Chapter : Thirty One

121 4 0
                                    

Duke menghempaskan ponsel sialan di atas jok mobil. Janet tidak bisa di hubungi. Kemana wanita itu membawa claire. Duke ingat claire memiliki beberapa tempat tinggal di sini. Apartemen victoria dan rumah danau. Pertama duke akan pergi mengecek ke apartemen victoria.

Tak butuh waktu lama duke sampai di apartemen victoria. Bertanya pada sang penjaga satpam disana tapi mereka tidak  melihat claire sejak beberapa bulan terakhir. Lalu duke menjalankan mobilnya ke rumah danau perbatasan kota. Di sana hanya berisi tanah hijau ilalang dan sebuah pondok rumah kecil yang memiliki danau di belakang halaman rumah. Rumah itu terlihat sunyi. Duke melihat gembok besar terpasang di depan pintu. Duke juga mencari sekeliling sana namun tak terlihat batang hidung claire. Rumah ini lebih terkesan tempat persembunyian dan bukan tempat tinggal. Dimana hanya berupa tanah luas illang dan beberapa alat latihan seni bela diri. Jendela juga terlihat rapuh. Duke merasa simpati jika claire harus mengabiskan hari harinya di rumah ini. Karena claire tak ada disana, duke pun langsung menggerakkan mobilnya pergi. Berpikir keras kemungkinan claire akan ke mana akhirnya duke tiba di castle windsor. Tempat kediaman pangeran viscout.

"apa yang membuatmu datang kemari duke?" tanya viscout menghentikan aktifitas kantornya dengan terpaksa karena sang pelayan berkata ada tamu yang sedang menunggunya di ruang tunggu.

Duke menghempaskan diri ke sofa panjang. Menatap pada kipas angin yang berputar di atas langit langit

" janet membawa pergi claire. Apakah ya mulia punya pendapat kemana mereka?"

Viscout jatuh lemas di atas sofa di depan duke. Menatap pada gelas wine di atas meja kaca tertata rapi. Walau begitu pemikirannya bekerja cepat menanggapi perkataan duke. Sebagai kepala negara viscout selalu cepat mengambil keputusan dan tindakan namun hanya satu hal yang selalu membuatnya berpikir lama yaitu jika ada sangkut pautnya dengan janet  wanita itu di kenal misterius. Walau sudah lama bekerja sama dengan janet. Tapi viscout selalu sulit menebak pikiran wanita itu. Hanya janet wanita yang sanggup melampaui seorang pangeran dan hanya janet wanita satu satunya yang tak kenal takut menghadapi seorang ya mulia.

"di dalam profile janet tak memiliki tempat tinggal tetap di london. Dia selama ini selalu bersamaku. Kecuali..." viscout menerka sambil mengusap dagu
"panti asuhan tempat dia di besarkan."

"apa janet sering kesana?"

"yah setiap bulan sekali dia kesana untuk memberi hadiah pada beberapa anak panti."

Janet berbeda dengan claire. Duke yakin claire tak mungkin ada disana. Karena claire sangat benci tempat itu. Tempat dulu dia di buang oleh orang tuanya claire tak pernah mau mengingat kenangan buruk itu lagi mana mungkin claire berada disana.

" apa ya mulia tidak cemas pada janet?" mengingat viscout pasti akan kesusahan tanpa tangan kanan perusahaan

"tentu saja aku cemas. Tapi aku sedikit tau tabiat janet. Dia pasti akan kembali padaku dan bersikap berpura pura tak tau apapun. Karena dia tau jelas siapa aku. Jika dalam satu hari 24 jam dia tak kembali aku bisa menghancurkan hidupnya. Jadi, kau tak usah cemas. Aku pastikan dia mengakui keberadaan claire jika dia sudah kembali."

Duke bernafas lega mendengar bantuan viscout. Setidaknya untuk sekarang dia cukup tunggu baik baik dirumah dan viscout akan memberi kabar padanya.

Sesuai dengan perkiraan viscout, janet kembali ke castle windsor keesokan paginya dengan tampang pura pura tak tau apa yang terjadi. Melangkah santai dan duduk di posnya melakukan kegiatan aktivitas biasa dia lakukan yaitu mengecek keamanan istana. Viscout sengaja lewat di depan pos penjagaannya. Melirik kesibukan janet. Memberi secercah senyuman pada wanita itu dan meminta sang butler keluarga untuk memanggil janet ke ruangan kantornya pada jam istirahat.

Falling For My SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang