Bab 35

391 25 4
                                    

Haidar tengah berada di kantornya terdahulu, kantor yang kini tengah bekerja sama dengannya dalam menangani kasus human trafficking ini. Ia sengaja berada disini karena ia butuh menghubungi rekannya di London. Ia bertemu dengan rekannya terdahulu, Mas Iwan dan Mas Gunawan. Keduanya tengah mengobrol di pantry sambil menyesap kopi panasnya masing-masing ketika Haidar tiba di kantor.

"eh Mas, pagi-pagi udah males-malesan aja" ujar Haidar yang datang tiba-tiba membuat keduanya terkejut.

"eh Haidar, kamu kapan dateng ke Indonesianya? Waduh gak bilang-bilang sama saya, padahal saya mau minta oleh-oleh" gurau Mas Gun.

"kita ini nggak lagi males-malesan Dar, kita lagi diskusiin kasusmu ini" sambung Mas Iwan.

"gimana tuh Mas, kabar dari tim Indo?" tanya Haidar yang kini mulai serius berbincang dengan kedua rekannya itu.

"tim sini sih udah lumayan Dar, kira-kira udah 80-85% lah yang diketahui lokasi dan kondisinya, tapi belum pulang semua, sisanya masih dalam penyelidikan" ujar Mas Gun, yang langsung menyesap lagi kopinya selagi kepulan uap panas dan aromanya masih menggoda.

"tapi yang saya khawatirin sih, ini kasus besar banget Dar. Banyak nama besar terlibat, kasusnya juga bukan perdagangan manusia aja kan, ini menjalar ke kasus-kasus yang lebih besar. Kamu yakin? Ini bakal berat banget Dar, politik sana kan kejam-kejam" lanjut Mas Iwan, kini mulai memasang tampang ragu.

"iya mas, bener, kasusnya luar biasa besar. Saya juga waktu mulai mendalami kasusnya, jangankan kepikiran bakal selesai cepet, ini kasus bakal selesai pun saya ragu. Tapi rekan-rekan saya disana selalu bilang bahwa kasus ini bakal selesai mau selama dan sesulit apapun. Mereka yang nyemangatin saya sampai sejauh ini. Tim disini juga bukti bahwa usaha kita selama ini ngga sia-sia" jawab Haidar tenang, senyumnya mengembang lebar.

"oh ya, kamu ada urusan apa emang ke kantor?" tanya Mas Gun.

"oh itu, saya mau tau kondisi tim sini, sekaligus ngehubungin tim-tim lainnya. Kalo di rumah kan kesannya casual banget, saya inginnya di kantor supaya serius Mas" jawab Haidar, "komputer Mas Gun boleh dipake kan?" lanjutnya sambil menunjuk ke arah meja kerja Mas Gunawan yang berada di arah berlawanan.

"oh boleh lah, silakan" Mas Gun yang tengah bersandar pada lemari pantry pun segera beranjak dan berjalan ke mejanya diikuti Haidar dan Mas Iwan.

Setelah Mas Gun menyalakan komputernya dan memasukkan kode sandi, ia segera mempersilakan Haidar duduk di kursinya untuk kemudian melaksanakan apa yang seharusnya ia laksanakan. Haidar segera membuka Skype dan masuk ke akunnya. Baru berhasil masuk akunnya, tiba-tiba ada panggilan masuk, tertera nama "Mr. Watson" di layar, Haidar segera mengangkatnya.

Dari layar terlihat wajah Mr. Watson dengan background yang sudah tak asing lagi bagi Haidar, itu markas timnya di Leeds. Mr. Watson segera melambaikan tangannya di depan kamera untuk menunjukkan bahwa videonya tidak freeze.

"Hey, how's going?" tanya Mr. Watson dengan senyum terkembang, ia sudah pulih dan bisa kembali bertugas lagi.

"good, teams here really did great job. They almost finished searching the girls but a lot of the girls haven't gone back yet. They'll send you the report later and we'll discuss after that" jawab Haidar.

"no, I mean your family. There's nothing wrong, right? How's your wife?" tanya Mr. Watson lagi.

"oh, they're fine. How about you?"

"pretty good, just a little pain after the surgery, it was nothing. Anyway, there's a lot of things happened here and there, and you should look at it, I'll send you the report. Plus, the Nevada team informed me they're sending the girls back home, including your girl. She's on her way now to Bali with one of the staff and will probably arrived tonight around 7" ujar Mr. Watson, matanya sibuk melihat berkas-berkas di mejanya sehingga tidak sempat melihat ekspresi Haidar begitu dirinya menyebutkan Sandra. Mas Gun dan Mas Iwan yang berada di belakang Haidar langsung menatap Haidar dengan tatapan bingung, lalu saling berpandangan melempar tanya dengan matanya. Mereka tidak yakin dengan apa yang Mr. Watson sebut "your girl itu.

Married with Mr. Detective 2 : Mr. Detective'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang