Bab 17

129 52 0
                                    


Cika

Di sinilah aku berada sekarang. Pelita Jaya. Dua tahun aku bersekolah di Australia, tapi malangnya satu tahun terakhir harus kuhabiskan di Indonesia karena ada sedikit konflik. Sebenarnya lebih enak hidup di Australia, bebas. Tapi ya apa boleh buat mau tidak mau, suka atau tidak suka begitulah hidup banyak ujiannya.

Aku anak pertama di keluarga Marawarja. Hanya mempunyai satu orang adik laki-laki yang rentang umurnya dua tahun denganku. Chiko Marawarja. Dia satu-satunya adikku dan kini dia baru duduk di bangku SMA, tepatnya di London. Dia berbeda denganku. Dia dapat bersekolah di sana karena kepintarannya, karena beasiswa dia dapat bersekolah di London. Tapi malangnya aku, pendidikanku harus dipindahkan karena yang sudah kubilang ada sedikit konflik. I know you know what i mean.

Kakiku berjalan santai mengikuti guru BP yang kini berjalan memasuki ruang kepala sekolah. Lima belas menit lamanya aku dan guru BP bertatap wajah dengan kepala sekolah, interview gitulah mulai dari nama dan alasan kenapa pindah ke Pelita Jaya. Guru BP itu membawaku ke koridor dimana tempat kelas IPA berada dan tibalah aku di kelas dua belas IPA tiga. Guru BP dan guru sejarah sedang berbincang-bincang, pasti mengenai aku, pikirku. Dari mana aku tau kalau dia guru mata pelajaran sejarah? Dari materi yang dia tulis di papan tulis dan dari buku yang ada di atas meja.

Guru sejarah itu mendekatiku seraya tersenyum padaku. "Ayo perkenalkan dirimu dulu, nak." Guru sejarah itu mempersilahkanku. Aku mengangguk dan membalas senyumannya.

"Hello. Nama saya Cika Arbellia. Saya pindahan dari Australia and nice to meet you" aku memperkenalkan diri, kikuk rasanya. Bagaimana tidak kikuk, suasana sekolah baru dan teman-teman baru pasti membuat kita gugup bahkan kikuk. Semua butuh waktu.

"Baiklah nak, sekarang kau duduk di tempat yang kau inginkan" guru sejarah itu mempersilahkan aku duduk. Aku berjalan mendekati kursi kosong di samping seorang anak perempuan berkulit sawo matang. Aku menatapnya dengan tatapan 'apa aku boleh duduk di sana?' Dan sepertinya dia mengerti maksud dari tatapanku, dia menganggukkan kepalanya. Punggung guru BP itu hilang di balik pintu kelas dan guru mata pelajaran sejarah mulai menjelaskan materi sejarah. Kelas hening memperhatikan guru sejarah itu.

"Hello Cika, nama gue Gita Liandrany panggil gue Gita. Nice to meet you." Teman di sebelahku berbisik menyebutkan namanya. Aku menoleh, tersenyum meng'iya'kan ucapannya. "Teman?" Ucapnya masih dengan berbisik sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Kuulurkan tanganku membalas uluran tangannya tak luput dari senyum ala Cika.

Bel istirahat telah berkumandang. Aku mengajak Gita pergi ke kantin mencari camilan. Saat ingin kembali ke kelas, tatapanku berhenti pada seorang cowok yang sedang berpacaran di tepi lapangan. Bentuk tubuh cowok itu seperti tak asing bagiku. Kuberanikan diri melihat wajah cowok itu untuk memastikan. Mataku terbelalak sempurna saat melihat wajah cowok yang benar-benar tak asing bagiku. Alis tebal, hidung mancung, rambut hitam, tinggi 170 cm tegap nan berisi, kulit putih, bibir atas tipis sedang bawah agak tebal, pupil mata hitam pekat. Ya aku mengenalnya. Sangat sangat mengenal laki-laki itu.

Tepukan di bahu menyadarkanku dari lamunan. Ternyata Gita. Pandanganku tak lepas dari cowok yang beralis tebal itu. Gita mengikuti arah pandang kepada cowok pemilik alis tebal itu. "Namanya Tristan Cristopher. Dia anak dari pemilik Pelita jaya ini." Aku menganggukan kepala ber'oh' ria, tak perlu dijelaskan pun aku sudah tau siapa lelaki itu. "Lalu perempuan yang ada di sampingnya itu?" Aku bertanya dengan terus memandangi cowok alis tebal itu.

"Oh cewek itu pacarnya Tristan. Serasi 'kan?" Perkataan Gita seperti pisau yang telah menyayat hatiku sangat dalam. "Tristan sayang banget sama cewek itu, couple yang paling sweet itu mereka berdua. Secara cowoknya saja most wanted Pelita Jaya. Pokoknya the best deh" sambung Gita lagi. Mataku terasa panas tapi kutarik napas dalam-dalam untuk meredam rasa panas yang tiba-tiba saja melanda mata ini.

Contract Couple ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang