Creepypasta

Skin And Bone Don't Fold Like Paper

Apa kau mau melihat origami?

Tiga anak di komidi putar itu memperhatikanku dengan tatapan tertarik. Aku menengok sebentar mencari ibu mereka. Sepertinya ia sedang sibuk dengan anjingnya di bagian taman yang lain.

Lihat bangau dari kertas ini? Aku membuatnya dengan 16 lipatan. Kalau katak ini kubuat dengan 16 lipatan. Semuanya kulipat dari kertas persegi yang sama. Ajaib bukan?

Bagaimana menekuk kertas beberapa kali dapat membuat bentuk semenarik ini? Aku masih punya satu lagi, seekor singa. Apa kau mau menghitung berapa jumlah lipatannya?

Aku memberikan bangau itu ke Abigail. Anne mendapat katak, sedangkan Alexandra memegang singa. Dia tak mau menghitung lipatannya. Terlalu banyak mungkin?

Tak ada yang memperhatikan kami ketika kami berjalan menembus keluar dari taman ini. Bahkan ketika ibu mereka menyadarinya, bisa kupastikan kami kami sudah tak terlihat lagi.

Ketika kami tiba di mobil van milikku, aku memastikan mereka diam. Setibanya di rumah, aku menggendong mereka ke ruang bawah tanah, satu demi satu.

Aku telah berlatih dengan banyak binatang. Membaca buku kedokteran. Belum lagi informasi yang kudapat dari internet. Ya, aku sudah siap!

Ibuku dulu mengajariku membuat sebuah origami yang sangat menarik: rantai kertas berbentuk orang-orangan. Sangat menyenangkan bagiku untuk menciptakan sesuatu hanya dari sebuah kertas polos yang awalnya tanpa bentuk. Hanya butuh kertas dan gunting. Namun kali ini, sedikit lebih rumit.

Kulit dan tulang tak bisa menekuk seperti keras. Maka dari itu aku harus berimprovisasi.

Tak ada dari mereka yang masih sadar ketika aku melepaskan tangan dari lengan mereka.

Abigail adalah yang pertama. Aku menjahit Abigail ke Anne, Anne ke Alexandra, Alexandra ke Abigail, menciptakan lingkaran. Aku terpaksa melepaskan bahu mereka agar mereka membentuk lingkaran sempurna.

Inilah karya masterpiece-ku. Rantai kertas manusia.

Memang baru tiga orang, namun seorang ahli harus mulai dari awal bukan?
***