Chapter : Five

177 7 0
                                    

Claire tak bisa lama di rumah kediaman Mchandy. Duke merasa sangat terusik dengan keberadaan Claire. Hal yang bisa Claire lakukan hanya pergi dari sana. Dia akan ke kantor saja. Mengingat wajah dingin Duke membuatnya kesal.

Lalu dia masuk ke ruangan Janet.
" Bukannya kamu bilang takkan ke kantor?"

" Aku berubah pikiran. Kadang kupikir aku harus sesekali membiarkan Duke terancam."  Claire memasang wajah kesal

" Baiklah ceritakan padaku." Janet menghentikan aktifitas. Dia lebih tertarik dengan masalah Claire

" Sudahlah.." Claire tak mau ambil pusing. Claire menatap pada Janet

" Kenapa kau tak bilang soal Ambrose padaku?"

" Oh jadi kau tau." Ekspresi Janet tidak terlihat terkejut malah sebaliknya dia terkesan.

" Itu hanya ujianku untukmu. Nyatanya kau tau lebih cepat dari perkiraan ku."

" Wah.. kau ini ternyata sangat licik. Masalah ini kalau Duke tak bocorkan aku juga takkan tau. Sampai kapan kau akan merahasiakannya padaku?"

" Jangan marah... Jangan marah.." Janet menepuk pelan punggung Claire

" Masalah apalagi yang kau rahasiakan?"

" Tak ada sungguh." Janet membuat ekspresi yakin

Seorang perwira masuk memberi hormat pada Janet.

" Lapor! Keberadaan Jacob Brown telah di ketahui."

Janet dan Claire sejenak saling menatap. Mereka berdua layaknya dua orang lari maraton. Mereka berhembus begitu saja ke kantor Peter.

" Katakan alamatnya dimana?" Serbu Janet

" Katakan tempatnya." Serbu Claire

Mereka berkata bersamaan.  Peter bolak balik menatap wajah tegang mereka berdua secara bergantian

" Well, aku baru mendapat laporannya."

Janet menarik paksa dokumen dari tangan Peter. Entah sampai merobek amplop itu atau tidak. Janet tak peduli.  Dia hanya buka acak acakan untuk dapat melihat isi laporan.

Janet dan Claire berbarengan membaca lantang sebelum mereka melempar dokumen itu begitu saja. Mereka berdua berlari melalui tangga darurat agar dapat segera meluncur ke mobil.

Peter memungut laporan itu dan menepuk debu yang melekat disana.
Seorang perwira menghampirinya

" Sir, aku sudah melaporkannya kepada mereka."

Peter menepukkan kertas laporan di kepala perwira itu.
" Apa yang kau lakukan. Cepat panggil anggota. Susul mereka..."

Perwira itu berlari turun membunyikan sirene darurat. Beberapa anggota lapangan tampak memburu perlengkapan di loker besi.
Peter mengambil tugas memberi arahan. Bagai petugas pemadam kebakaran mereka bergerak cepat melintasi jalan raya.

Janet dan Claire sampai duluan. Mereka bergerak pelan mengintari sebuah rumah pondok kecil di tengah hutan. Mereka berpencar. Janet mengambil jalan belakang dan Claire jalan depan.

Derap langkah Claire pelan tapi pasti.
Nafasnya naik turun. Disinilah Jacob Brown bersembunyi. Pantesan saja dia sangat sukar di cari.  Claire menyelinap kesana kemari dengan mengendap dan bersembunyi. Ketika mencapai pintu, Claire menarik nafas panjang lalu mendobrak masuk. Pistol masih di tangan tapi ruangan itu kosong. Hanya beberapa foto terpampang di dinding. Di setiap foto terdapat tanda silang merah termasuk foto Duke. Sebuah suara menyadarkan Claire untuk lebih waspada.

Sebuah sosok hitam melintas membuat Claire menembakkan peluru di sepanjang jendela.
Meninggalkan berkas celah celah kecil  disana. Janet yang mendengar suara tembakan segera menyusul Claire.

Claire melompat mendobrak pada jendela kayu berlari mengejar Jacob.
Pria itu berlari cepat kehutan. Walau tanah masih basah, tapi Claire tidak gentar. Claire menembakkan banyak peluru tapi dapat di hindari Jacob.

