Chapter: Twenty Five

94 3 0
                                    

Clara menghampiri duke di bandara. Masih saja tetap cantik sekian hari tak jumpa malah tambah cantik.

"maaf membuatmu menunggu lama. Kamu pasti bosan."

"tak masalah. Bagaimana kabarmu?" duke bertanya menggantikan clara mengangkat kopernya.

"aku baik. Hanya saja aku sedikit hitam karena cuaca panas terik."

"kau tetap cantik apa adanya."puji duke membawa clara ke mobilnya.

" oh, ya mana claire. Dia tak datang bersamamu?" tanya clara memasang sabuk pengaman.

" dia bilang ada kasus lain di kantor. Dia pergi kesana pagi sekali."

"kerja lagi? Kenapa dia masih saja terus bekerja di akhir pekan." keluh clara mengambil sisir merapikan rambutnya.
"apa dia tak lelah? Lembur kerja lagi dan lagi."

"aku sudah menasehatinya tapi kau tau dia tak pernah mendengarkanku."

"bukan hanya dirimu aku juga dia abaikan. Selama di denmark aku sering meneleponnya agar menjaga kesehatannya tapi dia selalu anggap omonganku seperti angin"

Begitu duke membereskan bawaan clara yang begitu banyak di belakang bagasi. Duke bergegas masuk ke mobil. Membawa mobil ke jalan raya.

"kau pasti lelah habis mengalami perjalanan panjang. Aku akan langsung mengantarmu ke rumah."

"kata bibi donetha penglihatanmu sudah membaik. Bisa kulihat sekarang."

"mom melarangku menyetir tapi aku bersikeras."

"kau sama seperti demon suka mengemudi."

"beda, dia pembalap dan aku pengantar wanita."

Clara terkekeh dengan candaan duke "yah kau benar. Tapi claire jauh lebih hebat darimu."

"hei, jangan samakan aku dengan claire. Dia wanita dan aku pria. Kemampuanku jauh lebih kuat darinya."

"benarkah?" clara memasang wajah tak yakin.

"ok ku akui dia lebih kuat dariku."

Clara terbahak. "maaf, aku bukan meremehkanmu hanya saja jika kau mau menang darinya kau harus banyak berlatih."

Clara benar duke terlalu lemah sekarang untuk claire. Jika dia mau setara dengan claire dia harus berlatih keras. Sangat keras.. Mengingat itu senyum di bibir duke mengembang.

Siang hari sehabis mengantar clara pulang, duke duduk di dalam kantor menangani semua dokumen surat kabar majalah dan koran mengenai hilangnya claire 5tahun lalu. Duke sengaja meminta Warric mengecek segala informasi mengenai itu. Semuanya terpampang jelas di atas meja. Dari era pertama kali masuk militer hingga sekarang. Dari jabatan serdadu kecil menjadi pimpinan, ketua, kapten lalu komandan kemudian kolonel seperti sekarang. Perjalanan singkat namun panjang. Si claire itu wanita seperti apa. Bagaimana dia melewati segala uji coba daya tahan yang luar biasa. Alvin benar, claire mengalami hampir semua kesengsaraan hidup di camp militer. Makanan disana bahkan tak layak untuk dimakan. Makan pun harus beserta dengan sekumpulan debu yang berterbangan. Duke meninju keras meja kerjanya. Merasa bersalah atas apa yang menimpa claire. Jika saja saat itu dia tak mengusir claire. Wanita malang itu tak mungkin hidup mengorbankan nyawanya demi nyawa orang lain. Duke harus segera membawa claire keluar dari hidup kesengsaraan ini dan menggantinya dengan kebahagiaan.

Claire seperti biasa sedang mendiskusikan kasus di ruang rapat beserta beberapa anggota.

"aku tak merasa aneh jika ada kasus bunuh diri. Ini sudah lazim terjadi." ucap alex memutar bolak balik halaman dokumen

Falling For My SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang