Chapter 29

1.9K 187 24
                                    


Happy Reading

.

.

.

.

.

Keringatnya semakin bercucuran ketika mendengar isak tangis yang mengeras di salah satu ruangan di rumah sakit. Benarkah ia tidak selamat? Batinnya mulai di penuhi tanda tanya hebat yang bisa menggetarkan jiwanya sekarang. Sesaat mengintip dari kejauhan, ia melihat sosok yang ia kenali sedang menggendong bridal seseorang yang tampak pucat. Dirinya kini di bayangi peristiwa serupa saat melihat pria yang tadi tengah di gendong bridal. Tubuhnya serasa tak memijak bumi saat mengerti kejadian yang tak ia harapkan benar-benar terjadi. Di saat yang sama bayangan adik manisnya yang juga pernah ia gendong keluar dari rumah sakit dalam keadaan tak bernyawa membuat kepalanya pening. "Hyung!". Begitu dekat tapi terdengar sangat jauh di telinganya. Dia kuat—tentu saja—sayangnya tidak untuk saat ini.

Bruk!

Tubuhnya lebih dulu menghantam kerasnya lantai rumah sakit sebelum seseorang yang tadi memanggilnya datang. "Yoongi hyung!". Ialah Namjoon yang tadi memanggil pria yang tengah pingsan karena melihat Taehyung yang dibawa keluar dari dalam ruang tempat ayah pria itu di selamatkan. Namjoon segera mengangkat tubuh mungil lemah yang ia tahu sedang goyah dengan tubuh nya yang selalu siap melindungi si pria yang sayangnya masih jadi prioritasnya. Membawa pria itu ke salah satu bilik emergency agar Yoongi bisa mengistirahatkan dirinya dari trauma yang kembali tanpa di duga.

Setibanya di sana, Namjoon memanggil dokter yang ada untuk memeriksa keadaan Yoongi. Hatinya ikut teriris sakit melihat pria yang tadinya baik-baik saja saat menghadiri pesta pernikahan Hoseok dan Taehyung bersama kekasih barunya—kini berubah drastis setelah kejadian tak di duga yang terjadi di acara tersebut. Ia perlu mendengar apa yang sebenarnya terjadi dari Yoongi. Apa benar feeling Namjoon jika dia adalah pria terakhir sebelum Hoseok, yang menemui ayah Taehyung sebelum pria itu mengalami serangan jantung mendadak? Pria Kim itu berharap feelingnya salah walau otaknya berkata 'ya' untuk jawaban tersebut.

"Dia baik-baik saja dokter?". Tanya Namjoon setelah dokter tersebut selesai memeriksa Yoongi. Dokter wanita yang menangani Yoongi menganggukkan kepalanya.

"Dia baik-baik saja. Hanya mengalami kepanikan. Saya yakin dia melihat atau mengalami peristiwa sama yang berkaitan dengan trauma yang ia derita. Sebaiknya anda bawa dia pada psikiater agar trauma yang ia alami tidak kembali membuat dia seperti ini".

"Baik dokter. Terimakasih". Jawab Namjoon setelah penjelasan dokter tersebut. Dokter tadi pun pergi meninggalkannya yang kini beralih melihat Yoongi yang masih terbaring tak sadarkan diri.

...........


















"Sayang, makan dulu yuk. Kau dan baby harus makan sayang". Ini sudah puluhan kalinya Hoseok membujuk istrinya agar mau mengisi perut setelah pemakaman ayah mertuanya beberapa hari lalu. Kekhawatirannya semakin besar karena sang istri yang tengah mengandung anaknya itu hanya bisa terdiam setelah histeris di saat ayah mertuanya di ketahui telah meninggal. Pria manis itu hanya terbaring tak bertenaga di atas kasur tanpa berniat melakukan apapun. Memandang kosong seolah pikirannya berhasil sampai pada orang yang baru meninggalkannya.

"Appa". Gumaman yang kembali ia ucap membuat hati Hoseok ikut merasakan sakit di saat yang bersamaan. Istrinya sangat terpukul karena peristiwa tak terduga lalu. Ia masih ingat dengan jelas saat almarhum ayah mertuanya datang dan mereka bercanda bersama layaknya keluarga normal. Begitu bahagianya raut wajah sang istri karena ayah mertuanya dan Hoseok akrab sesaat sebelum pernikahan mereka berlangsung.

If You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang