chapter : two

176 11 0
                                    

Claire berakhir pada apartemen mewah milik perusahaan yang dapat dia gunakan untuk tempat tinggal sementara. Sungguh luar biasa. Claire tak menyangka kalau di kamar mandi terdapat bathtub indah untuk bersantai melepas lelah di kala kesibukan kerja.
Membayangkan hidupnya yang terasa mewah, Claire sangat beruntung. Gelas champagne di sebelah tangan kanannya dan berkas laporan di sebelah tangan kiri. Sambilan membaca tubuhnya, berendam di atas bathtub tanpa mengenakan apapun. Hanya busa sabun menutupi lekuk tubuhnya.

Claire meletakkan gelas champagne di atas lantai keramik. Dia membolak- balik halaman laporan. Tanpa dia sadari, dia sedang menarik sebuah foto. Dia menatap cukup lama....

Bagaimanakah kabarmu sekarang? Apakah hidupmu lebih baik sekarang tanpa kehadiran diriku? Apakah tidurmu sudah nyenyak tanpa diriku mengganggumu? Ah... Kau bahkan masih tampan. Usiamu bahkan tidak memakan wajah tampan mu. Sama sekali tidak berubah. Kau masih seseorang yang tetap kupuja.

Siang sekali Claire sudah berada di salah satu cafe. Memesan latte sambil menunggu sang mangsa. Duke selalu bangun jam segini untuk menikmati kopi di sini. Tentu saja tidak sendiri. Dia selalu datang bersama Clara.

Mereka duduk di kursi deretan tengah. Sementara Claire mencari kursi paling ujung di belakang. Claire berpenampilan santai. Dia hanya memakai kaos oblong dan topi untuk menyembunyikan wajahnya. Syukurlah keadaan di sana ramai. Disisi depan Claire masih tersisa lima tempat duduk sebelum tempat Duke.
Claire dapat bersembunyi dengan benar di belakang tubuh pengunjung dengan hanya menyisakan beberapa celah untuk memantau gerak gerik Duke.

Mereka beranjak bergerak. Claire mengikuti. Duke tampak mengandeng tangan Clara. Mereka berjalan ke salah satu butik parfum. Duke seorang colector parfum. Dia memiliki banyak jenis parfum di kamarnya. Bukan hanya Duke, Clara juga suka barang yang sama.

Claire sekarang berdiri di sisi tepi kaca toko. Sesekali dia melirik ke dalam. Sang mangsa bisa saja berada di manapun sepanjang sisi jalan. Claire mencurigai sebuah mobil sedan hitam tak jauh dari tempat mereka. Claire berpaling begitu Duke dan Clara melaju keluar.

Suara tembakan memecahkan keheningan. Terbersit sebuah peluru melayang lurus ke arah Duke.  Tak banyak waktu bagi Claire dia harus berusaha berlari mengimbangi kecepatan peluru sebelum peluru itu menusuk lubang kepala Duke.

Claire berhasil mendorong jatuh Duke dan Clara dari tembakan. Suasana menjadi histeris. Para pejalan kaki berlarian tak karuan. Mobil sirene polisi berdatangan. Pria itu segera bergegas kembali ke mobil dan menyetir pergi.
Claire takkan membiarkan pelaku itu melarikan diri. Claire menarik pistol. Menidik tepat di ban mobil milik pelaku. Sebuah peluru di tembakan tepat pada ban hitam.

Mobil sedan itu mengalami sentakan kuat pada tiang rambu lalu lintas dan menabrak dinding. Asap keluar dari mesin mobil depan. Angin menghembuskan topi Claire terlepas ke tanah. Sekarang rambut pendek menghiasi wajahnya.

Mobil polisi berdatangan. Para anggota mulai menyekap pelaku dan memasukannya ke dalam mobil polisi.
" Kerja yang bagus, kolonel." Sapa Nicholas memblok semua jalur.

"Masih belum. Dia bukan Jacob brown"

" Kami akan melakukan interogasi terhadapnya. Mungkin bisa mendapatkan beberapa informasi."

" Perketat penjagaan padanya. Aku yakin dia bukan seorang yang mudah membocorkan informasi." Claire mengantongi pistolnya

Seorang perwira menghampiri Claire

" Kolonel, dua orang yang anda selamatkan tadi perlukah kita bawa ke kantor polisi?"

" Tak perlu. Aku  akan mengurusnya."

Claire menghampiri mereka.
" Apa kalian baik?" Claire membantu Clara berdiri. " Maaf soal tadi."

" Claire.." panggil Clara memeluk saudarinya " aku sangat takut."

" Semua sudah terkendali." Claire memberi tepukan hangat di punggung Clara.

Duke menatap tajam. Mempelajari penampilan Claire. Inikah Claire sekarang? Wanita itu amat berbeda. Dia tak tau Claire memiliki sisi liar di balik gaun feminim dengan tingkah lemah lembut yang biasa dia tonjolkan.
" Kau kah itu Claire?" Duke bahkan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

" Yup."

"Oh, Claire aku senang kau kembali. Bisakah kau katakan padaku apa yang terjadi?" Clara bertanya.

" Aku akan mengantar kalian pulang. Kita cerita di mobil saja. "

Dia sekarang bahkan dapat mengemudi. Duke terkesan untuk kedua kali.

" Kau akan bawa kami kemana?"

Duke tetap jutek seperti dulu
Claire melirik kaca spion yang menampakkan sosok wajah Duke

" Aku akan membawa kalian pulang. Berbahaya kalau kalian pulang sendiri."

" Kapan kau kembali kesini? Kenapa kau tidak menghubungiku?" Protes Clara yang duduk di samping Claire.

Wanita itu tampak berbinar menatap sosok Claire yang seperti James Bond.

" Baru kemarin aku tiba di London."

" Jadi benar kau seorang polisi sekarang?"

" Yeah, bisa kau lihat."

Hanya satu kata terucap di bibir Clara wow.....

Mobil berhenti tepat di gerbang pintu keluarga Mchandy. Clara membentuk wajahnya cemberut karena sudah sampai dan tak bisa lagi bertemu Claire

" Katakan padaku kau tinggal dimana?" Tanya Clara

Claire menyerahkan selembar kartu nama " kau bisa mencarinya disana."

" Apartemen Royal Victoria, bisakah aku dan duke ke sana setiap hari? "

" Yah tentu saja." Claire melirik Duke. Pria itu sengaja mengabaikan pandangan.

Duke melangkah turun begitu saja. Sebelum Clara melangkah masuk ke kediamannya, Clara menyampaikan pesan singkat di samping kaca mobil.

" Claire aku merindukanmu. Kapan waktu mampirlah ke rumah ok... Bye..." Clara melambai sebelum di tarik Duke menjauh dari Claire

Melihat mereka masuk ke rumah dengan aman cukup bagi Claire. Kembali Claire menyetir mobil kembali ke kantor. Dimana masih ada interogasi yang harus di hadiri.

Falling For My SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang