Suara mesin pendeteksi detak jantung terdengar nyaring, satria terduduk disamping tempat tidur airys. Ia menatapa lekat wajah cantik airys, bibirnya menyunggingkan senyum.
Ia mengingat bagai mana bibir itu berceloteh tak henti-hentinya, ia mengingat bagai mana mata itu mendelik saat marah, bagai mana ia mengingat wajah lucu, konyol, dan cantik airys saat ia bertingkah.
Gadis kecilnya kini beranjak besar, jika dulu airys akan menangis karna satria mengambil lolipopnya mungkin sekarang ia akan melawan atau membalasnya.
Tapi tak lama senyumnya memudar, mengingat ia terlamabat datang dalam kehidupan gadis kecilnya. Kini ada seseorang yang mengisi hatinya, satria juga melihat bagai mana kacaunya regal melihat keadaan airys. Bahkan ia melihat regal yang ia nilai cuek bisa menangis tersedu-sedu karna akan berpisah dengan gadis kecilnya ini.
"Tidur aja cantik, apa lagi bangun?" gumam satria sambil terkekeh.
"Cepet bangun! Jangan jadi pemalas, apa lagi jadi putri tidur. Gak akan ada pangeran yang bisa bangunin kamu, karna pangerannya jauh!" lagi, satria terkekeh.
Rasa satria masih ada, tapi ia sadar. Airys akan lebih bahagian dengan lelaki pilihannya sekarang, mungkin ini saat yang tepat untuk melepas airys pada orang lain dan menerima airys sebagai adik kecilnya.
Memaksapun tak ada gunanya, tak ada cinta yang bahagia karna paksaan.
"Cepet bangun pemalas! Pangeranmu pasti sedang menunggumu!" satria terkekeh.
"Kapan kita pulang? Bentar lagi gue ujian!" ucap arsya tiba-tiba!
Sudah sebulan mereka berada di jerman, arsya bahkan tak masuk sekolah dan hanya mengikuti pelajaran lewat online begitupun tugas-tugasnya.
"Lusa!" jawab satria.
"Lama bener! Gak bisa seminggu lagi?" tanya arsya sambil duduk dan disofa dan mengupas jeruk.
"Itu tambah lama!" ketus satria membuat arsya terkekeh.
"Gue manggil lo adek apa abang ya? Lo tua tapi mantan pacar adek gue!" ucap arsya yang mulutnya penuh dengan jeruk.
"Up to you!"
"Ambigu ah! Gue butuh kepastian!"
"Sering di PHPin sih!"
"Gila lo!" arsya melempar kulit jeruk pada satria.
"Sya! Ini rumah sakit bukan rumah!" bentak satria.
"Iya pa bos besar, sorry elah!" arsya berdiri dan memunguti lagi kulit jeruk yang ia lempar tadi.
"Sya! Lo setuju kalo airys sama regal?" tanya satria.
Arsya yang sedang memungut kulit jeruk pun berdiri tegak dan menatap bingung satria.
"Lo cemburu?" arsya memicingkan matanya.
"Maybe! Secara gue mantannya airys-"
"Dan lo balik juga karna airys?" arsya terkekeh dan membuang kulit jeruknya ke tong sampah.
"Gue sih setuju aja, asal airys bahagia!"
"Airys gini lo bilang bahagia?"
"Ini juga bukan sepenuhnya salah regal!"
"Ya.. Ya! Tapi gue ragu sama pilihan airys!"
"Kita liat aja, sekuat apa adek gue bertahan buat si curut itu. Ya kalo adek gue udah dadah-dadah ke kamera, terpaksa gue dorong lergi lagi buat jadi cowonya." mata satria mendelik tajam kearah arsya.

KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction⚠️ Sudah Terbit 🛒 Tersedia di Gramedia dan TBO SEBAGIAN PART DI HAPUS Regal Deova Dirgama, si manusia es yang selalu bersikap dingin. Sikapnya itu membuat siapapun enggan bermasalah dengannya. Belum lagi geng motor yang ia ketuai membuat ia disega...