My Plan

3.7K 337 18
                                    

Aku sangat mencintai hidupku. Aku adalah pria yang mungkin beruntung, mendapatkan pekerjaan baik di saat krisis ekonomi seperti saat ini.

Aku memiliki rumah sendiri dengan uang hasil jerih payahku, dan aku begitu mencintai pekerjaanku.

Aku berangkat bekerja pada pagi hari pukul 6 dan pulang pada pukul 7 malam tepat. Hidupku kuisi dengan bekerja kecuali akhir pekan, karena saat akhir pekan aku akan melakukan rutinitasku, pergi ke perpustakaan kota atau mungkin belajar memasak di tempat kursus, mengambil kelas bahasa Italy atau mencoba masakan Thailand dan sejenisnya. 

Kau tahu, bagaimana aku bisa sukses seperti ini. Aku akan memberikan sedikit rahasianya. Disiplin. Itu adalah rahasiaku. Aku selalu disiplin dalam segala hal, aku jadi ingat saat pertama kali mengikuti psikotes saat umurku baru menginjak 8 tahun, aku mendapatkan cap Briliant dari orang yang mengujiku, mereka mengatakan nilaiku ini tidak normal untuk anak seusiaku dan aku begitu hebat dalam membuat rencana, mungkin itu lah yang membuat aku begitu sukses. Aku si perencana, jadi hidupku menjadi seperti ini karena semua perencanaanku. 

Kita kembali ke dalam ‘rencanaku’, aku menyebutnya seperti itu. Karena itu adalah daftar apa yang harus aku lakukan setiap hari.

Pukul 05.00. Aku membuat kopi dan mempersiapkan masakan yang kubeli semalam.
Pukul 05.10. Aku akan berlari-lari kecil mengelilingi halaman rumahku.
Pukul 05.25. Aku masuk ke kamar mandi. 
Pukul 05.40. Aku selesai mandi dan mengenakan pakaian.
Pukul 05.50. Aku sarapan dan meneguk kopi.
Pukul 06.05. Aku keluar dari rumahku menuju ke kantor.

Pukul 06.10. Menyapa wanita tua bernama Ka-san.
Pukul 06.15. Berhenti untuk memberikan makanan untuk anjing jalanan yang ku beri nama Daroro.
Pukul 06.20. Menyapa seorang gadis SMU bernama Sawaki.
Pukul 06.25. Aku menuju kereta dan berangkat ke kantor kemudian bekerja. 

..
..
..

Pukul 19.00. Aku sampai di rumah. 

Seperti itu lah caraku untuk hidup, aku selau akan melakukan hal seperti itu dan akan selalu seperti itu. Ini semua adalah kesetaraan dan keseimbanganku.

Hari ini adalah hari baru, jadi aku terbangun dari tidurku tepat jam 5 pagi seperti biasanya, dan aku memulainya.

Rencanaku:

Pukul 05.00. Aku membuat kopi dan mempersiapkan masakan yang kubeli semalam.
Pukul 05.10. Aku akan berlari-lari kecil mengelilingi halaman rumahku.
Pukul 05.25. Aku masuk ke kamar mandi. 
Pukul 05.40. Aaku selesai mandi dan mengenakan pakaian.
Pukul 05.50. Aku sarapan dan meneguk kopi.
Pukul 06.05. Aku keluar dari rumahku menuju ke kantor.

Pukul 06.10 menyapa wanita tua bernama Ka-san. 

Namun ada yang aneh, aku tidak melihat wanita tua itu berdiri disini. Mungkin dia sedang sakit, kuputuskan melihat keadaanya, ternyata dugaanku benar, aku mengetuk pintunya dan dia menyuruhku untuk masuk, dia mengatakan bila hari ini tubuhnya tidak sehat, aku menyentuh tanganya dan mengatakan “Semoga keadaanmu cepat membaik” dia tersenyum, lalu aku melanjutkan ucapanku, “Jadi sekarang anda harus berdiri dan mulai melakukan rutinitas anda” 

Wanita tua itu tampak bingung dengan penjelasanku, aku mengulangi ucapanku namun dia semakin bingung, jadi aku mengangkat tubuhnya, namun wanita itu menjadi marah dan memaki diriku, dia terus mengatakan bila tubuhnya sedang sakit. Mendengar itu, aku menghempaskan tubuhnya, kuraih batu besar di sampingku lalu melemparkanya dengan keras tepat di batok kepalanya. Akhirnya wanita itu diam. Aku mengangkat tubuhnya, menyandarkanya pada tembok lalu menyapanya.

Pukul 06. 25. “Sialan” kataku terlihat kesal, aku terlambat memberi makan Daroro 10 menit yang lalu, aku melihat Daroro meringkuk disana, jadi aku mengeluarkan daging sisa dan meletakkanya tepat di depanya, namun Daroro tidak bergerak, dia mengabaikan dagingku, tidak seperti biasanya. Ku lihat jam di tanganku, aku tidak bisa menunggu Daroro mulai memakanya, jadi ku buka mulutnya dengan paksa dan anjing sialan itu menggigit tanganku, melihat itu, aku membenturkan kepalanya ke tembok dan mematahkan lehernya, saat itu, kubuka kembali mulutnya, kujejalkan makanan itu ke mulutnya lalu pergi.

Aku semakin terdesak dengan waktuku. Sekarang pukul 06:35, aku akan terlambat menyapa Sawaki, jadi aku berlari, untungnya aku tidak terlambat, Sawaki masih disana berjalan pelan, namun ada yang aneh, Sawaki tidak sendirian seperti biasanya, dia bersama seorang pria. Ini salah, seharusnya Sawaki sendirian, pria itu sudah merusak jadwalku, kuraih tongkat kayu, lalu menghantamkan tepat di tengkuknya. Melihat itu Sawaki berteriak keras, aku tidak perduli dan terus menghujami lelaki itu dengan tongkatku hingga tidak bergerak. Setelah pria itu tidak bergerak, aku melemparkanya ke sungai sementara Sawaki tampak ketakutan dan bersandar pada tembok. Aku menyapanya lalu pergi ke kantor dan melakukan aktifitas biasaku seperti rencanaku.

Aku pulang tepat pukul 19.00 malam.

Aku bersiap akan tidur, namun tiba-tiba aku teringat dengan apa yang ku lakukan hari ini. Hampir saja rencanaku berantakan, ku raih kertas rencanaku, merobeknya lalu menulis ulang.. mulai detik ini, aku merubah rencanaku untuk besok, karena aku akan mengambil jalan lain.. 

CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang