16

1.2K 40 0
                                    

Jika seseorang ingin merasakan indahnya jatuh cinta, maka ia harus siap juga untuk merasakan sakitnya patah hati.

Rey dan Mika menyusul Salsa. Setelah sampai tujuan, terlihat mobil yang terparkir di tengah jalan, itu pasti mobil Salsa. Rey dan Mika turun dari mobil lalu menghampiri mobil yang terparkir di jalan. Rey memandangi jalanan sekitar yang lumayan sepi. Sedangkan Mika mengintip lewat jendela lalu mengetuk kacanya. 

"Ya ampun, untung lo dateng" Ucap Salsa setelah membuka kaca mobil. Terlihat Devva sedang duduk di kursi penumpang, pandangannya lurus ke depan. Rey tidak menyadari jika ada Devva, ia ikut melihat kedalam mobil.

"Lo tau gak sih, tadi ada yang ngikutin kita dari belakang. Terus nih mobil pake mogok segala lagi." Jelas Salsa lalu keluar dari mobil. Devva pun ikut.

"Emang lo abis dari mana sih?" Tanya Rey buka suara. 

"Dari rumah Zidan, tuh nganterin si Devva." Jelas Salsa menunjuk Devva menggunakan dagunya. Tidak sengaja, mata Rey dan Devva bertemu.

"Lagian berani banget malem-malem berkunjung kerumah hantu." Ucap Rey dengan polos. Mika yang mendengar perkataan Rey langsung tertawa.

"Lo bilang apa?" Tanya Devva dengan tatapan sinis. Rey tidak menjawab pertanyaan Devva. Ia enggan mencari masalah dengan Devva ataupun Zidan.

"Gue udah nelpon mobil derek. Tapi belum dateng-dateng." Ucap Salsa.

"Gimana dong." Lanjutnya.

Rey duduk di trotoar karena kakinya mulai pegal.

"Gue hauss. Mik, di depan kan ada warung tuh, anterin gua yuk." Ajak Rey lalu berdiri menghampiri Mika.

"Yaudah ayo. Sal, Dev, Lo mau ikut kaga?." Tanya Mika kepada Salsa dan Deeva.

"Gue nitip air minum aja." Ucap Salsa.
Rey dan Mika pergi ke warung yang jaraknya kurang lebih 25 meter. Rey membeli minum dan permen. Ia melihat dua cowo menghampiri Salsa dan Devva. Lalu Rey menepuk pundak Mika untuk segera menghampiri Salsa dan Devva.

"Haii cewek." Ucap salah satu cowok itu berusaha memegang tangan Salsa.

"Mau ngapain lo?" Teriak Mika memecah keheningan malam yang membuat cowok itu terkejut.

"Emang lo siapanya dia?" Tanya nya masih berusaha memegang tangan Salsa. Salsa berusaha menghindar lalu mendekat dengan Mika.

"Gue cowonya. Lo mau apa?." Ucap Mika membusungkan dadanya lalu mendekat dengan cowo itu.

"Bilang dong neng, kalo udah punya pacar." Ucapnya, lalu mendekati Devva yang masih berdiri di sebelah mobil. "Kalo Eneng yang ini, belum punya cowo kan?." Lanjutnya merayu Devva.

Rey berjalan mendekat dengan Devva, lalu menarik tangan Devva agar menjauh dari cowok itu.
"Dia pacar gue. Mau apa lo?" Ucap Rey terpaksa. Devva memandang Rey yang masih menggenggam tangannya.

"Mending sekarang lo berdua pergi deh. Cari aja yang laen. Jangan cewek gue lo rayu. Sampah." Ucap Rey.

"Eh lo gausah kurang ajar ya." Ucap cowok itu mendorong Rey.

"Seharusnya lo yang gak kurang aja sama cewek gue" Ucap Mika lalu melayangkan tinjunya tepat di wajah cowok itu. Dua cowok tadi lari menjauh dari Rey dan Mika.

"Udahlah, tinggal aja mobil lo Sal. Bahaya nih disini. Nanti gue nitip sama bapak yang di warung. Sekarang pulang naik mobil gue aja dulu." Ucap Rey lalu melepas tangan Devva dan berjalan menuju warung. Devva masih mematung, ia masih tidak menyangka dengan perkataan Rey.

Setelah Rey menitipkan mobil Salsa, Rey langsung mengantarkan Devva dan Salsa pulang kerumahnya masing-masing. Dalam perjalanan, hanya terdengar suara Salsa dengan Mika.
"Mm Dev, maafin gue ya gara-gara gue ngajak lo pergi, lo jadi ribut sama Zidan." Ucap Salsa sambil merangkul Devva.

"Iyaa Dev, santai aja" Devva menepuk pundak Salsa.

"Oh iya, terus besok lo gak sekolah dong Rey?" Tanya Mika yang duduk di kursi penumpang.

"Gak." Jawab Rey.

"Gue juga gak sekolah deh. Males."

"Serius?." Tanya Rey

"Iya." Jawab Mika. Devva dan Salsa mendengarkan percakapan Rey dan Mika.

"Lo besok gak sekolah, Mik?" Salsa ikut-ikutan buka suara.

"Gak." Jawab Mika. "Gue nginep di rumah lo ya, nyet?." Tanya Mika kepada Rey.

"Bayar ya?." Ledek Rey tersenyum kepada Mika. "Lo kira rumah gue hotel, dateng minta makan, sekarang numpang tidur" lanjut Rey tertawa terbahak-bahak.

"Yailerr." Ucap Mika singkat.

"Oh iya Rey, lo lagi deket ya sama Baila?" Tanya Salsa membuat Rey seketika diam. Mendengar pertanyaan Salsa, Mika tertawa meledek.

"Gak. Gosip itu mah. Cowok ganteng kaya gue mah wajar deket sama banyak cewe." Ucap Rey dengan gaya bahasa yang berbeda.

Salsa memutar kedua bola matanya.
"Iihh serius." Suara Salsa mendelik, Rey menutup telinganya.

"Kagak. Cewek tuh susah dimengerti tapi selalu ingin dimengerti." Jawab Rey

"Tapi kalo dilihat-lihat, lo cocok tau sama Baila." Ucap Salsa.

"Untuk saat ini, hati gue mulai ketutup Sal. Trauma." Timpal Rey yang membuat Mika tersenyum.

"Trauma kenapa Rey? Jika orang siap untuk jatuh cinta, maka ia juga harus siap untuk sakit hati." Ucap Salsa.

"Umm, gapapa sih. Takut aja gitu. Takut disakitin." Ucap Rey pelan.

"Lucu Lo. Biasanya cewek yang takut disakitin." Ledek Salsa.

"Cowok juga punya hati kali Sal."

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang