28

1K 34 5
                                    

"Pagi." Ucap Devva membuka tirai kamar Rey. Rey yang baru terbangun menyipitkan matanya saat melihat paparan sinar matahari. "Gimana kakinya?" Tanya Devva duduk di kursi samping ranjang.

"Nyeri." Ucap Rey tersenyum. "Lo sama siapa kesini?." Tanya Rey.

"Sendiri. Lo udah makan belum?." Devva memperhatikan kaki Rey. Rey menggelengkan kepalanya. "Makan ya?" Tanya Devva.

"Nanti aja, belum laper." Ucap Rey memegang kakinya.

"Udah gua beliin makanan ini, pokoknya harus makan gak mau tau." Devva membuka makanan "buka mulutnya." Perintah Devva. Tanpa disadari Rey menurut dengan perintah Devva. Rey membuka mulutnya.

"Lo udah makan?" Tanya Rey ucapannya tidak jelas karena ia sedang mengunyah makanan.

"Lo ngomong apa?" Tanya Devva kebingungan.

Rey mengambil minum. "Lo udah makan?" Tanya Rey.

"Belum" Jawab Devva. Rey mengambil sendok dari tangan Devva.

"Kalo gitu lo juga harus makan, cepet buka mulutnya." Ucap Rey menyuapi Devva. "Oh iya, tadi kesini naik apa?" Tanya Rey.

"Bawa mobil." Jawab Devva kembali mengambil sendok dan menyuapi Rey.

"Hah? Berat dong kalo bawa?" Tanya Rey menahan ketawa.

"Ih maksudnya mengendarai." Jelas Devva mengacak rambut Reynand. Rey tertawa melihat muka Devva. Mereka terlihat semakin akrab.

                          ◻️◻️◻️◻️

Keesokan harinya, orang tua Rey datang kerumah sakit. Sebenernya Rey melarang mereka untuk ke Jakarta, tetapi mereka tetap datang tanpa sepengetahuan Rey. Mata mamanya terlihat berkaca-kaca saat melihat anaknya terbaring di Ranjang rumah sakit. Rey yang terlihat gagah, sekarang hanya bisa terbaring. Sesekali ia memperhatikan kakinya. Jangankan berlari, berjalan saja sudah tertatih.Tetapi, senyum Rey masih terlukis di bibirnya.
"Gimana kakinya?" Tanya mama Rey sambil memandangi kaki anaknya.

"Bengkaknya udah mulai kempes, mah." Jelas Rey. Disana juga ada dokter yang menangani Rey. Ayah Rey meminta penjelasan tentang keadaan anaknya.

"Bengkaknya udah mulai kempes ni pak. Setelah ini, akan ditindaklanjuti dengan operasi pemasangan pen di kaki Rey." Jelas Dokter Lucca.

"Operasinya kapan dok kira-kira?" Tanya Mama Rey.

"Kalo diliat dari keadaan Rey sekarang, sekitar 3-4 hari kedepan. Kita akan buat jadwal operasi untuk Rey." Jelas Dokter.

Sudah 3 hari Rey dirawat, setiap hari teman-temannya yang bergantian menjaga Rey. Zidan mendapat skors dari sekolah karena terbukti sengaja mebuat Rey cidera. Setiap pulang sekolah Devva selalu menjenguk Reynand. Ada saja tingkah konyolnya yang membuat Reynand tertawa. Pernah suatu hari, ia menghampiri Reynand dengan tergesa-tesa, nafasnya masih terengah-engah.

"Kenapa?" Tanya Rey bingung melihat tingkat Devva.

"I..i..tu" ucapnya terbata-bata.

"Ada apa?" Tanya Rey mengulang.

"Gu..e salah ma..masuk ruangan anjir." Ucapnya sambil memegang pinggang.

"Hah?." Tanya Rey kebingungan.

"Tu.. tunggu, kasih gue waktu sejenak." Ucapnya membuat Reynand tertawa.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang