"Kebohongan pertama terjadi bukan karena kau menginginkannya. Tapi kebohongan kebohongan selanjutnya terjadi karena kau menyukainya"
************
"Baiklah Jung, bersiap saja kau harus tampil setelah ini"
"Apa?"
Siapapun sadarkan Jungkook sekarang, bagaimana bisa ia berpikir bahwa ia akan tampil menyanyi di cafe ini untuk menghibur orang banyak, oh ayolah kook jangan terlalu banyak berharap.
"Aku sudah pernah mendengarmu bernyanyi dan kurasa itu sangat indah. Kau tau kan pekerjaan sebagai penyanyi cafe seperti itu memiliki gaji yang lebih banyak apalagi jika orang menyukainya"
Demi Tuhan, ini benar benar bukan sebuah gurauan, ini adalah kenyataan.
"Baik saya akan menerimanya"
"Bagus sekali Jung, ku harap kau tidak gugup sama sekali"
Setelah menepuk bahu Jungkook beberapa kali, laki laki paruh baya itu pergi meninggalkan dapur dan membuat sebuah senyum masih saja bertengger manis di bibir Jungkook
"Jung"
Hampir saja Jungkook jatuh terjengkang gara gara Lisa yang entah sejak kapan sudah ada di belakangnya dan menepuk bahunya sampai sampai membuat ia terkejut
"Yoongi oppa sudah pergi. Apa kau tak akan kembali bekerja dan tetap tersenyum seperti orang gila disini"
Sret
Jungkook merangkul bahu Lisa dan mengacak rambut gadis itu dengan kasar.
"Lisa-ya kenapa semakin hari kau semakin mirip dengan saudara kembarmu itu"
"Hey singkirkan. Aku harus terlihat cantik di depan para pengunjung dan lihat apa yang kau lakukan"
Rengekan Lisa sukses membuat Jungkook tertawa, tawa yang diam diam sangat disukai Lisa. Tawa lepas tanpa beban yang selalu ingin Lisa lihat di sepanjang waktu.
Bisa dikatakan bahwa tawa dan senyum tulus seorang Jeon Jungkook merupakan kebahagiaan sederhana untuk Lalisa.
"Jungkook bersiaplah"
Keduanya membungkuk kala mendapati sosok CEO dari cafe itu tengah berdiri di hadapan mereka.
"Menyanyilah dengan baik"
"Baik sajangnim . Terimakasih"
Lisa hanya menatap Jungkook dengan tatapan meminta penjelasan. Tapi pemuda dengan gigi kelinci itu malah mengedipkan mata lucu sembari menuju ke arah panggung kecil dengan berbagai alat musik yang ada di sana.
"Hey bodoh apa yang Jung lakukan"
Lisa hanya memutar bola matanya malas "Kau bisa melihatnya kan Bam bam. Kenapa kau masih harus bertanya"
Baru saja dua anak itu akan kembali bertengkar tapi suara Jungkook sudah lebih dahulu membuat mereka menghentikan aktivitasnya.
"Selamat malam semuanya. Saya akan menyanyikan beberapa lagu disini untuk menemani anda menikmati makanan. Jika ada yang ingin request lagu dipersilahkan untuk mendekat dan menyampaikanya kepada saya. Terimakasih"
Suara petikan gitar yang terdengar sangat merdu memulai penampilan Jungkook untuk menghibur para pengunjung di cafe itu. Lisa terpaku kemudian tersenyum kecil melihat bagaimana dengan lihainya jemari Jungkook memetik senar gitar yang ada di pangkuannya.
niga itdeon sofa anja isseo honja
dan hansumdo mot jago hoksi niga olkka hago
meonghani hyeongwan jjongman barabwadu nuneul gamgo gwireul magabwado
dasi naege dorawa chueokdeuri
sumeul chamneundago simjangi meomchwojilkka
neol hyanghan geuriumman doedorawa
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY ? it's Real or Fake [Complete]
FanfictionSummary : Biarkan Jungkook menanyakan satu hal, Kebahagiaan itu sebenarnya nyata atau tidak? Sedari awal Jungkook tak pernah mempermasalahkan semua rasa sakit yang ia terima dari Min Yoongi. Karena ia sudah terlampau bersyukur kakak tirinya itu ma...