" dan akhirnya kita yang memutuskan. Untuk pertama kalinya kita memutuskan bagaimana akhir dari sesuatu ? Tidakkah kalian menikmatinya ? "
.................
" Jungkook-ah " keduanya masih duduk di tempat yang sama " mwo ? "
" apakah hyung pernah menanyakan hal ini padamu ? " Jungkook mengernyit kentara sekali namja yang berjarak 4 tahun lebih muda dari Yoongi itu sedikit bingung
" menanyakan apa ? " Yoongi terlihat sedikit menerawang " apa Impianmu ? Ingin jadi apa saat kau besar nanti kookie?"
Namja Jeon Itu sedikit terkejut, benar ia baru menyadari kalau Yoongi belum pernah menanyakan ini segelumnya.
Yang lebih muda tersenyum memamerkan sepasang gigi kelincinya yang terlihat menggemaskan " majja. Kau belum pernah menanyakannya "
Yoongi terkekeh , kali ini matanya seakan terkunci pada sosok Jungkook yang masih saja memasang wajah konyol di hadapannya.
" jadi apakah terlambat kalau hyung sekarang bertanya. Apakah impianmu ? "
Jungkook menggeleng tanpa perhitungan, di mata Yoongi ia bisa melihat kalau adiknya itu begitu antusias dengan pertanyaannya.
" dulu aku tak tau akan menjadi apa hyung. Eomma sudah menuliskan keinginan untukku tapi saat itu aku tak berpikir bisa menggapainya "
" eomma ? " Jungkook mengangguk "uri eomma "
Kali ini Yoongi mengangguk mengerti, memorinya seperti otomatis terputar saat saat dimana ia mengenal yeoja itu.
Sosok ibu yang sangat luar biasa dimata seorang Min Yoongi. Sosok yang sempurna, begitu lembut dan bahkan tak pernah membedakan perlakuannya pada Jungkook dan Yoongi.
" eomma memintaku untuk menjadi seorang pianis ,tapi sekolah musik itu sangat mahal. Dan kemampuanku belum cukup baik untuk mendapat beasiswa . Itu sebabnya aku mengalah "
Yoongi dapat melihat sorot itu , sorot mata kekecewaan yang mencoba ditutupi dengan begitu baik oleh Jeon Jungkook.
" jadi ini sebabnya kau begitu antusias saat melihat ku bermain piano ? " Jungkook mengangguk mantap layaknya seorang anak kecil
Ditambah mata bulat itu yang mengedip dengan begitu manis " tapi kenapa kau tak mengatakan apapun pada hyung saat pendaftaran kookie-ah ? Aku bisa bekerja lebih keras lagi agar kau mendapatkan impianmu lebih awal "
" sudah cukup hyung. Tak perlu memaksakan diri seperti itu. Lagipula sebentar lagi Appa akan mendaftarkanku ke sekolah baru, aku akan memulainya dari sekarang " Tatapan mata Yoongi terlihat tak nyaman " begitukah ? "
Jungkook mengangguk " kau pasti akan sangat sibuk mengejar ketertinggalan nantinya. Dan aku harus lebih fokus pada terapi ini , hyung akan merindukanmu kookie-ah "
"Ayolah hyung kenapa kau jadi berlebohan seperti ini " benar juga , Yoongi seperti menyadari sesuatu
Ini bukan perpisahan , hanya intensitas pertemuan mereka akan berkurang.
" molla "
Lalu keduanya diam , seperti terlarut pada pikirannya masing masing tanpa menyadari seseorang sudah berdiri tepat dibelakang mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/127606659-288-k630249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY ? it's Real or Fake [Complete]
FanfictionSummary : Biarkan Jungkook menanyakan satu hal, Kebahagiaan itu sebenarnya nyata atau tidak? Sedari awal Jungkook tak pernah mempermasalahkan semua rasa sakit yang ia terima dari Min Yoongi. Karena ia sudah terlampau bersyukur kakak tirinya itu ma...