"Halo Bella.'' Ucap Rey saat menelpon Bella.
"Hallo Rey." Jawab Bella.
"Bel, aku mau jujur sama kamu. Kemarin, aku pulang bareng sama temen sekelas aku." Jelas Rey
"Perempuan?."
"Iya Bel. Jadi pas aku mau pulang kerumah, aku ketemu dia di Halte dan dia kedinginan karena waktu itu lagi hujan." Lanjut Rey.
"Oh gitu Rey? Hebat ya kamu. Belum seminggu LDR sudah berani nganter cewe lain." Ucap Bella.
"Yah kamu marah ya. Kan aku sudah bilang ke kamu. Aku ga tega ngeliat dia kedinginan. Kalo kamu diposisi dia, gimana?." Tanya Rey.
"Aku mau cerita ke kamu. Kemarin teman lama ku ngajak aku nonton." Jelas Bella.
"Oh gitu Bel. Gapapa bel. Namanya temen lama pasti suka temu kangen." Ucap Rey.
"Teman lamaku itu lelaki Rey." Lanjut Bella.
"Iyaa gapapa kok Bella." Jawab Rey santai.
"Kamu kok gak cemburu sih Rey. Kamu udah ga sayang lagi ya sama Bella?." Tanya Bella.
"Kok ngomongnya gitu sih. Denger ya Bella. Aku percaya sama kamu."
"Terserah kamu deh Rey." Bella bernada tinggi.
"Terserah gimana?." Tanya Rey.
"Terserah kamu sekarang. Terserah apa yang mau kamu lakuin. Aku ga peduli. Jangan hubungin aku lagi. Aku benci kamu Rey." Ucap Bella.
"Bella tunggu. Dengerin penjelasan aku."
Tuut tuut tuut
Bella mematikan telponnya. Memang sudah sering Bella dengan Rey bertengkar. Tapi tidak seperti ini. Rey terdiam mendengar perkataan Bella. Berulang kali Rey mencoba untuk menelpon Bella. Tapi telpon nya tidak diangkat. Mungkin, Bella hanya perlu waktu untuk meredam amarahnya. Disaat seperti ini yang bisa Rey lakukan hanyalah mendengarkan musik. Tapi kali ini, Rey ingin keluar cari angin dan melepaskan kesedihannya.
Rey melihat jam, ini masih pukul 19.30. Rey pergi menggunakan mobil. Rey hanya mengenakan kaos polos hitam, celana pendek berwarna abu-abu dan sepatu berwarna putih. Seperti biasanya, ia juga memakai jaket. Sampai saat ini, perkataan Bella masih terngiang dipikiran Rey. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
CIIITT.
Rey langsung menginjak pedal rem karena dia hampir saja menabrak seseorang. Rey keluar dari mobil. Seseorang yang tadi hendak dia tabrak sedang terjongkok dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"M...m..maaf yaa. Lo gapapakan?." Tanya Rey keluar dari mobil lalu menghampiri orang tersebut.
"Gapapa kok." Jawabnya tertunduk lalu melihat ke Rey.
"Lo? Baila?." Tanya Rey penuh keheranan. Rey bersyukur karena tidak menabrak teman sekelasnya itu. "Untung ga jadi ketabrak Bai." Lanjutnya.
"Iya Rey." Jawabnya.
"Lo mau kemana malem-malem gini?." Tanya Rey.
"Gue abis les. Tadi gue mau nyebrang ngejar taksi."jelas Baila.
"Dasar. Kemaren lo nunggu taksi. Sekarang lo kejar dia. Terus ngedapetinnya kapan?." Ledek Rey.
Baila tersenyum tipis. Menurut Baila, Rey itu cowo cuek tapi ternyata Rey juga bisa diajak bercanda.
"Tadinya udah mau dapet Rey. Eh terhalang sama lo." Ledek Baila.
"Rumah lo masih sama apa udah pindah?." Tanya Rey.
"Masih sama kok." Jawab Baila.
"Balik sama gue aja ya. Kan gue udah tau rumah lo. Taksi nya juga udah kemana tau tuh. Emangnya lo mau nunggu lama tapi pas udah didepan mata dia pergi gitu aja? Karena ternyata didalam taksi sudah ada penumpangnya. Dan lo? Terlewatkan hahah." Tawa Rey meledak dikeheningan malam.
"Hehehe iya iya." Ucap Baila.
Rey dan Baila pun masuk kedalam mobil. Radio didalam mobil Rey memutar lagu Dive. Tidak disangka, Baila ikut bernyanyi dan Rey juga ikut bernyanyi. Ternyata Baila memiliki suara yang merdu. Rey mengagumi suara Baila.
