Chapter 22

2.2K 242 39
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

Hoseok turun dari atap dan menuju kamar mandi kantornya. Suasana di sana memang tak seramai biasanya. Karena waktu pulang untuk karyawannya tengah berlangsung.

Selesai membersihkan bekas lukanya, ia segera menuju ruangannya. Di sana ia di sambut Yoongi yang menatapnya dengan wajah khawatir.

Yoongi yang melihat wajah Hoseok lebam segera menghampirinya. "Ada apa dengan wajahmu sajang-nim?. Apa anak tadi memukulmu?". Hoseok menyingkirkan tangan Yoongi dari lengannya sambil tersenyum.

"Ini hanya balasan ringan atas dosa ku. Jangan khawatir Yoongi-ssi. Ah- Kenapa kau belum pulang?. Istirahatlah Yoongi-ssi, kau tampak tidak sehat". Ucapnya lembut pada Yoongi.

"Bagaimana aku bisa istirahat sementara aku melihat kau begini, Huh?!. Kau tak tahu aku khawatir melihat anak tadi yang datang dengan emosi seperti itu?!". Hoseok menarik pinggang Yoongi dan memeluknya. Ia meletakkan dagunya di atas pundak Yoongi dan mengusap punggung Yoongi.

"Gomawo, karena selalu mengkhawatirkan aku. Aku bahkan lupa memperhatikanmu. Maafkan aku..". Yoongi balas memeluk Hoseok. Ia menenggelamkan wajahnya di dada Hoseok.

"Pabo!. Orang mana yang tak khawatir, jika melihat kekasihnya terluka begini?. Hiks–Kau jahat menyuruhku mengabaikanmu. Hiks–Kau menganggapku seperti kekasih yang tak punya perasaan sama sekali". Hoseok tersenyum mendengar ucapan Yoongi. Ia mengusap punggung Yoongi untuk meredakan tangisnya.

"Maafkan aku ne? . Cha, Sekarang lakukanlah apapun untuk menunjukkan kekhawatiranmu". Yoongi melepas pelukannya dari Hoseok. Pria itu menyambutnya dengan senyum hangatnya. Ia menangkup kedua pipi Yoongi dan mengusap air matanya yang membuat wajahnya terlihat sedikit kacau.

"Tunggu disini, aku akan mengambil obat luka untukmu". Ucap Yoongi sambil menurunkan tangan Hoseok dari pipinya. Hoseok hanya mengangguk dan membiarkan kekasihnya itu pergi dari hadapannya.

............






Adegan manis mereka tadi terlihat oleh Jimin yang baru turun dari atap, ia mengerutkan keningnya melihat begitu manisnya Hoseok yang mengusap pipi Yoongi yang merupakan pamannya.

"Jadi Yoongi samchon adalah kekasihnya?. Tapi menga-pa...". Jimin tak sempat melanjutkan gumamannya karena ia ingat dengan pasti, dendam sang paman pada Hoseok.

Setelah melihat Hoseok masuk ke dalam ruangannya, ia menyusul Yoongi yang pergi mengambil kotak obat untuk Hoseok.

Disana ia bertemu Yoongi yang tengah memegang kotak obat, mereka saling pandang sebentar sebelum Jimin menarik tangan Yoongi kedalam ruangan itu dan menguncinya dari dalam.

"Jadi samchon adalah kekasih dari pembunuh ayahku?. Mengapa kau melakukannya samchon?". Yoongi menarik sudut bibirnya dan meletakkan kotak obat yang tadi di pegangnya di atas meja yang ada di sana. Ia menyilangkan tangannya di atas dada.

"Kau bodoh atau pura-pura bodoh Park Jimin?. Kau masih perlu menanyakan alasannya?" Ucap Yoongi dengan nada sarkastiknya. Jimin hanya butuh penjelasan lebih tentunya, ia paham kemungkinan jika Yoongi akan membalas dendam pada Hoseok melalui perusahaannya. Tapi menjadikannya kekasih?. Ia tak mengerti sampai di sini.

If You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang