" rasanya sangat melegakan ,hanya dengan melihat kalian berlari padaku sembari mengucap sebuah kalimat. Kami datang untukmu , kau tak akan pernah sendirian "
................
Jung Hoseok terus menunduk sembari terisak kecil dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ia harus kesana menemui keluarganya yang lain , bertanya kemana Park Sooyoung membawa Jimin , dan dimana Kim Namjoon di tahan.
Junghyun yang tengah fokus pada acara menyetir mobilnya beberapa kali menatap khawatir ke arah hoseok yang duduk di sampingnya.
Tadi hoseok menangis keras keras dan tak mampu menjawab saat keluarga Shin dan keluarga Jung bertanya padanya.
Junghyun tau itu , Junghyun tau Hoseok kalut. Jung hyun tau Jimin sangat berharga bagi Jung Hoseok , sama seperti Jungkook yang berharga bagi Min Yoongi.
" hyung... tenangkan dirimu "
Hoseok tak menjawab , ia merogoh ke dalam saku celananya dan mengeluarkan sebuah tabung berisi beberapa butir obat.
Namja itu meneguk dua sekaligus tanpa bantuan air sehingga sebuah kernyitan sempat tercipta di dahinya yang tidak tertutup rambut.
" hyung... apa yang kau " Jung Hyun menganggtung kalimatnya , ia melihat apa yang dilakukan hoseok beberapa detik lalu
" hanya ini yang memberiku ketenangan "
Hoseok tau Jimin akan sangat marah padanya kalau tau ia meminum obat penenang itu lagi. Tapi ia tak bisa melakukan hal lain , ia harus tenang agar bisa berpikur jernih. Berpikir jernih untuk menyelamatkan Jimin dan juga Namjoon.
Sementara itu Kim Namjoon tengah duduk di ruang penyelidikan sembari menunduk. Jemarinya saling bertaut di bawah meja dan ia berkali kali menghembuskan nafas kasar untuk menenangkan diri.
Namjoon tak pernah segugup ini, Namjoon tak pernah merasa akan menangis seperti ini kala berhadapan dengan masalah. Tapi entah kenapa rasanya berbeda.
Ia takut , musuhnya adalah orang berada. Ibu Jimin pasti sudah memiliki bukti dan membuatnya akan mendekam di penjara selama beberapa tahun.
Namjoon takut jika ia disini , ia harus berhenti dari universitasnya. Ia tak akan bisa menjadi seorang Psikolog seperti mimpinya. Dan ia hanya akan dianggap sebagai sampah oleh orang lain.
Tidakkah cukup pandangan jijik yang ia dapat dari orang orang sekitar selama ini ? Tidakkah ia pantas untuk bahagia meskipun sebentar saja ?
Pandangan Namjoon perlahan mengabur oleh air mata dan kembali normal saat ia merasa pintu ruang penyelidikan itu terbuka.
Seorang namja paruh baya masuk dan duduk di hadapannya. Namja itu seorang detektif kepolisan , tapi Namjoon bisa mendengar kalau anggota lain memanggilnya sebagai ketua.
"Perkenalkan nama saya Kim Seung Hoon , ketua detektif kepolisian Seoul, jawab pertanyaan yang saya ajukan dengan jujur dan sebaik baiknya "
Namjoon hanya mengangguk kecil tanpa mendongakkan kepalanya" jadi , siapa namamu ? " Namjoon menghela nafas lalu tersenyum sebisa mungkin sembari mengangkat wajahnya " Kim Namjoon "
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY ? it's Real or Fake [Complete]
FanfictionSummary : Biarkan Jungkook menanyakan satu hal, Kebahagiaan itu sebenarnya nyata atau tidak? Sedari awal Jungkook tak pernah mempermasalahkan semua rasa sakit yang ia terima dari Min Yoongi. Karena ia sudah terlampau bersyukur kakak tirinya itu ma...