22

1.1K 34 0
                                    

Entah kapan rasa ini datang. Yang jelas tanpa undangan. Aku pun masih bimbang bisakah menerima rasa ini dengan senang.

Rey terbangun dari tidurnya, ia melihat Mika sudah tidak ada di kamarnya. Rey menuju kamar mandi untuk mencuci muka dahulu. Lalu ia menuju dapur karena perutnya sudah keroncongan. Saat ia menuruni tangga, sudah tercium aroma masakan. Rey mempercepat langkahnya.
"Pagi." Sapa Mika saat melihat Rey.

"Udah pada makan?." Tanya Rey membuka kulkas.

"Udah." Jawab Mika dan Salsa.

"Eh gue boleh berenang gak?." Tanya Mika mendekati kolam renang. Dengan jailnya, Rey menghampiri Mika lalu mendorongnya hingga Mika tercebur.
"Iye boleh." Ucap Rey tertawa melihat Mika tercebur.

"Ihh cowo gue." Ucap Salsa melipat kedua tangannya dan menatap sengit ke arah Rey. Lalu Rey mengangkat jari telunjuk dan jari tengah yang melambangkan damai sambil tertawa. Devva yang masih sibuk menyiapkan makanan lalu ditaruh di meja pinggir kolam. Devva dan Rey belum sarapan karena Devva dari tadi memasak. Salsa ikut bergabung duduk bersama Devva, hp Rey berbunyi bertuliskan nama Bella.
"Reyyyy, hp lo bunyi nih." Teriak Salsa yang masih memandangi hp Rey.

"Siapa?." Tanya Rey yang sedang minum jus dipinggir kolam.

"Bella." Lanjut Salsa.

"Biarin aja, matiin kalo perlu." Ucap Rey memandang sebentar ke arah Salsa dan Devva.

"Kenapa?." Tanya Salsa. Devva fokus dengan hpnya.

"Gapapa."

"Takut flashback ya?." Ucap Salsa tersenyum meledek. Devva mendengarkan percakapan mereka.

"Gak" Jawab Rey singkat.

" Gak apa?."

"Gak pengenn." Timpal Rey.

"Jangan gitu ke mantan, kan pernah bikin kenangan." Ucap Salsa. Rey hanya memberikan senyum miring.

"Lo aja yang ngangkat." Ucap Rey. Dengan cepat Salsa mengangkatnya lalu menyodorkan hpnya kepada Devva. Rey tertawa. Devva mengangkat satu alisnya karena bingung.

"Lo ngomong." Ucap Salsa berbisik. Devva mengangguk lalu membesarkan volume suaranya yang membuat Rey dan Salsa bisa mendengar.

"Halo?." Ucap Devva.

"Rey nya ada?." Tanya Bella. Rey menggelengkan kepalanya.

"Rey nya lagi ke dapur." Ucap Devva, Rey tersenyum.

"Ini siapanya?." Tanya Bella. Devva menatap Rey, dari raut wajahnya ia bingung harus menjawab apa.

"Pacarnya." Lanjut Salsa. Devva menepuk pundak Salsa.

"Ohh." Nada bicaranya seperti orang kecewa. "Nanti bilang Rey, kalo Bella nelpon." Lanjutnya.

"Ok." Ucap Devva. Telpon terputus.

"Terima kasih buat kalian berdua." Ucap Rey mengangkat dua jempolnya. Mika beranjak dari kolam, ia menghanduki tubuhnya. "Gak berenang?." Tanya Mika kepada teman-temannya. Mereka menggelengkan kepalanya.

"Mik, anterin gue kerumahnya Dewi mau gak? Lo tunggu sini dulu ya Dev, sebentar kok." Ucap Salsa. Devva mengangguk.

"Yaudah ayo." Ucap Mika.

◼◼◼◼

Mika dan Salsa pergi. Rey menghampiri Devva dan duduk dihadapannya. Rey mengambil nasi dan lauk untuk sarapan. Begitu juga dengan Devva.
"Emang bener ini yang masak lo?." Tanya Rey kepada Devva. Ia mengangguk. "Mayan enak. Pinter masak juga lo." Lanjut Rey.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang