" Nona freston ada tamu menunggu anda di pintu depan. Katanya dia datang mengantar barang pesanan anda "

" Saya mengerti. Persilahkan dia masuk." Luna menyahut.

Claire yang masih melihat lihat barang antik semakin berbinar cerah dan cerah.

Selama mereka berlalu lalang disekitar sana, datanglah seorang pria berpakaian casual jas abu abu menenteng sebuah vas bunga besar.

Falling For My SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang