Sebelumnya.
Seokjin menyenderkan bahunya di tembok lalu mengambil nafas panjang
"Aaah.. kenapa Jiahn lama sekali.." sahutnya sambil memegangi tenggorokan nya yg kering " aku haus sekali.. ah.."
Drrt.. Drrt..
Handphone Seokjin bergetar, ia merogoh saku nya agak malas" ya... siapa ini...?"
"Oppa, ini aku Mira!"
" Oh Mira, ada apa?"
"apa kau bersama Jiahn sekarang"
" dia sedang membeli minuman, kenapa?"
"Tolong lindungi Jiahn, pelaku pembunuhan keluarga nya yg dulu kabur dari penjara. Jiahn dalam bahaya Oppa!"
Seokjin seketika terdiam, mengira ngira lewat jalan mana Jiahn pergi
" Mira jemput Jiahn sekarang, aku akan mengirimkan alamatnya padamu"
"tapi Oppa! pelaku nya masih berkeliaran, itu mung.."
"Sepertinya aku tau dimana pelakunya" potong Seokjin " Jemput Jiahn, aku akan mengurus pelakunya"
" tapi Oppa! Opp.." Seokjin mengakhiri panggilan bergegas mencari Jiahn
.
.
.
.Sesaat setelah Jiahn menjauh..., Seokjin melangkah berbalik kembali ke minimarket tadi
" Kau mencariku?" seseorang tiba tiba memegang pergelangan tangannya menghentikan langkah Seokjin yang terburu buru, ia mengangkat topinya tersenyum
Seokjin melepaskan pegangan itu, wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya
"kau buronan itu kan?!, aku sudah telpon polisi dan sebentar lagi mereka akan tiba"
Orang itu memandangi ku dari kepala hingga kaki " Lumayan juga.., Jiahn, kau mau menggantikan nya?"
"apa maksudmu? ha?!" Seokjin melangkah maju, mulai berpikir bahwa mungkin ia harus turun tangan sendiri, menunggu polisi datang.. itu terlalu lama. Seokjin ingin memukulnya dari pertama kali melihatnya, karenanya Jiahn begitu terluka.
" kau akan tahu nanti.." orang itu mengalihkan pandangan nya pada orang orang yang lewat yang pandangan nya tertuju pada kami
"oh ya.." dia mengalihkan pandangannya padaku lagi, anehnya.. entah kenapa aku terpaku pada setiap perkataan nya " Seokjin-ssi" dia berdiri di depanku menjentikkan jari nya " tidurlah, sampai aku menyuruhmu bangun"
.
.
.
.
.Ctak!
"Seokjin-ssi, bangunlah" katanya di ikuti sebuah jentikan jari yg tiba tiba membangunkan Seokjin" ahahaha... trik ini lumayan juga, kau tahu? aku mempelajari nya dari temanku di penjara"
Seokjin melihat ke sekitar, ia di ikat di sebuah kursi kayu, nampaknya ia ada di bangunan yang sudah tak terpakai, tapi ia tidak tau jelas itu ada dimana.
Duk!
"mengapa kau mengacuhkan ku hah?" sahutnya setelah mengayunkan balok yang menghamtam kepala Seokjin, darah segar mengucur dari dahinya" a... apa yg kau inginkan ha? kau sudah membunuh keluarga nya, itu semua sudah cukup!!"
" Cukup? hah!" Orang itu memutar bola matanya tersenyum tipis
"memang.. saat masuk penjara aku berpikir untuk berhenti dan.. melakukan hal yg baik" katanya sambil melihat langit langit ruangan
"Tapi" orang itu menolehkan mukanya melihatku, dengan tersenyum tipis ia melangkah pelan ke hadapanku " itu tidak menyenangkan"
"apa yang aku suka adalah.." dia menjentikan jarinya di dahiku, mencuil sedikit darah
" melihat orang orang sepertimu ini, mereka berdarah, dengan sekarat mereka memohon padaku" dia menghirup darahku lalu mengelap nya pada kaos nya yg berwarna putih tersenyum tipis
"Ah ya" dia melangkah menjauh mengambil sesuatu di atas meja " sebelum kita mulai "permainan" nya, kukira kau ingin tau namaku, Woo Hyun. itu namaku, kau mungkin akan mengingatnya"
#bersambung
Makasih buat yg udah baca
dan
Jangan lupa follow author,
vote+ comment untuk chapter selanjutnya juga ya!
:D
KAMU SEDANG MEMBACA
One Things [Lagi REVISI]
Fiksi Penggemar"Kau memang jahat, kau tak sadar? Dasar gadis jahat!" Seokjin "Hei!, tapi aku sudah membantumu kan?" Jiahn "Dasar gadis jahat" Seokjin "Berhenti mengatakan itu"Jiahn "Kenapa? Kau memang jahat, dasar gadis jahat" "Tapi, aku suka" Seokjin ###