Hari Senin, masih sama seperti biasanya. Lebih tepatnya tidak ada yang istimewa. Dikelas, Rey hanya memainkan pulpennya sambil melamun. Mika mulai sibuk dengan Salsa. Devva memainkan hpnya. Sedangkan Baila, memperhatikan guru yang sedang menerangkan didepan. Baila yang melihat Rey melamun tersenyum kecil dan ingin menyadarkan Rey dari lamunannya itu.
"Rey." Ucap Baila.
"Ehh. Iya Bella." Ucap Rey spontan menyebut nama Bella.
"Bella?." Tanya Baila kebingungan.
"Yahh ketauan deh lo lagi mikirin Bella kan?." Ucap Mika yang seketika ikutan berbicara.
"Engga kok. So tau dah." Ucap Rey menonjok pelan tangan Mika.
Bu Dewi, guru Biologi yang terkenal cukup killer. Ia berjalan menuju tempat duduk Rey dan Mika. Bu Dewi yang melihat kelakuan mereka marah karena tidak memperhatikan saat dia sedang mengajar. Mika dan Rey disuruh keluar kelas. Hari ini, mereka berdua tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran Biologi.
"Akhirnya ga ikut pelajaran Bio." Ucap Mika sambil tertawa.
"Enak sih enak. Tapi kita mau kemana sekarang?." Tanya Rey menggaruk kepalanya.
"Kemana yaa? Uks aja kali ya?." Ucap Mika.
"Nah boleh tuh. Mood gue lagi ancur dan gue ngantuk, mending kita numpang tidur disana hahahaha."
Mereka berdua pun tertawa. Saat mereka berjalan ke UKS terlihat Zidan dan Arya sedang berjalan. Saat mereka berpapasan, Zidan mengolok- olok Rey dan Mika.
"Liat tuh Ya, anak baru aja udah berani ninggalin pelajaran. Mau jadi apa coba? Lo jangan kaya gitu." Ucap Zidan kepada Arya.
Rey yang mendengar perkataan Zidan langsung menghentikan langkahnya lalu membalikan badannya melihat ke arah Zidan. Rey menatap Zidan dengan sengit. Mika yang melihat Rey langsung mengalihkan pembicaraan dan mengajak Rey untuk ke Uks. Untung saja, penjaga Uks sedang tidak masuk jadi mereka bisa tidur sepuasnya sampai jam istirahat. Rey yang sudah tertidur, masuk ke alam mimpi. Ia mimpi bertemu Bella dan ternyata Bella memutuskan hubungannya dengan Rey.★★★★★★
Rey terbangun mendengar suara Mika yang sedang mengobrol dengan Salsa. Ternyata Salsa menyusul Mika untuk pergi ke kantin bersama. Salsa bersama dengan Devva. Mika mengajak Rey untuk makan dikantin bersama. Saat dikantin, mereka berempat duduk di satu meja. Salsa duduk didepan Mika sedangkan Devva duduk di depan Rey. Sebenarnya Rey sangat malas berada di satu meja yang sama. Tetapi dia tidak bisa menolak permintaan temannya itu.
Rey melihat Baila yang sedang membawa makanan, Baila terlihat kebingungan mencari tempat. Jadi Rey memanggil Baila untuk bergabung bersamanya. Baila duduk disamping Devva dan didepan Rey. Posisi Devva berada ditengah antara Salsa dan Baila.
"Rey, gue baru inget. Ada salam dari adik gue si Niko. Katanya minta diajarin biar ganteng kaya lo." Ucap Baila sambil menyantap makanannya.
"Waalaikumsalam. Salam juga ya buat Niko. Aneh juga si Niko minta diajarin hahaha. Yaudah bilang ke Niko, telpon gue aja nanti." Ucap Rey tersenyum.
"Yaila. Samping kanan kiri pada pdkt. Jadi nyamuk deh gue." Ucap Devva heboh.
"Siapa Dev?." Tanya Salsa yang mengalihkan pandangannya ke Devva.
"Nih ya, lo sama Mika. Si Baila sama si ngeselin." Ucap Devva
Rey yang mendengar perkataan Devva hanya diam saja dan memberi tatapan dingin kepadanya cukup lama. Devva yang menyadari hal tersebut langsung bergidik ketakukan. Tiba-tiba, gerombolan Zidan mendatangi meja mereka. Zidan mengobrol dengan Devva tetapi pandang matanya terfokus kepada Baila. Rey menyadari hal tersebut. Terdengar suara seseorang dibelakang Zidan sedang berbicara sendiri. Itu salah satu temannya Zidan, Angga. Angga berbicara seolah menyindir seseorang. Rey melihat ekspresi Baila berubah dan mempercepat makannya. Rey menyadari sindiran itu sepertinya untuk Baila. Lalu, Baila terbangun dari duduknya dan beranjak untuk pergi. Belum sempat pergi, Rey menarik tangan Baila agar tetap ditempatnya. Rey bangun dari duduknya lalu berjalan ke arah Angga yang berada dibelakang Zidan."Lo banci." ucap Rey kepada Angga.
"Apa lo bilang? Ga salah denger?" Ucap Angga memajukan badannya.
"Kuping lo rusak? Enggakan?." Tanya Rey mendorong badan Angga.
"Eh berani lo ya sama gue." Tantang Angga. Mendengar ucapan Angga, Rey tersenyum tipis.
"Terus? Kalo gue berani gimana?."
Angga yang kesal, melayangkan tinjunya ke arah wajah Rey. Dengan cepat, Rey mengangkap tangan Angga lalu memutar dan mendorongnya."Nah gitu dong. Lawan gue. Jangan lawan cewe. Nyindir lagi" Ledek Rey tertawa meledek.
Zidan tidak senang melihat temannya diperlakukan seperti itu sama Rey. Mika yang melihat Zidan marah langsung saja meminta maaf kepada Zidan dan meminta kepada Rey untuk menghentikannya. Seisi kantin memperhatikan kejadian itu. Sedangkan Baila beranjak pergi dan Rey menyusulnya. Baila terhenti di taman belakang sekolah lalu ia duduk dibawah pohon. Rey ikut duduk bersamanya. Baila terlihat sangat murung, tidak ceria seperti biasanya."Bai." Panggil Rey sambil memandangi taman.
"Iya Rey." Pandangan Baila tertuju ke langit.
"Lo gapapa kan?"
"Iya."
"Sebenernya apa permasalahan lo sama mereka?." Baila tidak menjawab. Ia bungkam dengan pertanyaan Rey.
"Maaf. Ga seharusnya gue nanya begini. Ini urusan pribadi lo," Rey menunduk. "Balik ke kelas yuk."
"Yuk."
Saat mereka memasuki kelas dan berjalan ke tempat duduk, pandangan Devva terlihat dingin kepada Rey dan Baila. Tidak ada percakapan antara Rey dan Mika karena ini jam pelajaran bahasa Inggris dan hari ini ulangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
RomanceReynand Alexi Adhyastha adalah siswa pindahan dari Amerika yang tampan dan bersikap peduli kepada siapapun. Sikap dinginnya datang saat kepercayaannya dihancurkan begitu saja. Ada satu cewek yang sangat menyebalkan baginya. Keadaan merubah segalany...