TisyaKini yang tadinya kelas hanya ada aku dan kedua teman lelakiku, sekarang kelas sudah ramai. Saat bel berkumandang nyaring menandakan istirahat telah usai semua murid langsung masuk ke kelas. Berhubung kelasku adalah pelajaran Miss Natalie jadi mereka bergegas ke kelas takut-takut Miss Natalie datang lebih dulu dari pada mereka dan berujung pemotongan point fisika dan omelan dari beliau. Benar saja, kelas baru ramai sekitar lima menit, suara sepatu Miss Natalie sudah terdengar walau samar. Baru mendengar suara sepatunya saja hati sudah berdebar dahsyat. Beliau masuk ke dalam kelas dan mulai menyampaikan materi fisika.
"Baiklah kalian buka materi bab empat, disana ada materi tentang F. Dimana F rumusnya adalah..." Miss Natalie menuliskan rumus di papan tulis. "Ini adalah rumusnya dan kalian dapat mengingatnya sebagai Farah ka ki ku bagi rata-rata" ucap Miss Natalie penuh penekanan.
"Yang dimaksud k disini ialah konstanta dan ketetapannya.. dia menunjuk k dan kembali menuliskan ketetapan k beserta satuannya, Ingat! Jangan salah dalam menggunakan satuannya! Karena saya tidak akan mentoleransi, jika kalian salah satuan ya berarti salah!" ucap Miss Natalie dengan penuh penekanan pada kata salah dan tak lupa mata elangnya itu menatap tajam Arga yang saat itu pernah salah dalam menggunakan satuan.
"Ya ampun itu matanya si nenek lampir mau copot kalau kayak begitu!" bisik Delina kepadaku. Aku hanya terkekeh kecil saat mendengar perkataan Delina. "Kamu nggak bosen gitu mendengarkan nenek lampir itu ngoceh mulu? Aku bosen, main yuk atau apa gitu" Delina berbisik lagi sambil menaik-turunkan kedua alisnya berharap aku menyetujuinya. Aku menggeleng melirik ke arah Miss Natalie memberi tanda untuk mendengarkan. Delina menghela napasnya malas, "Jangan macam-macam ya Na. Nanti kena omel Miss Natalie loh" ujarku mengingatkan.
"Berhubung waktunya masih dua jam pelajaran, saya mau kalian duduk sesuai kelompok belajar yang waktu itu pernah kalian buat" perintah Miss Natalie. "Pasti di kasih tugas kelompok seabrek-abrek nih" gerutu Delina. Aku hanya terkekeh kecil mendengarnya. Yuri dan Amel yang duduk di depan kami membalikkan kedua bangkunya sehingga berhadap-hadapan dengan kami.
Miss Natalie kini berkeliling membagikan selembaran kertas yang berisi soal-soal fisikanya, hanya berisi lima soalnya tapi asal kalian tau; soalnya itu beranak serba empat, jadi jika di total semuanya dua puluh nomor. "Oke hanya lima soalnya saja dan itu kalian kerjakan di selembar kertas polio dan di kumpulkan hari ini!" ucap Miss Natalie dengan tegas.
"Hari ini? Gila kali itu nenek lampir, dia kata aku google apa sekali baca sudah langsung tau jawabannya" gerutu Yuri. "Iya tau tuh, soalnya cuma lima tapi beranak banyak" timpal Amel.
"Ya sudah mending sekarang kita kerjakan saja soalnya biar cepat selesai, biar nggak kena omel juga sama Miss Natalie" tuturku menengahi. "Ada lima soal sedangkan kita cuma berempat. Aku, Yuri sama Amel masing-masing mengerjakan satu nomor, dua nomor lagi kamu yang mengerjakan ya, Sya" mohon Delina, lebih tepatnya lagi mungkin berkompromi denganku. Aku hanya mengangguk seraya melemparkan senyuman kecil kepada Delina. Kita berempat mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Miss Natalie.
"Akhirnya selesai juga tugasnya, kumpulkan sana, Sya. Males banget aku lihatnya, angka semua isinya kayak nomor telepon" Yuri memanglingkan wajahnya malas.
Amel, Yuri dan Delina, mereka bertiga adalah temanku. Derejat mereka jelas berbeda jauh denganku tapi ya walaupun berbeda mereka tetap menganggapku teman. Amel itu orangnya asik, kadang loading lama jadi bikin greget gitu, sedangkan Yuri dia orang asik banget terus rajin cuma kalau di kasih tugas fisika seabrek-abrek pasti dia sumpek dan menggerutu persis banget kayak Delina.
Tapi bagaimana pun mereka, aku sangat menyayangi mereka. Bagaimana aku tidak menyayangi mereka? Selama hampir genap tiga tahun aku bersekolah disini, mereka bertigalah yang selalu menemaniku ya walaupun aku sedikit menjaga jarak dari mereka agar mereka tidak merasa malu karena berteman denganku. Kehadiran mereka membuatku percaya diri dan yakin kalau harta yang paling berharga di dunia adalah orang tua dan teman, kedua hal itu harta yang paling indah yang Tuhan berikan kepada kita dengan cuma-cuma.
****
I hope your VOMENT. Terima kasih yang sudah baca. Maaf kalau seandainya menurut kalian aneh. Terima kasih...

KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Couple ✔
Genç KurguCinta pandang pertama atau cinta sejati? Percaya atau tidak keduanya itu sangat berbeda. Contract Couple; 1. Jika pihak yang menulis kontrak mengutarakan pendapatnya untuk melanjutkan hubungannya naik satu tingkat, itu karena semata-mata hanya untuk...