"Lo yakin rencana ini berhasil gal?" ucap laskar yang sedang duduk di sofa empuk kamar regal.
"Gue ragu, mengingat indah sangat licik!" timpal adendra.
"Dan gue gak mau terlibat!" ucap regil.
Kini mereka sedang berada di kamar regal, menyusun strategi untuk memghadapi kelicikan indah. Setelah mendengar percakapan indah tadi, regal segera menyuruh teman-temannya berkumpul di rumahnya sepulang sekolah. Alhasil mereka sedang berunding sekarang.
"Patwa bilang anak-anak usah siap di posisinya, dan laporan roling pun rumah airys masih aman." ucap roy yang sedang berjongkok di pintu balkon tanpa mengenakan kaos.
"Bang, gue gak mau!" rengek regil. "Gue masih mau bahagia sama cewek cantik dambaan hati gue!" tambahnya dan membuat regal menatapnya tajam, seketika itu juga nyali regil menciut.
"Gue gak pernah mohon sama lo sebelumnya gil! Tapi tolong kali ini aja!" regal berjalan mendekati regil.
semua orang menatap tap percaya, seorang regal memohon? Rasanya bumi ini akan runtuh sebentar lagi.
"Yaudah deh, untung lo abang gue!" regil memutar bola matanya malas.
"Tapi misi ini kurang lengkap kalo gak ada rey di sini gal, secara dia yang paling peka!" celetuk mahendra yang sedang memakan snack.
"Rey kamana?" tanya ciko.
"Lagi jemput abangnya di bandara." jawab mahendra.
Hening, tak ada yang memulai lagi pembicaraan.
"Malam nanti kita jalankan misi!" ucap regal lalu berbaring di tempat tidurnya.
📡📡📡📡📡
"Tuhan, harus ya kayak gini? Gimana bisa gue sama lo, lo kan kayak patung!" regil sedang memakai jaket regak dan menyemprotkan minyak wangi milik regal ke tubuhnya.
"Anjay bau bang, wangian punya gue!" oceh regil lagi.
"Lo kalo di sana jangan bawel gil, tar ketauan bukan regal!" ucap ciko yang sedang menyisir rambutnya.
"Ck, gimana dong. Mulut gue suka lemes!" keluh regil.
"Elah makannya di rem, liat noh abang lo. Adem ayem!" jawab roy.
"Oke gue harus keliatan cool." regil merapikan jaket regal dan mengacak sedikit rambutnya.
"Udah siap? Ayo!" ucap laskar.
Baru saja hendak melangkah keluar, regal menyodorkan ponselnya pada regil. Regil mengerutkan keningnya bingung.
"Ambil!" ucap regal sambil terus menyodorkan ponselnya.
"Buat?" ucap regil dengan gaya menirukan abangnya.
"Ck, indah curiga kalo lo gak pegang ponsel ini!" ucap regal malas.
Regil yang menyadarinya segera menggut-manggut lalu mengambil ponselnya, memasukan kedalam saku celananya dan tak lupa regil juga menyerahkan ponselnya pada regal.
"Guys, kalo kalian mau kabarin apapun ke regal. Ke nomor gue aja, kuta tukeran hp biar menyakinkan." teriak regil dan mendapat anggukan dari semuanya lalu mereka berjalan keluar rumah regal dan berpencar.
Regil membawa motor regal ke salah satu cafe yang sudah menjadi tempat janjiannya dengan indah, tak lupa regil juga sudah memakai cincin tunangan regal.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [SUDAH TERBIT]
أدب المراهقين⚠️ Sudah Terbit 🛒 Tersedia di Gramedia dan TBO SEBAGIAN PART DI HAPUS Regal Deova Dirgama, si manusia es yang selalu bersikap dingin. Sikapnya itu membuat siapapun enggan bermasalah dengannya. Belum lagi geng motor yang ia ketuai membuat ia disega...