Janet  mengambil langkah lain. Dia mengeluarkan sebuah kelereng. Memasang target setelahnya dengan sekuat tenaga dia  menyentil kelereng itu kearah tumit pangkal kaki Jacob.

Pria itu tersungkur lalu terjatuh ke tanah dengan kelereng menusuk ke dalam kulit tumit kakinya bagaikan peluru pistol.

Claire dengan cepat menangkap Jacob dan memasangkan borgol di kedua tangannya.

Suara sirene polisi berdatangan. Peter mengambil ahli memasukan Jacob ke dalam mobil polisi.

" Kerja bagus " pujinya pada Claire dan Janet.

" Bukan aku tapi dia." Claire menunjuk pada Janet.

"Berikan dia pengobatan di tumit kakinya. Kalau tidak dia takkan bisa berjalan." Janet membenarkan sambil menepuk pundak Peter dua kali. Peter cukup heran tapi tak begitu dia pedulikan. Dia hanya mulai menginvestigasi segala barang  di dalam rumah pondok itu.

Claire bersama Janet kembali ke mobil.
" Apakah kau belajar itu dari kuil shaolin?" Claire menyadari kalau kakaknya pernah belajar di kuil Shaolin selama beberapa tahun.

Janet menaikan alisnya " kau bisa melihatnya "

" Kau harus mengajariku kelak." Ucap Claire membelokan setir. Mereka berdua menuju ke kantor....

Duke mendapat telepon dari Claire. Wanita itu bilang dia sudah berhasil menangkap Jacob Brown. Jadi, dia berhenti menjadi bodyguard Duke. Hanya kata simpel begitu saja dia sampaikan setelahnya dia lalu tutup.

Duke bisa bebas dari nya sekarang. Setidaknya dia dapat menikmati liburan dari sekian tahun dia kerja.

" Kau ingin berlibur kemana?
Kau bisa mengatakan padaku. Aku akan menyiapkan tour perjalanan untukmu."

" Tidak Janet, aku hanya ingin menjenguk Tante Fiona di rumah sakit. Setelah itu aku baru akan memikirkan tawaranmu."

Dirinya memeluk Janet sebelum pergi dari ruangan wanita itu.

Claire mengendarai mobil ke rumah sakit. Seperti yang di bilang Clara, Fiona sangat fresh. Wajah tidurnya tidak kelihatan pucat sekalipun. Dia masih tetap wanita yang cantik walau di usianya yang sudah hampir lima puluh. Claire mengajaknya berkomunikasi walau dia tertidur bukan berarti dia tak mendengar.

Banyak hal yang Claire perbincangkan dari perjalanannya hingga sekarang. Banyak hal yang telah berubah. Dirinya bahkan telah berubah. Namun semua akan ke arah yang lebih baik.

Setelah dari sana, Claire menghabiskan waktu liburannya ke sebuah club malam. Dirinya masih tertekan melihat keadaan koma Fiona. Semua usaha kerja keras di kantor hanya sebatas untuk menghilangkan Duke dari pikirannya. Tapi itu semua tidak berlaku malam ini. Dia begitu lelah dengan semua perlakuan buruk keluarga padanya. Dia benci kenapa dia harus di adopsi oleh Fiona dan masuk ke dalam keluarga Mchandy. Namun berkat Budi baik keluarga Mchandy dia punya kehidupan sekolah yang sangat bagus. Lebih bagus dari kehidupan Janet dan Vinny adiknya. dia bahkan bisa bertemu Duke.   Oh.. pria tampan itu... Dasar pria brengsek yang sudah menghancurkan hidupnya. Tidak bukan diri pria itu yang salah tapi dirinya sendiri. Dia terlalu terobsesi dengan Duke saat itu. Seharusnya dia tidak melakukan segala hal yang berusaha menguasai pria itu. Duke bukan terbuat untuknya dan takkan ada untuknya.

Claire meneguk lagi wisky di tempat  duduk depan  bartender. Dia sangat mabuk malam ini. Kepalanya sangat pusing.

Falling For My SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang