9

1.4K 47 0
                                    

Berpisah denganmu sungguh menyakitkan. Tapi hakihat dari pertemuan, jika siap bertemu maka harus siap juga untuk berpisah. -unk

Hari Selasa, Rey menuju ke Amerika. Ia izin sekolah sampai akhir pekan karena ia akan menjemput adiknya. Rey tiba di Amerika pada sore hari. Setelah sampai dirumahnya, ia langsung pergi ke kamarnya untuk melihat keadaan kamarnya yang sekarang. Belum ada yang berubah, masih terpajang foto ia bersama Bella. Ia tersenyum saat melihat fotonya bersama Bella. Orang tua Rey masih berada ditempat kerja, dirumah cuma ada Daffa dan pembantunya. Rey pergi ke kamar Daffa untuk melihat keadaan adiknya. Saat memasuki kamar Daffa, terlihat sepi. Ternyata Daffa sedang tertidur. Keisengan Rey muncul untuk mengganggu Daffa. Ia pun mencubit pipi Daffa berkali-kali. Daffa yang merasa sakit langsung terbangun dan terkejut melihat Rey. Daffa terlihat senang. Dari sore sampai malam, mereka menghabiskan waktu dengan bermain game. Selain hobi berenang, Daffa juga hobi bermain game. Mereka kelelahan lalu tertidur pulas.

Esoknya, Rey mengantarkan Daffa ke sekolah karena orang tua Rey sudah berangkat kerja. Diperjalanan, Rey dan Daffa mengobrol.

"Daf, kamu beneran mau pindah ke Indonesia?." Ucap Rey menggunakan bahasa Indonesia. Daffa memang besar di Amerika tetapi ia lahir di Indonesia. Setahun setelah ia lahir, mereka pindah ke Amerika karena ada suatu masalah. Rey selalu menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan Daffa. Rey berpendapat, kita tidak boleh melupakan negara asal kita.

"Iya benar kak." Jawab Daffa menangguk senang.

"Kenapa? Emangnya kamu nanti ga nangis jauh dari mama papa?"

"Engga dong ka. Aku kan udah besar." Ucap Daffa.
Rey tertawa mendengar perkataan adiknya. Rey mengacak rambut Daffa.

"Kakak tau nih pasti ada satu alasan lain kan?." Desak Rey.

"Engga kok ka. Aku emang beneran mau tinggal sama Kakak. Aku mau tau gimana Indonesia." Ucap Daffa, seperti menyembunyikan sesuatu.

"Jadi kamu gamau jujur sama kakak? Kamu itu gabisa bohong dari kakak."

"Serius kak, Aku ingin tinggal sama Kakak. Iya emang ada alasan lain. Aku udah gak betah sekolah dan tinggal disini."

"Kenapa?." Tanya Rey.

"Thomas. Temanku. Kita pernah bertanding sepak bola karena aku tidak bisa bermain jadi aku kalah kak" jelas Daffa.

"Dalam permainan itu, menang kalah biasa dek." Ucap Rey menyemangati adiknya.

"Iya kak. Tapi dia ngeledekin aku terus didepan teman-temanku. Dia juga ngeledekin aku didepan orang yang aku suka."

"Kamu itu umur 8 tahun dek. Gaboleh pacaran."

"Kan cuma suka kak."

Rey memikirkan cara agar masalah Daffa selesai lalu tidak diledekin lagi oleh Thomas.
"Oke. Kalo gitu, nanti kamu bilang ke dia. Hari jumat tanding ulang."

"Tapi kak, kalo aku kalah gimana?"

"Bismillah aja."

Setelah sampai disekolah, Daffa memberitahu kepada Rey bahwa Thomas baru turun dari mobil. Rey menyuruh Daffa untuk mengatakannya hal yang diperintah Rey. Daffa menuruti perintah kakaknya, ia berjalan menghampiri Thomas yabg ingin masuk ke dalam sekolah. Terlihat Daffa sedang berbicara lalu Thomas terlihat tertawa, mungkin ia sedang menertawakan tantangan dari Daffa. Rey hanya terdiam melihat perlakuan Thomas kepada adiknya. Bahkan Thomas dan teman-temannya mendorong Daffa. Rey marah tetapi tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak pantas melawan anak kecil. Teman Daffa datang untuk membelanya.

