"Waduh, gue kesiangan." Rey meloncat dari tempat tidurnya saat melihat jam yang menunjukkan pukul 06.30. Rey segera bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, dengan cepat memakai seragamnya. Ia langsung turun ke bawah karena kamar Rey berada dilantai 2.
"Kamu tidak sarapan dulu Rey?" Tanya mba minah yang sedang memasak.
"Tidak usah mba. Saya kesiangan nih mba." Ucap Rey memakai Jaket dan sepatu.
"Rey berangkat yaaa" Rey berlari untuk mengambil motornya. Secepat mungkin ia menancap gas motornya dengan kecepatan tinggi. Tepat jam 7, Rey sampai disekolah. Pintu gerbang sudah hampir ditutup, untung saja Rey masih bisa masuk. Setelah sampai dikelas, Rey mengetuk pintu dan guru mengizinkan masuk. Saat berjalan ke tempat duduk, mata Baila bertemu dengan mata Rey. Baila pun langsung tertunduk. Rey pun duduk."Kesiangan lo?." Tanya Mika mengeluarkan buku ditasnya.
"Menurut lo?." Tanya Rey yang sedang mengatur napasnya.
"Kepagian hehe." Ledek Mika tertawa. "Makanya Rey kalo udah malem tuh tidur, jangan telponan mulu sama Bella." Lanjut Mika
"So tau." Ucap Rey singkat.
"Mik, balik sekolah lo futsal?" Tanya Salsa, teman sebangku Deva.
"Iya sal. Kenapa? Lo mau ikut futsal juga?." Tanya Mika.
Rey yang mendengar obrolan mereka hanya sibuk memainkan pulpennya. Dipikirannya saat ini hanya Orang tuanya dan Bella. Mengingat kejadian kemarin, disaat dia mengantar pulang Baila. Apa yang dilakukan Bella jika dia mengetahui pacarnya mengantar teman sekelasnya, padahal baru masuk sekolah. Rey sangat mengenal Bella yang selalu cemburuan. Mungkin Bella tidak akan tahu kalau Rey mengantar teman sekelasnya pulang. Tetapi Rey tipe orang yang tidak mudah berbohong. Apalagi Rey berjanji kepada Bella selalu terbuka tentang semuanya, tentang apa yang dilakukan dan dialaminya. Karena Bella jauga melakukan hal yang sama."Eh Rey, kok lu bengong sih." Ucap Mika menyenggol badan Rey.
"Eh. Gak kok." Ucap Rey terkejut.
"Wooyyy ada yang liat pulpen gue ga?" Teriak Devva yang membuat seisi kelas melihat ke arahnya.
"Biasa aja kali Dev ngomongnya. Budek nih kuping gue." Ucap Salsa menutup kedua telinganya.
"Lo tau lah anak SMA gimana. Bawa pulpen cuma satu dan sekarang hilang. Terus gue mau nulis pake apa..?" Teriak Deva.
"Minta beliin makanya sama kak Zidan." Ledek Salsa.
Rey kurang menyukai Devva bukan karena dia tidak cantik. Menurut Rey, Devva terlalu berisik kalo ngomong ditambah lagi dia pacaran sama Zidan.
"Dev, pake pulpen gue dulu aja." Ucap Baila membuka tempat pensilnya.
Rey langsung menengok ke arah Baila. Terkadang Rey merasa Baila itu mirip dengan Bella. Ketika melihat Baila, Rey seperti melihat Bella.
"Gapapa nih?" Tanya Devva.
"Halah pake basa basi segala lagi lo Dev." Ledek Salsa.
"Eh.. itu siapa namanya. Rey ya? Rey bukan sih? Tau ah. Tolong ambilin dong pulpennya." Ucap Devva.
Rey mengambil pulpen dari Baila dan memberikannya kepada Deva. Mika hanya tersenyum melihat Devva menyuruh Rey.
"Nahh. Akhirnya gue bisa nulis. Makasi Rey." Ucap Devva.
Rey tidak menjawab apa apa lalu memutar kedua bola matanya. Mika yang melihat Rey hanya tertawa kecil. Bel istirahat berbunyi. Saat Rey berdiri, Baila memanggilnya. Rey menghadap ke arah Baila.
"Rey jaket lo masih di gue, kemaren pengen gue balikin, lo langsung balik." Ucap Baila
"Iya gapapa Bai." Ucap Rey
"Ekhemmm" ledek Mika yang pura-pura batuk.
"Kebiasaan dah isengnya." Ucap Rey berwajah datar.
"Ya sori sori." Ucap Mika.
"Udah ah ayo ke kantin." Ajak Rey.
Saat di kantin, Rey melihat Deeva bersama dengan Zidan. Mereka sedang berpacaran.
"Gue bingung, kok si Devva mau ya sama Zidan?." Ucap Rey berbisik sambil menyedot esnya.
"Mungkin pas Zidan nembak, matanya Devva lagi kelilipan kali Rey. Hahah." Ledek Mika tertawa terbahak-bahak.
"Anjer lo Mik kalo ngomong suka bener hahaha." Rey tertawa dengan Mika.
Saat mereka melanjutkan makannya, beberapa cewek datang ke meja Rey dan Mika.
"Kak namanya siapa?" "Boleh minta id linenya ga?." Tanya mereka bergantian. Rey bingung harus melakukan apa."Sorry tapi gue ga main line." Ucap Reynand yang tertawa melihat kelakuan mereka.
"Gile lo Rey, udah jadi kaka hits aje." Kata Mika. "Mending id line gue aja mau gak?" Tanya Mika mengeluarkan Hpnya. Salah satu dari mereka memberikan hpnya kepada Mika. Rey tertawa melihat kelakuan temannya itu. Setelah itu, mereka pun pergi. Mika bilang kepada Rey bahwa mereka adalah Geng adik kelas yang cukup terkenal.
"Eh liat deh, Zidan ngeliatin lo tuh Rey." Ucap Mika menunjuk menggunakan dagunya.
"Dia itu iri Mik sama ketampanan guee ahahahah." Ledek Rey.
"Bodo ah Rey. Suka suka lo aja. Ahaha." Ucap Mika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
RomanceReynand Alexi Adhyastha adalah siswa pindahan dari Amerika yang tampan dan bersikap peduli kepada siapapun. Sikap dinginnya datang saat kepercayaannya dihancurkan begitu saja. Ada satu cewek yang sangat menyebalkan baginya. Keadaan merubah segalany...