Kau terbangun dan mendapati dirimu masih berada di tempatmu semula ... sebuah gereja. Tempat suci yang tak mampu mereka tembus. Kau merasa aneh. Engkau berpikir, hari masih gulita saat kau memutuskan untuk memasuki gereja tersebut, malam masih panjang. Namun baru sekejap engkau terlelap, sinar benderang dari luar telah memasuki gereja dari sela-sela retakan dinding dan kaca.
Ah, pasti karena terlalu letih, pikirmu. Sayang kau tidak sempat membawa arlojimu, dan jam yang berada di dinding di sampingmu itu telah rusak parah.
Kau pun berdiri dan meregangkan badanmu. Cacing-cacing di perutmu berteriak-teriak meminta jatahnya. Ya. Sudah hampir dua hari kau tak mengurusi meraka. Yang kaupikirkan hanyalah cara untuk lolos dari kejaran makhluk bertaring yang siap membuatmu mati kering tersebut.
Kau teringat, beberapa ratus meter dari gereja yang kaumasuki ini terdapat sebuah swalayan yang telah poranda. Mungkin jika beruntung, kau akan menemukan sisa-sisa makanan di sana. Untung saja makhluk-makhluk tolol itu tak cukup mempunyai otak untuk mengatasi sinar UV.
Kau membuka pintu dan melangkah keluar. Namun saat baru satu kakimu yang berada di luar, sebuah tangan menangkapnya dan langsung menyeretmu menjauhi gereja. Makhluk-makhluk itu mengelilingimu, dengan seringai senang dan taring mencuat. Samar-samar kau melihat puluhan lampu pijar yang mengelilingi gereja. Dan di sela-sela rasa sakit yang kaurasa di sekujur tubuhmu yang tercabik, engkau berpikir; mereka menipumu. Mereka mempunyai otak. Mereka telah berevolusi.
***Penulis: Antonio Zugo
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepypasta
HorrorA creator of paranoid #1 Highest Rank [25052018] #2 in horror [07052018]