Rey harus melatih Daffa dan timnya untuk bermain sepak bola dan mereka menyetujuinya. Setiap pulang sekolah, mereka latihan sampai hari Kamis karena hari Jumat mereka akan bertanding. Rey terlalu fokus untuk menyelesaikan masalah adiknya, ia lupa untuk menemui Bella dan menyelesaikan masalahnya dengan Bella.

                    ★★★★★★

Hari Jumat pun tiba, mereka akan melakukan pertandingan di lapangan perumahan Thomas. Saat tim Daffa datang ke lapangan, Thomas memandang dengan tatapan merendahkan. Disana juga terlihat seseorang yang menemani tim Thomas. Saat pertandingan ingin dimulai, Rey menyampaikan sesuatu kepada tim Daffa.
"Okay. listen to me. I'm sure you can beat them. (Oke. dengarkan aku. aku yakin kau bisa mengalahkan mereka.)" Ucap Rey kepada mereka.

"We were afraid. What if we fail again? (kita takut. Bagaimana jika kita gagal lagi?)." Tanya Daffa kepada Rey didepan timnya.

"Someone once said, Your biggest weakness is when you give up and your greatest power is when you try one more time. (Seseorang pernah mengatakan Anda paling lemah ini ketika Anda menyerah dan kekuatan adalah ketika Anda mencoba sekali lagi.)" Ucap Rey memberi motivasi.

"Yes, you're right, brother. We have to try it again. So we've got spirit. (Ya, kamu benar kak. Kita harus mencobanya sekali lagi. Jadi kita harus semangat)." Ucap salah satu dari tim Daffa yang terlihat optimis.

"So? What you can do it? (Jadi? Apa kalian bisa melakukannya?)" Tanya Rey meyakinkan.

"Yes, we can do it. (Ya. Kita pasti bisa)." Ucap mereka.
Akhirnya pertandingan pun dimulai. Permainan tim Daffa sudah mulai berkembang. Mereka sering sekali melakukan penyerangan. Mereka bermain hanya dengan waktu 10 menit di babak pertama dan 10 menit dibabak kedua.

Babak pertama dimenit kelima, Tim Thomas mencetak gol. Skor menjadi 1-0. Rey memberi semangat dari pinggir lapangan. Tim Daffa terlihat lebih semangat lagi. Dimenit kesembilan, Chris dari tim Daffa berhasil mencetak gol. Skor berubah menjadi seimbang. Babak pertama selesai. Sekarang mulai pertandingan babak kedua, mereka sama-sama kuat. Di menit ketujuh, tim Daffa berhasil mencetak gol untuk kedua kalinya. Skor menjadi 1 untuk tim Thomas dan 2 untuk tim Daffa. Semenit sesudah itu, Tim Thomas kembali mencetak gol dan skor menjadi seimbang. Dimenit terakhir, Daffa yang sedang membawa bola tepat berada didepan gawang, ia langsung menendang bola ke arah gawang dan gol. Setelah itu, waktu pun habis. Pertandingan selesai. Tim Daffa memenangkan pertandingan. Daffa dan timnya melakukan selebrasi didepan Thomas karena tidak menyangka bisa mengalahkan Thomas. Rey sangat bahagia melihat adiknya bahagia. 

★★★★★

Hari sabtu, Rey mengantarkan Daffa pergi ke sekolah. Ini hari terakhir Daffa bersekolah di Amerika. Saat sampai di sekolah, terlihat Thomas dan teman-temannya mendekati Daffa dan Rey. Ternyata, Thomas bermaksud untuk meminta maaf karena perlakuannya selama ini kepada Daffa. Thomas mengajak Daffa bergabung kedalam timnya. Daffa menolak karena ia akan pergi ke Indonesia dan tinggal bersama kakaknya. Rey sangat senang masalah adiknya terselesaikan. Thomas merasa malu karena telah merendahkan Daffa. Rey hanya tertawa melihat kelakuan mereka. Daffa masuk kedalam kelasnya bersama Thomas. Rey baru ingat, ia harus menemui Bella.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang