Malam itu aku tahu lebih gelap dari biasanya, dan biasanya aku bisa sampai di depan rumahku lebih cepat dari sebelumnya, namun hari ini, entah kenapa perjalananku terasa sangat lama.
Aku sudah berjalan sangat lama, sampai aku tidak tahu lagi berapa lama aku berjalan, yang jelas malam ini aku tahu ada yang salah. Hmm.. bahkan bulan terlihat ada 2, aneh bukan..
Aku hampir saja frustasi karena lamanya aku berjalan sampai akhirnya aku melihat bayangan rumahku di ujung jalan. “Oh tuhan, akhirnya” kataku terlalu senang, sampai-sampai aku terhuyung saat mendekatinya, aku berlari dan langsung melesat masuk ke dalam rumah, melepaskan sepatu dan tasku, kemudian langsung melangkah ke tempat tidur. Sumpah, aku sangat lelah hari ini.
Ketika aku sudah akan tertidur, aku mendengar sebuah suara yang bising di luar. “Oh ya ampun, baru saja aku mau tidur sudah ada saja penganggu” kataku mengumpat. Aku menuruni anak tangga dengan cepat, saat aku melihat sesuatu yang hitam sedang duduk di sofaku.
Jantungku berdegup begitu cepat sampai aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, ketika aku mencoba mencari jalan keluar, mataku menatap stick Golf di samping sebuah rak buku, tanpa pikir panjang aku segera meraihnya, hal pertama yang aku pikirkan adalah memukul keras-keras kepala pria sarap yang sedang duduk di sofaku, “Astaga!!” batinku, entah sesinting apa orang ini, maksudku, dia berniat merampok rumahku tapi malah asik-asik duduk di sofaku dulu, apakah ini pertama kalinya dia merampok rumah, jadi dia bisa duduk cantik, sembari memikirkan apa yang akan dia ambil, lalu mengatakaan “Show Time”.. apa dia pikir ini acara “The Opera Show” keparat kecil..
Aku melepaskan pukulan pertamaku sampai dia terhempas dengan suara berdebum yang keras, butuh waktu beberapa lama untuk dia segera bangkit, jadi—sebelum dia benar-benar bangkit, aku memukulinya lagi,—lagi, dan lagi terus menerus, meskipun aku sempat mendengar suara “Hentikan—hentikan” namun aku terus menghajarnya tanpa ampun. Aku tidak tahu berapa lama aku memukulinya jadi setelah beberapa lama dia tidak lagi bergerak, kupikir.. mungkin saja dia pingsan.
Beberapa saat kemudian, aku melihat Jhoni adikku melesat masuk ke dalam rumah dan menatapku panik, jadi aku tersenyum kepadanya. “Halo Jhoni, tenang saja. Kakakmu yang keren ini baru saja melumpuhkan perampok.. kau pasti bangga bukan?”
“Apa?” Jhoni seperti melihatku jijik, sebelum dia mendekatiku dan mengatakan “Kau tahu ini rumah siapa?? Kau tahu juga siapa yang kau pukuli ini?? Rumah kita ada di sebelah sana.. dan rumah ini adalah rumah milik Tuan Frey, pria yang baru saja kau pukuli ini. Dasar kau pemabuk sialan!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepypasta
HorrorA creator of paranoid #1 Highest Rank [25052018] #2 in horror [07052018]