15

1.3K 38 0
                                    

Tiba-tiba Mika keluar kelas dan bergabung dengan mereka. Andi menanyakan beberapa hal yang tidak penting tentang Devva. Mika hanya menjawab singkat. Sedangkan Rey hanya mendengarkan percakapan mereka.
"Eh emangnya tadi lo pada gak ngeliat pas si Devva didorong?" Tanya Reza memasang wajah serius.

"Kenceng banget anjir. Rasanya pengen gue bantuin buat berdiri tuh si Devva." Celetuk Andi yang lagi-lagi membuat teman-temannya tertawa.

"Emang lo ngomong apaan sih sama si Zidan sampe dia semarah itu? Pake dorong Devva segala lagi. Cowok kok kasar ya." Tanya Mika membuat Rey diam sejenak. Rey merasa bersalah kepada Devva karena dia memancing emosi Zidan.

"Si Zidan nanya tadi malem dia jalan sama Devva apa enggak kan, terus Rey bilang, kalo iya emang kenapa. Gitu." Lanjut Riko menjelaskan kejadian itu karena Ia melihat langsung.

"Dia nyangkanya gue jalan sama Devva padahal mah gue nganter dia balik doang. Sebenernya mah ogah, gue udah tau pasti si Zidan bakal ngamuk. Beneran terjadi kan." Jelas Rey sambil memainkan jari jemarinya.

"Santai bro. Bisa jadi kenangan karena lo pernah ributin si Zidan. Orang kaya dia sekali-kali harus dikasih pelajaran." Ucap Dika menepuk pundak Rey.

Rey masuk ke dalam kelasnya, ia melihat mata Devva sembab habis menangis. Sebenernya Rey merasa bersalah dan kesal. Ia jadi berurusan dengan Zidan karena hanya mengantar Devva pulang. Saat Rey ingin duduk dikursinya, Baila memanggilnya "Rey. Luka lo udah mendingan?."
Rey hanya menganggukan kepalanya. Sedangkan teman-temannya yang mendengar langsung tertawa meledek.

"Ekhem." Celetuk Andi. Rey hanya memutar bola matanya.

🕳🕳🕳🕳

Bel pulang berbunyi, Rey langsung pulang ke rumahnya karena ingin segera merebahkan tubuhnya. Menurutnya, ini adalah hari yang sangat melelahkan. Rey tidak menyangka ia akan berantem dengan Zidan karena hal sepele.

Sampai di rumah, Rey membersihkan tubuhnya lalu pergi ke kamar, Daffa belum terbangun dari tidurnya. Hp Rey berdering, tertulis nama Bella yang menelpon. Tanpa basa-basi, Rey langsung menolak panggilan itu. Berkali-kali Bella menelpon, yang dilakukan Rey selalu sama.

Enak banget, lo datang tanpa diundang, perginya sesuka hati lo tanpa mikir perasaan gue. Batin Rey.

Pesan dari Bella, Rey langsung menaruh hpnya dan menutup wajahnya menggunakan bantal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesan dari Bella, Rey langsung menaruh hpnya dan menutup wajahnya menggunakan bantal.

"Bi, nanti kalau Bella pulang tolong bilang ya, suruh masuk ke kamarnya." Ucap Rey setelah keluar dari kamar Bella sewaktu ia ke Amerika.
Sebelum datang ke Bella, Rey menulis pesan disebuah surat dengan bunga dan coklat.

Isi dari surat itu:

Cinta sejati adalah cinta yang tidak mencapai tujuan.
Ada warna, ada cahaya, bila kamu disampingku.
Aku tak pernah berhenti di satu tempat.
Aku tak pernah tinggal di satu tempat.
Seperti aku sedang mencari seseorang seperti yang aku dambakan.
Tapi sejak aku melihatmu,
Aku merasakan hal yang belum pernah kurasakan.
Hatiku membuatku terjaga.
Dan masuk ke dalam mimpi.
Sifatku telah berubah.
Seolah-olah aku telah mendapatkan keberuntungan.
Yang aku doakan saat ini
Agar hatiku takkan pernah hancur.

Ck, bego banget sih Rey, ngapain juga lo bales pesan dari dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ck, bego banget sih Rey, ngapain juga lo bales pesan dari dia. Batin Rey.

Setelah itu, Reynand tidak membalas pesan Bella. Ia memang masih sayang kepada Bella, tapi terkadang rasa itu tergantikan dengan kebencian. Saat Rey ingin memejamkan matanya, terdengar ketukan pintu. Rey beranjak untuk membuka pintu, ternyata itu Mba Minah. Ia bilang ada tamu yang mencari Rey. Rey kebawah untuk menemui tamu itu. Terlihat Mika sedang duduk diruang tamu. 

"Mika. Ngapain lo kesini?." Tanya Rey lalu duduk sebelah Mika.

"Numpang makan. Lo ada makanan gak?." Mika to the point kepada Rey sambil memegang perutnya.

"Yaa si kambing. Gue pikir ada apaan. Dateng minta makan enak banget. Ke warteg aja sono." Ucap Rey meledeknya. Rey berjalan menuju dapur dan menyuruh Minah untuk menyiapkan makanan buat Mika.

"Lo jadi makan kagak?" Teriak Rey dari dapur. Mika langsung berlari menuju dapur.

"Yes, akhirnya gue makan juga setelah dua hari gak makan." Ucap Mika sambil mengacak rambut Rey.

"Mau makan dimana Rey?." Tanya Mba Minah.

"Makan di pinggir kolam aja mba." Ucap Rey mengambil piring yang berisi makanan lalu berjalan ke meja makan dipinggir kolam renang. Sedangkan Mika hanya mengikutinya dari belakang. Mereka menikmati makanan yang dimasak sama Mba Minah.
Telpon Mika berdering, lalu ia mengangkatnya. Rey masih melanjutkan makannya. Setelah beberapa menit, Mika menutup telponnya. Ia bilang jika itu panggilan dari Salsa.
"Wah gawat Rey." Ucap Mika dengan muka panik.

"Kenapa?." Tanya Rey masih melahap makanannya.

"Mobilnya si Salsa mogok ditengah jalan, dia minta tolong gue buat jemput. Anterin ya? Lo ada mobil kan?." Jelas Mika dibalas anggukan kepala Rey. Setelah makanan habis, Rey mengambil mobilnya untuk menyusul Salsa.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang