Chapter: Thirty Three

105 1 4
                                    

Di setiap kenyataan selalu ada kepahitan itulah hidup yang selalu di jalanin claire. Kenyataan kalau dia masih saja seorang penghalang diantara clara dan duke sedikit tercermin saat menghabiskan sarapan bersama di meja makan. Apakah duke kira cara ini akan membuat claire cemburu? Membiarkan keluarganya mengetahui kalau duke lebih mengedepankan clara daripada dirinya. Apakah dia kira claire wanita yang duduk di singasana seorang istri sang earl hanya sebagai simbol boneka. Seorang wanita gampangan yang rela melahirkan anak untuknya dan tetap menjaga tubuh pasangan hidupnya tetap ramping dan suci tanpa tersentuh. Semua ini hanya kebohongan politik permainan bangsawan yang biasa terjadi. Dimana mereka memilih antara dua wanita yang satu hanya simbol dan yang satunya adalah pemilik sah hatinya. Claire hanya simbol dan pemilik sang hati tetaplah clara yang agung. Claire sungguh membenci duke dela windham. Di banding menikah dengannya claire lebih memilih menjadi musuhnya. Asalkan claire tidak lagi sedih hati dia rela ikhlas melepaskan duke.

"maaf tapi aku sangat antuasias memberitahu kabar gembira ini pada kalian. Aku tak bisa menahan kebahagiaanku untukmu claire." ucap clara tulus.

Reaksi clara terlalu polos. Wanita seperti clara terlalu putih untuk seorang duke. Claire mengenal dunia kejahatan politik dengan baik. Seorang seperti duke memang lebih pantas di sandeng dengan seorang claire wesley yang seorang evil. Bukankah beast dan evil berasal dari nenek moyang yang sama.

Claire hanya menyingung seulas senyum. "terima kasih clara tapi aku tak mengira duke akan memberiku kejutan luar biasa pagi ini."

"oh ya, terus apakah kau tahu kalau duke sudah menyusun tiket bulan madu ke perancis juga?" ungkap clara keblablasan

Claire terbatuk mendengar kata bulan madu. Lebih tepatnya tersedak.. Mungkin sikapnya sekarang sedikit kurang sopan di meja makan. Tapi itu reaksi spontan. Tak ada yang bisa menyalahkan reaksi seperti itu.

" apa? "claire kebingungan. Dilain hal claire berpikir kalau ini semua hanya sebagai mimpi belaka atau setidaknya claire berharap dia menikah hanya sebatas kontrak perjanjian. Tapi pernikahan dengan acara pesta dan bulan madu. Itu terlalu mewah dan di luar perkiraan claire selama ini.

Kenapa duke tak membahas apapun padanya? Kejutankah atau ada yang lain selain sebuah kejutan? Melirik pada reaksi donetha, claire kurang tahu apakah dia akan di anggap sebagai calon menantu yang kompeten ataukah hanya gurauan.

"maaf aku sedikit tersedak." jawab claire sopan.

"aku turut senang atas kebahagiaanmu claire." ucap clara meneguk tea nya.

"wow, perancis. Bisakah kau bayangkan itu mom." ungkap demon menghayal

"duke sangat menyayangimu claire. Dia bahkan menyiapkan perjalanan bulan madu ke perancis."deborah menambahkan.

" well, clara kau harus memberitahunya untuk menanyakan kesediaanku dahulu sebelum membeli tiket perjalanan karena aku pikir aku masih harus memikirkan kondisi fiona yang tak terurus di london."

"kau bisa membantuku mengatakan padanya kalau aku menolak."

"tapi claire, perancis adalah kota impianmu."

"aku masih harus menjaga fiona itu tugasku dan tangung jawabku."

"kau bisa membawaserta fiona bersamamu kesana."

"tidak, kau tahu fiona tidak suka keluar jauh dari kediaman mchandy." claire sungguh menolak.

"duke bisa menyewa seorang suster untuk membantumu merawat fiona" donetha menimpali.

Perkataan donetha sedikit mengejutkan claire. Apakah itu petanda donetha telah mengakui claire sebagai menantu keluarga?

"kau bisa meninggalkan fiona dengan tenang disini kami bisa ikut membantu menjaganya." ucap donetha lagi

Falling For My SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang