"Rys, pemilihan ketos kapan?" sahut Hany yang sedang duduk diatas meja Airys.
"Tau deh, gue ngundurin diri!" Mika yang sedang membaca novelnya pun menutup novelnya dan membalikan badannya menghadap Airys.
"Lo serius Rys? Ko.. Ko bisa? gila lo!" Mika memekik.
"Males gue, gue liat Arsya aja sibuknya udah kayak presiden."
"Kak Doni ngizinin? Secara ni ya kan, dia yang ngusulin lo jadi caketos!" sahut Hany.
"Udah di izinin ko!"
"Kantin yuk! Gurunya juga gak ada kan?" Hany sudah beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu kelas.
"Yuk Mik!" Airys berjalan menyusul Hany diikuti oleh Mika.
Mereka berjalan menuju kantin yang tidak ramai meski ada beberapa siswa dan siswi di sana, Airys memutarkan pandangannya hingga ia melihat Indah di kursi pojok kantin bersama teman barunya.
Airys berjalan menuju kursi Indah diikuti Mika, sedang Hany dia sedang memesan makanannya.
"Hy Ndah!" Airys menyapa Indah yang sedang tertawa bersama teman-temannya.
Tawa Indah seketika berhenti melihat Airys berada di dekatnya, Indah menatap Airys tidak suka.
"Eh boleh gabung gak?" sahut Airys lagi.
"Ngapain jalang disini?" celetuk salah seorang teman Indah.
"Eh jaga ya omongannya!" sahut Mika kesal.
"Dih, ko lo yang nyolot sih!" timpal teman Indah lagi.
"Lo tuh di sekolahin gak diajarin cara ngomong yang bener ya?" Mika tambah kesal.
"Udah Mik udah, kita kesini cuma mau nyamperin temen kita kan?" Airys menenangkan Mika.
"Siapa yang lo sebut temen?" timpal Indah dingin.
"Ya lo lah Ndah, siapa lagi coba" jawab Airys dengan tawanya.
"Gue gak pernah nganggap lo temen, jadi gak usah anggap gue temen!"
Mata Airys membulat, bagai mana bisa Indah berbicara seperti itu.
"I.. Indah lo ngomong apa hah? Gue punya salah sama lo? Kalo gue punya salah gue minta maaf!" Airys menatap Indah tak percaya.
Indah berdiri dan berhadap-hadapan dengan Airys.
"Gue, benci sama lo!" setelah mengucapkan kalimat yang penuh tekanan itu, Indah pergi meninggalkan Airys diikuti teman-temannya.
"Bitch!" ucap teman Indah tepat di depan wajah Airys.
Airys menatap kepergian Indah dengan air mata yang sudah menggenang dan siap meleleh jika Airys mengedipkan mata.
Mika membawa Airys untuk duduk dikuri kosong, tak lama Hany datang dengan membawa pesanannya. Hany yang sadar jika Airys menangispun langsung menyimpan makanan mereka diatas meja dan mengarik kursi agar duduk didekat Airys.
"Rys lo kenapa?" Hany mengusap punggung Airys.
Airys menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan tak lama pundaknya bergetar, ia menangis sekarang.
"Rys ko lo nangis si?" Mika dan Hany semakin panik.
"Rys ngomong dong!" bujuk Hany.
"Apa salah gue si?" ucap Airys dengan suara bergetar.
"Salah lo? Lo gak salah apa-apa Rys!" ucap Mika dan mendapat tatapan dari Hany.
"Ini masalahnya apa dah gue gak ngerti!" Hany menatap Airys dan Mika bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction⚠️ Sudah Terbit 🛒 Tersedia di Gramedia dan TBO SEBAGIAN PART DI HAPUS Regal Deova Dirgama, si manusia es yang selalu bersikap dingin. Sikapnya itu membuat siapapun enggan bermasalah dengannya. Belum lagi geng motor yang ia ketuai membuat ia disega...