Sekitar jam 9 malam, Rey masih belum tidur. Entah apa yang terjadi sekarang, ia ingin tahu kabar Devva, hanya itu. Dokter sudah menyuruh Rey untuk berpuasa mulai dari jam 8 malam untuk operasi besok. Saat ini ia sendiri diruangannya, ayahnya sedang keluar menelpon rekan kerjanya. Rey mengambil hpnya. Ia menelpon Devva.
"Halo?" Ucap Devva dari telpon.
"Halo." Ucap Rey, ia bingung ingin berkata apa.
"Rey?" Tanya Devva.
"Iya."
"Kok belum tidur?"
"Gabut hehe." Jawab Rey yang masih terpaku.
"Ada apa nelpon gue?"
"Gapapa mau nelpon aja, emang gaboleh?" Tanya Rey.
"Ya boleh lahh, cuma tumben aja lo nelpon gue." Jelas Devva.
"Lo dimana?" Ucap Rey.
"Di rumah temen."
"Tadi ada masalah apa?" Tanya Rey.
"Ohh itu, temen gue masuk rumah sakit, tadi nyokapnya nelpon gue suruh kesituu." Jelas Devva.
"Ohh gitu, yauda deh."
"Yauda apa?" Tanya Devva.
"Yauda aja. Udah ya gue udah mulai ngantuk, lo balik gih jangan pulang malem."
"Iya siap."
"Bye." Ucap Reynand.
"Byee." Ucap Devva memutus telponnya.
Rey benar-benar sudah mengantuk saat itu, ia langsung memejamkan matanya. Dengan mendengar suara Devva sudah meyakinkan dirinya bahwa Devva baik-baik saja.
🔻🔻🔻🔻
Jam 8 pagi, Rey sudah dibangunkan karena akan melakukan operasi. Wajah Rey terlihat pucat.
"Jangan tegang gitu dong." Ucap Mika yang sudah datang sejak pagi tadi.
Rey dibawa ke ruang operasi menggunakan kursi roda, terlihat Baila, Dika, Riko dan Reza menghampiri Rey dan Mika.
"Gimana? Udah siap?" Ledek Reza.
"Insya allah." Jawab Rey menahan tawa.
"Gausa sok mau ketawa gitu ah aku tau kamu dag dig dug kan." Ledek Dika.
"Diem lu njink." Ucap Rey membuat yang lain tertawa.
"Hai gais." Ucap Salsa menghampiri mereka semua.
"Sama siapa?." Tanya Mika.
"Sendiri."
"Biasanya berdua mulu ama Devva kaya anak kembar." Ledek Reza.
"Devva masih di Rs lagi nungguin Rasya." Jelas Salsa.
"Rasya? Yang anak SMA 24 itu?" Tanya Riko.
"Iya betul." Salsa mengangguk.
Rasya? Tanya batin Rey.
"Jangan ngedrop, semangat lagi ya, ga sakit ko." Ucap Baila mengelus pundak Rey.
Rey mengangguk tersenyum. Baila yang sempat menjauh, akhirnya bisa kembali menjalin hubungan pertemanan lagi dengannya. Baila yang mengingatkan ia kepada Bella. Akhirnya Rey masuk ke dalam Ruang operasi. Disaat seperti ini, Keluarga dan sahabatnya yang membuat Rey semangat kembali.◾️◾️◾️◾️
Rey keluar dari Ruang Operasi dengan keadaan tidak sadar. Ia dibawa ke kamarnya. Teman-temannya masih di rumah sakit. Baila duduk disamping ranjang Rey dan menggenggam tangan Rey. Sesekali memperhatikan kaki Rey yang ditutupi perban. Salsa, Mika dan yang lain menunggu ditaman samping ruangan Rey.
Rey mulai tersadar, ia menatap mata Baila, senyumnya mulai terlihat. Baila mengusap air matanya. "Rey." Ucap Baila mengusap kepala Rey. Rey tersenyum, tangannya berusaha untuk menghapus air mata Baila.
"Jangan nangis." Ucap Rey.
"Iya." Ucap Baila.
"Selamat Sore Reynand Alexiii." Celetuk Reza.
"Gimanaa? Sakit tidak?" Ledek Dika.
"Gak dong." Ucap Rey.
"Hebatt." Ucap Riko.
Mata Rey mencari sekeliling. Tidak ada Devva. Tidak seperti biasa, kali ini Devva tidak menjenguknya. "Devva kemana?" Tanya Rey.
"Belum dateng." Ucap Salsa.
"Kalo ada berantem, kalo jauh kangen kan." Ledek Reza.
"Apasih kaga anjir." Ucap Rey.
"Yang bener mas Rey?" Tanya Dika. Yang lain tertawa saat melihat kelakuan mereka. Reza dan Dika, dua orang yang suka membuat lelucon konyol dan meledek orang.
Teman-teman Rey berpamitan untuk pulang. Kini Rey bersama dengan ayahnya. Ia mengobrol tentang kehidupannya sejak di Jakarta. Tidak terasa obrolan panjang mereka hingga larut malam. Setelah itu mereka langsung istirahat.
Dev, lo kemana? Nanyain kabar gue aja engga. Oh iya lupa, kan lo lagi sibuk ya. Gumam Rey dalam hati. Sejak Rey masuk ruang operasi hingga selesai, Devva tidak datang ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
RomanceReynand Alexi Adhyastha adalah siswa pindahan dari Amerika yang tampan dan bersikap peduli kepada siapapun. Sikap dinginnya datang saat kepercayaannya dihancurkan begitu saja. Ada satu cewek yang sangat menyebalkan baginya. Keadaan merubah segalany...