Malam Minggu

275K 16.7K 645
                                    

Regal melangkahkan kakinya memasuki rumah mewahnya, saat ia hendak menaiki anak tangga suara baraton menghentikan langkahnya dan membuat ia membalikkan tubuhnya.

"Bang! Maafa yah tadi gak datang!" ucap yudha yang kini melangkah mendekati regal.

Ya, semenjak kejadian itu hubungan ayah dan anak ini sudah membaik. Bahkan yudha tidak memaksa lagi untuk menjodohkan regal bahkan dengan airys sekalipun, cukuo sekali ia melihat putranya hancur.

"Kamu dari mana hem? Jalan?" yudha tersenyum jahil membuat regal memutar bola matanya malas.

"Iya yah, mojok mulu dia!" timpal regil yang berjalan menuruni anak tangga.

Regal menatapnya dengan tatapan datarnya, regil tertawa meledek hingga ia melewati abang dan ayahnya dan mengilang dipintu dapur.

"Haha kamu ini bang bang! Yasudah sana bersih-bersih dan ganti baju! Ayah tunggu di meja makan!" yudha menepuk pundak regal lalu pergi menyisul regil.

Regal menghela nafasnya kasar, hubungannya memang sudah membaik tapi semakin hati sikap ayahnya membuatnya jengkel. Bagai mana tidak yudha selalu menggoda regal dan memojok-mojokannya terlebih dengan airys dan itupun setelah mengetahui airys sudah pulang.

Regal melangkahkan kakinya memasuki kamarnya, seperti yang ayahnya perintahkan ia segera membersihkan tubuhnya.

20 menit berlalu, regal sudah selesai dan kini sudah siap dengan pakaian santainya. Celana jeans selutut dan kaus putih polos dengan lengan panjang yang digulung.

Rambut setengah basah disisir sembarang dan menambah kesan tampannya.

Regal berjalan menuruni anak tangga, jam menunjukan pukul 07.00 malam dan mereka akan segera berkumpul dimeja makan untuk makan malam.

Regal duduk disamping regil yang sedang memajukan bibirnya dengan wajah muram dan mata yang terus menatap paha ayam dihadapannya.

Regal menatap regil dengan perasaan aneh, wajah regil yang memang mirip dengannya kini sangat menjijikan dan kedua orang tuanya hanya terkekeh melihatnya.

"Kamu lama sih bang-"

"Mandi kayak perawan, gak mikirin adek kelaparan!" ucap regil memotong ucapan ayahnya membuat kedua orang tuanya tak bisa menahan tawanya.

Regal melirik regil lagi, keningnya berkerut dan tanpa menunggu lama lagi regal mengambil nasi dan menaruhnya diatas piring lalu mengambil paha ayam dihadapan regil.

Dan itu membuat regil berteriak tak terima, bagai mana tidak? Hampir setengah jam ia memelototi paha ayam itu dan kini sudah menghilang dihadapannya.

"ABANG!!!! HUAAAAA PUNYA REGIL" regil meraung-raung saat melihat regal sudah menggigit paha ayam itu.

Yudha dan mila menatap regal dan regil bergantian dengan mimik muka yang tak bisa dikontrol lagi dan regal? Dengan tanpa dosanya terus memakan paha ayam itu.

Regil semakin meraung-raung dan kini ia mogok makan.

"De! Makan ayo!" mila membujuk regil, tapi regil tetap diam dengan kedua lengan melipat di depan dada dan mata yang tetap menatap kearah piring yang kosong dihadapannya.

"De, itu masih ada sayap sama dada!" bujuk mila lagi.

Regal tetap membisu dengan bibir mengkerucut dan membuatnya terlihat sangat menggemaskan, tapi tidak dimata regal.

Sampai regal sudah menyelesaikan makannya, regil tetap diam. Regal mengelap bibirnya dengan lap khusus dan menatap regil yang masih merajuk.

Tak lama, regal berdiri dan membawa piringnya ke tempat cucian piring lalu ia membuka kulkas. Itu semua tak lepas dari tatapan kedua orang tuannya dan adiknya, tanpa disangka-sangka regal memakai celemek yang sering dipakai oleh bundanya saat didapur dan dengan cekatan ia menaruh wajan serta minyaknya diatas kompor, ia juga melumuri paha ayam mentah yang ia ambil dari dalam kulkas dengan bumbu siap saji laku ia menggorengnya tanpa rasa takut minyak panas yang bercipratan.

REGAL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang