Bagian 29 (Hug)

3.1K 301 71
                                    

" Ternyata yang dikatakan oleh sebagian orang itu benar. Sendirian itu menakutkan , dan tak ada satupun orang yang bisa bertahan pada sesuatu bernama sendiri "

...........

Apa yang kalian pikirkan jika diberikan sebuah kata yaitu suasana di rumah sakit jiwa ? Mengerikan bukan ? Kau terjebak di sebuah tempat dimana mereka semua bukanlah orang yang baik baik saja

Mereka tertawa tanpa sebab disekitarmu , memukulmu tanpa sebab dan juga memakimu tanpa alasan.

Jimin membenci semua situasi ini , ia tak bisa berpikir dan hanya bisa terdiam meringkuk di dalam kamarnya. Ia tau ia harus berjuang untuk keluar dari sini , tapi badan dan pikirannya terus saja menolak.

Jimin mengambil sesuatu di balik bantalnya , sebuah dompet berwarna cokelat usang yang terlihat sudah tak layak pakai. Dompet itu adalah dompet yang dulu hoseok beli di pasar sebagai hadiah saat Jimin berhasil mendapatkan uang sendiri.

Kejadian itu sekitar 5 tahun yang lalu. Dompet itu begitu murah sehingga sangat rapuh dan mudah rusak. Tapi jimin menyukainya lebih dadi apapun.

Namja itu membuka nya dengan tangan bergetar dan mengeluarkan tiga buah foto dari sana. Foto pertama memperlihatkan sebuah keluarga kecil yang terlihat begitu bahagia. Ayah , Ibu dan dua putranya. Itu adalah keluarga Park , keluarganya.

Foto kedua adalah foto ia dan ke 6 saudaranya. Ke 7 namja yang sama sama memiliki luka , tapi bisa tersenyum tanpa beban ke arah kamera.

Dan foto terakhir, foto dirinya dengan Jung Hoseok yang merangkul bahunya dengan begitu erat.

" lebih baik kau berada disini Jimin-ah. Eomma mu tak akan repot repot memaksa namja bodoh seperti mu untuk menjadi sempurna seperti Jinho hyung. Kalau kau berada disini , setidaknya masalah seperti kemarin tak akan terjadi lagi. Namjoon-ie hyung tak harus masuk ke penjara karenamu "

Di tatapnya foto dirinya dan Hoseok bersamaan dengan setitik air mata yang mengalir jatuh dari matanya " kalau kau disini , kau tak akan menjadi beban untuk hoseok hyung lagi. Semuanya akan bahagia"

" andai , aku tak terlahir menjadi si anak sial Park Jimin. Mungkin semuanya akan lebih baik "

Jimin menatap sekeliling , semuanya terasa begitu hampa. Ia sendirian di ruangan ini , ia merindukan kericuhan di rumah kecil itu.

Ia rindu bau masakan Jin hyung , ia rindu omelan yoongi hyung saat ada seseorang yang terlalu berisik di rumah , ia rindu suara aneh Namjoon hyung yang terdengar bersenandung , ia rindu berdebat dengan Taehyung , ia rindu memeluk kelinci kecilnya dan satu hal yang pasti , Jimin merindukan Hoseok hyungnya , merindukan perhatiannya , merindukan pelukannya , merindukan usapan yang selalu namja itu berikan di surainya dan merindukan kata kata motivasinya.

Jimin itu pecundang , Jimin tak lebih dari seorang anak penakut yang terlalu bergantung pada Hoseok. Bagi Jimin Hoseok adalah segalanya , dan ia tak akan bisa melakukan apapun tanpa hyungnya itu. Bahkan jika ia harus menyelamatkan dirinya sendiri.

" aku memang terlalu pengecut hyung "

Jimin meremas foto foto itu dengan tangannya yang bergetar kala denyutan menyakitkan kembali terasa di kepalanya. Suara teriakan demi teriakan dari sang ibu seakan berputar putar di dalam sana.

HAPPY ? it's Real or Fake [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang