Bab 37

357 20 0
                                    

Rafa baru saja menghabiskan semangkuk sup bayam, sepiring nasi kacang polong, ditambah sepotong rolade sebagai menu sarapan yang mengenyangkan bagi Rafa. Meskipun masih belum bernafsu makan, Rafa menghabiskan makanannya yang menunya bahkan dibuatkan langsung oleh sang dokter.

Ia segera menenggak segelas air putih, menghilangkan sisa-sisa rasa gurih rolade dan beberapa potongan makanan yang mungkin menyangkut di mulutnya. Baru menghabiskan sebagian, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Entah kenapa Rafa segera menghentikan kegiatannya dan meraih ponselnya, dengan bayangan tertera nama Haidar di layarnya.

Vina.

Ada sedikit kekecewaan di hatinya, namun ia buru-buru mengangkat teleponnya, jarang sekali Vina menelepon sepagi ini. Entah mengapa hati Rafa jadi tak tenang.

"halo, Vin. Tumben nelpon pagi-pagi, ada apa?" tanya Rafa, mencoba menyamarkan nada kecewanya.

"Fa, Haidar punya sodara cewek ga?" tanya Vina, membuat Rafa kebingungan. Apa yang ada di pikiran Vina, pagi-pagi begini sudah bertanya tentang suami orang. Meskipun kebingungan, Rafa tetap mencoba menjawab.

"nggak, Haidar cuma punya adik satu, itupun cowok" balas Rafa. Vina terdengar mendesah pelan di ujung sana, membuat Rafa semakin penasaran.

"lo tau Haidar dimana sekarang ga?" tanya Vina, pertanyaannya semakin aneh. Tapi Rafa tetap mengikuti permainan Vina.

"kemarin sih Haidar bilang, dia lagi ke Bali buat ngurusin kerjaannya gitu yang ngedadak" jawab Rafa, mengatakan apa yang telah dikatakan Haidar tadi malam. Tapi Vina mempertanyakan semua itu pasti ada hal penting yang tidak Rafa ketahui.

"lo apa sih pagi-pagi tiba-tiba nanyain Haidar?" tanya Rafa semakin penasaran.

"cek Line lo sekarang" ujar Vina yang kemudian langsung menutup telepon.

Rafa sempat menatap layarnya lama, bingung dengan semua pertanyaan yang dilontarkan Vina. Ada sedikit perasaan gelisah, namun ia coba kubur dalam-dalam. Ia bahkan tidak berani menyebutkan hal itu di benaknya, takut kalau itu malah menjadi kenyataan.

Setelah muncul notifikasi pesan baru, Rafa segera membukanya dengan perasaan tak tenang. Jantungnya berdegup hingga telinganya ikut berdengung. Detik kemudian adalah detik dimana Rafa ingin ini semua hanya lelucon belaka. Lelucon yang tidak lucu sama sekali. Rafa ingin menutup matanya, kemudian detik setelah ia membuka matanya, hal yang ia lihat akan berubah.

Ia tidak sedang melihat foto Haidar berselingkuh kan?

Segala bentuk kemungkinan muncul di pikiran Rafa. Itu mungkin hanya teman Haidar, mungkin rekan kerjanya, mungkin sepupunya, salah satu kerabatnya, atau bahkan sebenarnya itu bukan Haidar sama sekali. Itu hanya seorang pria yang sangat kebetulan mirip dengan suaminya.
Rafa sangat terkejut hingga tak sadar bahwa Moza sudah ada di sampingnya.

Pagi itu Moza yang kedapatan shift jaga malam, bisa bertandang ke rumah Rafa di pagi hari untuk memastikan kondisi kakak iparnya tersebut. Bagaimana pun, ini masih menjadi tugas Moza sebelum akhirnya sang kakak tiba disini. Kebetulan hari ini pun Rafa ada jadwal periksa rutin dengan Rendy, jadi ia sekalian menjemput Rafa untuk mengantarnya ke rumah sakit.

"itu hp bisa bolong loh lo liatin begitu. Liat apaan sih?" tanya Moza. Rafa menoleh pada Moza dan tanpa sadar menunjukkan foto itu pada Moza, separuh hatinya meminta klarifikasi dari Moza dan menanti sang adik ipar berkata "bukan".

Moza memperhatikan foto itu sejenak, lalu tersadar bahwa orang yang ada di foto itu tidak asing baginya. Dia melihat lebih lekat lagi untuk memastikan bahwa ini benar-benar bukan seperti yang ada di pikirannya. Itu bukan foto kakaknya sedang bersama dengan mantan kekasih kakaknya kan?

Married with Mr. Detective 2 : Mr. Detective'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang