Bab 23

153 50 0
                                    


Cika

Aku dan Tristan pernah berpacaran saat kami duduk di bangku SMP kelas satu lebih tepatnya. Dia menyatakan cintanya tapi dengan cara yang simpel dan sangat tidak romantis. Ya wajar saja, Tristan itu selain terkenal ketampanannya dia terkenal dengan sikapnya yang begitu dingin. Tapi aku merasa saat dia bersama denganku dia tidak dingin, justru dia perhatian dan nampak menggemaskan. Kami sedang makan siang di kantin, makanan kesukaan Tristan itu adalah bakso. Aku sering membawakannya bekal makan siang masakanku sendiri untuknya. Dia memakannya dengan sangat lahap. Tapi bulan lalu dia bilang untuk tidak memasakkannya lagi karena dia ingin makan bakso saja. Jadi aku tidak membawakannya bekal makan siang lagi.

"Bel, nanti pulang sekolah kau ingin kemana?" Aku terus memakan makan siangku. Tristan berdecak sebal, dia menekan-nekan tanganku. Aku menoleh bingung padanya. "Kau tidak dengar?" Wajahnya kesal.

"Dengar, tadi kau memanggil Bel 'kan? Lalu mengapa kau jadi kesal begini? Apa salahku?" Aku bingung. Dia menghela napas berat. "Iya aku itu memanggilmu Bel, aku mengajakmu bicara tapi kau malah diam saja" jawabnya datar.

"Oh kau memanggilku, habisnya kau mengatakan Bel jadi aku pikir orang lain makanya aku diam saja." Aku menyeruput jus jeruk milikku. Tristan berdecak, "Mulai sekarang aku akan memanggilmu Bel."

"Bel? Namaku Cika. Dan orang-orang memanggilku Cika."

"Biarkan saja, aku ingin berbeda dari yang lainnya. Lagi pula nama Bel cukup bagus untukku, kenapa aku memilih Bel?" Dia bertanya. Aku menggeleng tak tau. "Karena kau itu princess di dalam hatiku. Princess Bell" pipiku memanas karena ucapan Tristan. Dia hanya tertawa geli melihat wajahku yang memerah seperti tomat ini.

Aku mengangguk, "Baiklah kalau kau memanggilku Bel. Aku akan memanggilmu tuan Adiramanata junior, bagaimana? Alasannya sama denganmu, karena aku ingin berbeda dengan yang lain" aku menaik turunkan kedua alisku.

"Tuan Adiramanata junior?" Dia mengulangi kata itu dan wajahnya seperti berpikir keras. "Bagus juga. Aku setuju! Pokoknya hanya aku yang boleh memanggilmu Bel dan hanya kau yang boleh memanggilku tuan Adiramanata junior. Oke?" Aku mengedipkan mata sebelah kiri dan mengacungkan jempolku menyetujui tawarannya.

Hubunganku dengan Tristan berjalan cukup lama sekali. Tiga tahun lamanya kami bersama. Kalau pacaran sudah bertahun-tahun lamanya pasti sudah banyak kenangan yang diciptakan. Tapi tidak dengan hubunganku dan Tristan. Hubungan kami berjalan cukup lama dan baik-baik saja tapi tidak ada momen yang spesial di antara kami. Saat kelulusan tiba, aku mendapat kabar dari burung-burung yang terbang kalau keluarga Adiramanata mengalami krisis uang. Perusahaan Adiramanata Company di ambang kebangkrutan. Aku panik, jika Tristan bangkrut dia tidak bisa memenuhi kebutuhanku. Dia tidak bisa menjadi sumber kesenanganku lagi. Dia sudah tidak ada gunanya lagi.

Keluargaku pindah ke London dan menetap di sana karena kebetulan ibuku memang asli sana. Sedangkan aku? Aku memilih melanjutkan sekolah di Australia. Lalu bagaimana hubunganku dengan Tristan? Aku meninggalkan orang yang tak berguna itu begitu saja. Aku memutuskannya tanpa sebab. Hubungan kita berakhir. Aku mendapatkan cowok yang lebih kaya dan tampan dari Tristan, itulah sebabnya aku melanjutkan pendidikan di Australia. Aku meninggalkan Tristan dan memilih untuk tidak ikut dengan keluargaku dan menetap di Australia bersama Verrel, kekasihku. Kami saling mencintai. Dan yang paling penting dia selalu memberikan apa yang aku inginkan.

Dua tahun lamanya aku bersekolah dan tinggal di Australia bersama Verrel, dia yang membiayaiku. Tapi saat naik kelas dua belas, Verrel dijodohkan dengan wanita yang lebih kaya dan bahkan lebih cantik dariku. Verrel meninggalkanku begitu saja demi wanita itu bahkan Verrel juga menghentikan biaya sekolah dan hidupku di Australia. Aku kecewa. Aku bingung. Aku memutuskan menelepon keluargaku, tapi perusahaan ayah saat itu memang sedang tidak berjalan baik jadi aku tidak bisa bersekolah dan tinggal di London. Akhirnya ayah mengirimku ke Indonesia lagi, tinggal di rumah keluarga kami yang lama dan bersekolah di Pelita Jaya.

Contract Couple ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang