"Kamu gak cape apa? Tiap hari kerjaannya berantem, tawuran, balapan. Ayah masukin kamu ke sekolah itu buat nuntut ilmu bukan bikin yang aneh-aneh!" Yudha kini sedang menatap anaknya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Ayah cape, kalo tiap hati kamu gini terus, pulang malem muka bonyok. Dan satu yang ayah syukuri, ayah gak perlu repot-repot datang ke sekolah karna panggilan guru kamu! Karna sekolah itu milik ayah sendiri!"
"Udah yah udah!" ucap wanita paruh baya yang berjalan mendekati Yudha yang sedang memarahi anak sulungnya lalu menyodorkan kopi di depan suaminya itu dan duduk berhadap-hadapan dengan anaknya.
Ya Regal! Dia sedang di marahi ayah nya habis-habisan sekarang karna ulahnya semalam. Regal duduk di samping kiri meja makan dengan ayahnya yang duduk di kursi ujung meja makan menatapnya lekat mungkin lebih tepatnya penuh emosi.
Regal mengikuti konfoy yang berujung tawuran semalam, hingga sampai rumah wajahnya di penuhi lebam hingga sang ayah memarahinya sekarang.
Mereka sedang melaksanakan sarapan pagi ini, tapi suasana menjadi berbeda karna ayahnya membahas masalah semalam di waktu sepagi ini.
"Tapi bun, ayah udah gerah liat tingkah laku anak ini!" Mila, bunda Regal hanya menghembuskan nafas kasar.
"Abang gak boleh gitu dong!" ucapnya lembut "Abang udah gede jadi harus bisa ngurus diri abang sendiri!" lanjutnya lagi.
Namun Regal tidak bergeming, ia tetap diam mendengarkan setiap kata yang kedua orangtuanya katakan.
"PAGI SEMUA!!!" Regil adik kembar Regal menuruni anak tangga dan menghampiri kedua orang tuanya beserta saudara kembarnya yang tengah berkumpul di meja makan.
"Ada apa ini? Tegang bener!" ucap Regil sambil mendudukan bokonya di kursi samping kemabrannya.
"Nggak ko sayang, kamu sarapan dulu nih!" Mila menyodorkan roti tawar yang sudah ia olesi selai kacang di atasnya.
"Kamu bang, ayah harap kamu bisa lebih dewasa lagi, kamu udah kelas XI udah harus bisa liat dan pilih-pilih mana yang baik mana yang buruk buat kamu!" Yudha kembali bersuara.
Regal hanya diam dan fokus pada roti yang sedang berhadapan denganya diatas piring, Regil melirik sesekali ayah dan kembarannya dengan mulut mengunyah roti.
"Ayah gak mau kamu terjerumus sama pergaulan yang bebas!" Yudha menyimpan gelas kopi yang sebelumnya ia seruput.
"Udah ngomong nya? Regal berangkat dulu!" Regal berdiri dan mencium punggung tangan kedua orangtuanya, meski di iringi decak kesal ayahnya.
"Yasudah hati-hati" ucap Yudha.
"Gak bareng sama ade bang?" ucap Mila kemudian.
"Udah gede!" jawab Regal yang berjalan menuju pintu rumahnya lalu tubuhnya hilang di ambang pintu.
"Apa sih bun ade gak ngerti!" pertanyaan polos dari Regil membuat kedua orangtuanya menatapnya dan Regil hanya mengangkat bahunya acuh.
____________________________________
Gimana? Masih sama kan? Aku usahakan updatenya cepat oke. Buat yang lagi baca dan belum selesai,mohon maaf sebesar-besarnya ya.
Vote coment
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction⚠️ Sudah Terbit 🛒 Tersedia di Gramedia dan TBO SEBAGIAN PART DI HAPUS Regal Deova Dirgama, si manusia es yang selalu bersikap dingin. Sikapnya itu membuat siapapun enggan bermasalah dengannya. Belum lagi geng motor yang ia ketuai membuat ia disega...