"Suara lo bagus Bai." Ucap Rey yang tetap fokus menyetir.
"Makasih." Ucapnya.
"Nanti gue bawa gitar. Kita nyanyi bareng oke." Ucap Rey melihat sebentar ke Baila.
"Malu ah." Baila melihat Rey lalu tersenyum.
"Pokoknya nanti kapan-kapan gue bawa gitar oke. Ga perlu malu Bai. Suara lo bagus." Rey tersenyum meyakinkan.
"Nurut aja deh." Jawab Baila.
"Hahahaha. Temenin gue makan dulu ya. Perut gue berisik. Mau denger ga? Ah jangan deh, nanti kuping lo budek." Ledek Rey memegang perutnya.
"Terserah hahaha. Makan di Restauran Favorit gue aja. Ga jauh dari sini kok."
"Siap tuan putri." Jawab Rey.
Rey dan Baila sudah mulai akrab. Mungkin disaat bersama Baila, Rey merasa sedang bersama Bella. Setelah sampai di Restaurant. Mereka langsung memasuki Restaurant. Ternyata ada Zidan dan Devva sedang asik mengobrol. Saat melihat mereka, Baila bilang kepada Rey untuk pindah ke Restaurant lain saja. Rey menuruti perkataan Baila. Lalu mereka pergi mencari Restaurant lain. Rey melihat perubahan eksperi di wajah Baila, yang tadi ceria menjadi murung seperti sedang memikirkan sesuatu. Baila tidak mengucapkan sepatah kata pun, suasana didalam mobil menjadi hening. Sampai di restaurant Tirta, mereka turun. Rey dan Baila memesan makanan. Saat menunggu makanan, Rey berusaha untuk memecahkan suasana keheningan karena tidak menyukai suasana hening."Kok tadi lo minta pindah Bai? Itu kan Restaurant Favorit lo?" Rey sedikit berbisik.
"Gapapa. Gue bosen makan disitu. Gue mau ngerasain makanan di restaurant lain." Jelas Baila sambil tersenyum tipis. Rey tahu, kalau Baila sedang berkata bohong. Terlihat jelas diwajahnya.
"Lo ga bisa berbohong Bai." Ucap Rey dengan suara yang sangat pelan.
"Apa?." Tanya Baila karena tidak mendengar perkataan Rey."N..ngga kok. Nama panjang lo siapa Bai?." Tanya Rey mengalihkan pembicaraan.
"Aerilyn Baila Cintakirana." Jawab Baila.
"Kaya es yaa.. ABCD."
"Gaada D nyaa Reynand Alexi." Jawab Baila tertawa.
"Btw nama lo artinya bagus."
"Emang apa artinya?."" Aerilyn itu udara yang murni dan menyejukkan," Rey berpikir dan menggaruk kepalanya yang mungkin tidak gatal "Cintakirana/Cinta itu Cinta, Kirana itu Cahaya yang terang benderang." Jelas Rey tersenyum lega.
"Baila nya?." Tanya Baila.
"Wah kalo yang itu saya tidak tahu bu, saya orang baru disini." Ledek Rey memberikan senyuman khasnya
"Lo ini ngelawak mulu kerjaannya hahaha." Ucap Baila tertawa.
"Gue suka aja bikin orang ketawa." Jelas Rey.
"Kenapa?." Tanya Baila
"Gue seneng aja saat gue jadi alasan seseorang bisa tertawa" Ucap Rey yang matanya menatap mata Baila.Makanan mereka datang. Rey memesan makanan lagi untuk dibungkus. Katanya, mau diberikan kepada orang tuanya Baila. Setelah mereka selesai makan, Rey mengantarkan Baila pulang. Tetapi Rey tidak mampir kerumah Baila karena sudah malam. Tidak enak bertamu dimalam hari. Rey hanya menitip salam kepada kedua orang tuanya. Baila berterima kasih kepada Rey karena sudah ditraktir makan dan diantar pulang. Punggung mobil Rey masih terlihat dalam pandangan Baila. Baila mulai terasa nyaman kepada Rey walaupun mereka belum lama berteman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Storie d'amoreReynand Alexi Adhyastha adalah siswa pindahan dari Amerika yang tampan dan bersikap peduli kepada siapapun. Sikap dinginnya datang saat kepercayaannya dihancurkan begitu saja. Ada satu cewek yang sangat menyebalkan baginya. Keadaan merubah segalany...