Chapter: twenty one

101 4 0
                                    

Duke mendapat surat balasan surat resmi penjengukan dari ya mulia Viscout. Begitu sang manajer pelayan memberikan surat itu, Duke segera bergegas ke rumah sakit. Namun sayangnya, kata perawat pasien atas nama Claire Wesley sudah keluar dari sana. Merasa kecewa, Duke menarik ponsel dari saku jas dan menghubungi seorang

" Fiona, apa sudah ada kabar dari Claire?" Tanya Duke ketika telepon pas di jawab Fiona.

" Belum ada, tuan. Aku juga sangat cemas " Balas Fiona

" Kalau ada kabar darinya segera hubungi aku." Pinta Duke tegas lalu di tutup

Fiona bahkan tidak tau keberadaan Claire. Duke menarik ponsel mengecek nomor rekan atau teman dekat Claire. Bisa jadi mereka tau sesuatu.
.....
Claire sedang menghadiri rapat dewan. Dia ikut partisipasi atas investigasi kasus pembunuhan. Dia bersama dengan tim penyelidik lainnya sedang memantau papan peta dimana lokasi kejadian sering terjadi.

" Aku rasa kita harus memantau daerah sekitar area barat dan Utara." Ucap Alex memberi tanda silang di kedua area tersebut.

" Aku bersama anggotaku akan berjaga di sekitar posko itu." Saran peter

Vinny memainkan bolpointnya dan terhenti sekedar memberi ide
" Aku akan merantas kamera pengawas di tiap jalan raya di sekitar Utara jalan hingga ke barat."

Menyandar pada sandaran kursi, Claire memutar sedikit kursi putarnya agar tampak bagian sela kecil di papan peta.

" Kalau bagian gang kecil itu siapa yang jaga?" Tanya Claire menunjuk.

" Ada hal spesial apa di gang kecil itu? Itu hanya gang buntu." Sela nich.

" Aku tau. Aku hanya merasa aneh kenapa gang itu sebagai titik koordinat terbaik bagi seorang untuk bersembunyi."

" Maksudmu pembunuhnya bersembunyi disana?" Tanya Peter penasaran.

" Hanya instingku saja."

" Kalau begitu Alex dan kelompoknya yang akan bertugas mengawasi gang kecil itu." Perintah Peter

" Baiklah rapat di bubarkan." Lanjut Peter lagi membubarkan seluruh anggota kembali ke tempat masing masing.

" Kau tampak lelah." Vinny menghampiri Claire. Memukul pundak wanita itu

" Yah sedikit. " Claire memijat belakang lehernya.

" Istirahatlah kau baru saja sembuh. Kasus ini biar Peter dan Alex saja yang tangani."

" Kau makin hari makin mirip Janet saja. " Sela Claire.

" Tentu saja aku kan adikmu."

Ponsel Claire berdering dan tertera nomor private. Claire memencet tombol hijau untuk menerima.

" Hallo" ucap Claire menempelkan ponsel ke telinga.
Vinny segera undur diri begitu mendapatkan sang kakak sibuk.

" Claire aku akan menjemputmu satu jam lagi bersiaplah." Suara Qasim menyadarkan Claire akan janjinya.

"Maaf aku hampir saja lupa."

" Kau sudah menghubungi Fiona?" Tanya Qasim lagi

" Oh belum. Aku belum sempat. Aku akan telepon dia segera. Kita akan bertemu dimana?" Tanya Claire

" Kamu tak ingin membawaku ke kediaman Mchandy?"

" Tidak, aku sudah tak tinggal disana. Untuk sementara aku tinggal di rumah danau di perbatasan desa. Bagaimana kalau di restoran." Saran Claire

" Terdengar menyenangkan baiklah restoran Perancis. Bukankah kau suka makanan Perancis"

"Yah di sana saja. Aku akan membawa Fiona kesana."

Falling For My SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang