" jangan membohongiku dengan sebuah senyuman karena semua itu tampak lebih menyakitkan "
..........
Jungkook menatap ke arah seokjin dengan ragu lalu mendekat ke arah namja yang berusia 5 tahun lebih tua darinya itu.
" hyung... mianhe. Aku akan pergi setelah meminta izin pada appa " dan jungkook berani menjamin kalau Kim Seokjin pasti merasa kecewa
" keadaan appa benar benar buruk hyung, appa hanya membutuhkan kasih sayang dan juga dorongan untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Agar penyakit mentalnya tak semakin memburuk "
Seokjin meremat kedua bahu jungkook sehingga membuat namja bergigi kelinci itu mendongakkan kepalanya " kookie , apa kau tak memikirkan yoongi juga ? Keadaannya tak jauh berbeda daripada appa mu "
" Yoongi hyung disana bersama kalian. Hyungdeul yang aku percaya bisa terus menyayangi dan menjaga yoongi hyung. Tapi disini tak ada yang akan saling menyayangi jika salah satu dari kami pergi hyung. Satu hari aku meninggalkan tempat ini , mungkin esoknya aku akan mendapat kabar kematian dari hyungku sendiri "
Selanjutnya jungkook terisak , sungguh ia tak ingin memilih keputusan seperti ini . Tapi jika ia pergi bukankah itu mengucapkan salam perpisahan selama lamanya pada jung hyun.
" kook-ah. Pergi sekarang hyung memaksamu , jangan seperti ini . Kau membuat hyung merasa sangat bersalah. Hyung berjanji akan melindungi diri hyung sampai kau menjenguk nanti. Percayalah"
Jungkook menggeleng , tekadnya sudah bulat. Ia akan meminta izin pada ayahnya terlebih dahulu. Toh ayahnya sudah pernah berjanji bukan ? " salju pertama. Saat salju pertama turun datanglah kemari hyung . Jika beruntung aku akan ikut bersamamu "
Seokjin memeluk Jungkook , jelas . Betapa mulia hati adik kecilnya itu. Tangan Seokjin terulur mengusap surai Jungkook dengan penuh kasih sayang.
" berjanjilah kookie. Hyung mohon padamu"
" akan banyak orang yang akan terluka hyung jika aku membuat sebuah janji tapi aku tak menepatinya . Akan lebih baik seperti ini saja "
Jungkook terisak , berkali kali ia merutuki kebodohannya yang tetap memilih bertahan di sangkar emas ini.
Kalau saja Jungkook bisa egois , kalau saja ia bisa meninggalkan hyungnya disini sendiri seperti apa yang hyungnya lakukan dulu.
Tapi kenyataannya Jungkook begitu menyayangi JungHyun " hyung.. pulanglah sebelum appa ku datang "
Seokjin melepas pelukannya lalu menatap Jungkook lekat lekat. Diusapnya bahu rapuh anak itu dengan begitu lembut.
" kau masih ingat nomor telfon hyung kan? Hubungi kapanpun kau butuh hyung , dan hyung akan menjemputmu saat salju pertama itu turun "
Jungkook mengangguk lalu tersenyum. Jin kembali memeluk jungkook , membiarkan aroma tubuh jungkook menyatu dengan dirinya. Agar ia bisa terus mengingatnya saat ia merindukan anak itu.
Selanjutnya Seokjin menatap lekat lekat ke arah Jung Hyun yang sanggup membuat anak itu menundukkan kepalanya tanpa berniat mendongak " jaga Jungkookie baik baik Hyun-ah. Hyung percaya padamu "
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY ? it's Real or Fake [Complete]
FanfictionSummary : Biarkan Jungkook menanyakan satu hal, Kebahagiaan itu sebenarnya nyata atau tidak? Sedari awal Jungkook tak pernah mempermasalahkan semua rasa sakit yang ia terima dari Min Yoongi. Karena ia sudah terlampau bersyukur kakak tirinya itu ma...